Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0
Konten dari Pengguna
Sempat Gulung Tikar di Awal Bisnis, Ini 5 Fakta tentang Pendiri Keripik Karuhun
22 Maret 2020 22:10 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Siapa pencinta keripik singkong? Kamu pasti enggak asing dengan nama Keripik Karuhun yang berasal dari Tanah Sunda yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Keripik yang unik dan rasanya berbeda dengan yang lain ini, ternyata memiliki banyak perjuangan di balik kesuksesannya kini. Mulai dari usaha awal yang sempat gagal, dan bisa bangkit kembali dengan adanya bisnis kuliner keripik ini.
Seperti apa perjuangan bisnis kuliner milik Yana Hawi Arifin ini, ya? Simak di sini!
1. Gagal menjadi pengusaha properti di tahun 1998
Semua orang apalagi pengusaha bisnis, pasti pernah mengalami kegagalan di awal. Sama seperti yang dijalani Yana, ia bermula dari bisnis properti yang sudah sukses di tahun 1994. Namun karena kondisi krisis moneter dan penurunan omzet yang dialami, ia harus gulung tikar di tahun 1998.
Mengikhlaskan sudah menjadi kunci kebangkitannya kala itu. Jika dia belum ikhlas dan tidak mau bangkit, maka sampai saat ini tidak ada Keripik Karuhun yang satu ini.
ADVERTISEMENT
2. Mencoba peruntungan dengan keponakan
Kemudian ia bangkit dengan mendengarkan usulan keponakannya untuk berjualan keripik. Ia merasa sudah sangat banyak keripik singkong yang dipasarkan saat ini. Namun ia tidak patah semangat, ia memikirkan hal baru yang belum pernah dicoba sebelumnya.
Aroma jeruk yang menjadi pilihan terakhirnya. Ia mencari resep supaya keripiknya bisa laku dan pas dengan rasa jeruk yang menjadi tambahannya. Rasa gurih menjadi kunci di pikirannya kala itu.
3. Diawali jualan keliling
Awalnya, ia mengaku sangat sulit menjualkan keripik ini. Segala cara dilakukannya untuk menjalankan bisnis kuliner ini. Termasuk berjualan di segala sudut jalan di Bandung, dan memasang stiker Keripik Karuhun besar-besar di mobilnya.
Benar saja, di awal ia hanya mampu menjualkan 3 bungkus sehari, dan 32 bungkus dalam sebulan. Pemberian secara cuma-cuma kepada pembeli juga pernah dilakukan untuk mengetes pasar dari Keripik Karuhun. Ia memutuskan untuk melakukan metode MLM pada keripik ini, cara tersebut yang membawanya ke ruang kesuksesan kini.
ADVERTISEMENT
4. Memutuskan menjual rasa yang anti mainstream
Pernah melihat kerupuk dengan rasa daun jeruk? Ya, rasa itu yang diangkat oleh Yana dalam kemasan keripiknya. Ia merasa karena banyak saingan kala itu, maka ia memutar otak untuk bisa laku di pasaran.
Rasa andalannya kini menjadi original dan tentunya pedas, meskipun terdapat rasa lain yang mengikutinya. Kini produknya usah bisa laku 300 ribu bungkus dalam satu bulan, atau setara dengan Rp 240 juta. Banyak, ya?
5. Menjual produk lain
Setelah sukses dengan Keripik Karuhun, ia mencoba membuat variasi produk sebagai adik dari produknya yang pertama. Keripik Balarea namanya.
Di tahun 2013, keripik ini sudah berhasil menjualkan 700.000 bungkus per bulan. Hal lain yang membuatnya unik adalah sistem pemasarannya yang sudah mencapai Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Gimana, kamu masih ragu buat mencoba peruntungan bisnis kuliner ?