Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Terinspirasi Makanan Bazar, Usaha Ayam Suwir Ini Kini Raup Omzet Rp 100 Juta
19 Mei 2020 15:50 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Daging ayam merupakan salah satu bahan masakan kegemaran masyarakat di Indonesia. Selain ayam geprek, ternyata terdapat varian ayam suwir yang banyak beredar di pasaran. Termasuk bisnis kuliner yang berhasil dibuat oleh Devina Hartono dan I Made Yusdi.
ADVERTISEMENT
Mereka berdua memberikan nama Suwar-Suwir kepada makanan yang berhasil dibuatnya ini. Dari peluang tersebut mereka bisa menghasilkan omzet Rp 100 juta setiap bulannya. Lalu bagaimana kisah perjuangan mereka berdua dalam mendirikan kuliner ini?
Perjuangan bermula di tahun 2014, Devina dan Yusdi mengolah daging ayam dan sapi yang dibumbui dengan beberapa rempah. Semua bermula ketika mereka berdua sedang menghadiri bazar makanan di Jakarta.
Melihat varian makanan yang ditawarkan adalah masakan barat, mereka berhasil menangkap peluang untuk menciptakan bisnis kuliner dengan cita rasa Indonesia. Dengan berbekal resep dari keluarga Devina, mereka berdua mengumpulkan hasil uang tabungan untuk dijadikan modal usaha.
Sejak saat itu, mereka mencoba berjualan dengan satu unit booth, kulkas, beserta kemasan untuk memulai berjualan. Setelah satu setengah bulan berjalan, mereka mencoba kembali menyesuaikan resep dengan lidah warga Jakarta.
Awalnya mereka mencoba mengenalkan produk ayam suwir sambal matah kepada teman terdekat. Namun karena terlalu pedas, bahkan ada konsumen yang sakit perut setelah mengonsumsi makanan tersebut; maka Devina dan Yusdi kembali menyesuaikan rasa pedas supaya menarik konsumen.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, mereka mulai aktif mengenalkan produknya melalui ajang bazar untuk menarik pelanggan. Konsep unik yang diusung Devina melalui produknya ini adalah mengedukasi para konsumen dengan rempah asli Indonesia; yakni kecombrang.
Setelah membulatkan tekad, mereka berdua mengeluarkan lima rasa setelah banyak mengikuti bazar dan survei di perkantoran. Sudah banyak pihak yang meminta untuk menawarkan kerja sama dalam memasarkan bisnis kuliner ini.
Namun Devina belum memikirkan lebih lanjut karena merasa kesulitan dalam mengedukasi tentang produk dan produksi makanan yang dikelola. Ia tidak berani menurunkan kualitas makanan yang dibuatnya, bahkan ketika bahan melonjak tajam pun ia rela labanya merosot hanya karena ingin menjaga kepercayaan konsumen.
Nah, untuk antisipasi harga, maka Devina mencegahnya dengan membuat stok barang. Dari kecermatannya ini, bisnis kuliner Suwir-Suwir bisa mendapatkan laba hingga Rp 100 juta setiap bulannya.
ADVERTISEMENT
Devina dan Yusdi memasarkan produk makanannya hanya di daerah Jabodetabek, dengan dapur utama di Cinere, Jakarta Selatan. Mereka juga menjalin kerja sama dengan pemasok ayam dari Tangerang, dan bumbu dibelinya dari Pasar Induk di Jakarta serta Bogor, kini mereka tetap bisa memproduksi Suwar-Suwir.
Kalau khusus rempah kecombrang untuk pelengkap, ia mengambilnya langsung dari petani di Bogor. Hal tersebut ternyata memudahkannya untuk mendapatkan harga bahan yang relatif stabil.
Suwar-Suwir juga mengangkat tipe makanan non-MSG, hal tersebut menjadi salah satu pemikat konsumen untuk bisa terus berlangganan dengan kuliner ini. Di sisi lain, mereka juga mempertahankan kemasan yang higienis dan modern.
Kini Devina memasarkan outlet di Grand Indonesia, Neo Soho Mal, dan Lebak Bulus. Di sisi lain mereka juga memasarkan produk melalui website serta media sosial. Setiap harinya mereka bisa menjual sebanyak 300 box, dengan modal awal mendirikan sebanyak Rp 20 juta.
ADVERTISEMENT
Wah, bukan angka yang kecil, ya untuk memulai bisnis kuliner ini. Lalu, setelah membaca kisah inspiratif di atas, apakah kamu berminat untuk memiliki bisnis kuliner sendiri?