Atlet AS Komentari Kasur Anti-Seks di Olimpiade Tokyo: Brutal

Konten dari Pengguna
9 Oktober 2021 18:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Sport tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gabby Thomas, pelari asal Amerika Serikat. Foto: Instagram/@gabbythomas
zoom-in-whitePerbesar
Gabby Thomas, pelari asal Amerika Serikat. Foto: Instagram/@gabbythomas
ADVERTISEMENT
Atlet Amerika Serikat (AS), Gabby Thomas, ikut berpartisipasi di Olimpiade Tokyo 2020, Juli lalu. Ia punya kisah sendiri soal kasur anti-seks di wisma atlet.
ADVERTISEMENT
Ya, penyelenggara Olimpiade Tokyo memang menyediakan kasur anti-seks bagi para atlet. Hal itu dilakukan untuk mengurangi hubungan seksual selama pandemi virus corona.
Kasur yang dapat didaur ulang itu terbuat dari karton dan bisa ambruk jika menerima beban berlebihan. Akan tetapi, bukan itu yang menjadi permasalahan bagi Thomas.
Gabby Thomas, pelari Amerika Serikat. Foto: Instagram/@gabbythomas
"Kasurnya sangat, sangat keras, dan begitu juga bantalnya. benar-benar brutal sebenarnya," kata Thomas dikutip dari Insider.
Thomas mengaku tak menemukan cara untuk mengakali kasur tersebut. Ia mengatakan, ranjang itu membuatnya sulit beristirahat dan memulihkan diri selepas latihan.
"Kasur itu sangat kaku dan bergoyang sehingga sangat sulit bagi tubuh kamu untuk berbalik dan pulih dari latihan. Jadi, memiliki tempat tidur yang sangat keras dan tidak nyaman untuk tidur, sulit untuk mendapatkan pemulihan," tutur Thomas.
Gabby Thomas, pelari Amerika Serikat. Foto: Instagram/@gabbythomas
Kendati demikian, Thomas punya cara lain untuk memaksimalkan dirinya selama di Tokyo. Ia mencoba memanfaatkan waktunya untuk tidur, makan dengan baik, bermeditasi, mandi es, dan pijat.
ADVERTISEMENT
"Biasanya saya menghindari mandi es karena saya suka melatih tubuh saya untuk pulih dengan sendirinya tanpa bantuan alat. Tapi Olimpiade adalah waktu yang tepat untuk membiarkan tubuhku memanfaatkanya," tambahnya.
Alhasil, Thomas berhasil meraih medali perunggu di nomor 200 meter dan perak di nomor estafet 4x100 meter. Pada uji coba sebelumnya, ia adalah wanita tercepat ketiga di nomor 200 meter.