Kisah Mario Kempes yang Pensiun Bersama Pelita Jaya, Apa Kabarnya Sekarang?

Legenda Timnas Argentina, Mario Kempes. Foto: Instagram/@mario.kempes78

Siapa yang tidak kenal dengan sang Legenda Argentina, Mario Kempes? Namanya begitu jaya pada medio 1970 sampai 1980-an.

Satu gelar Piala Dunia 1978 dipersembahkan Kempes bagi tim 'Tango', yang menjadi pintu masuknya atas sederet penghargaan individu seperti Golden Boot, Golden Ball, dan Ballon d'Or.

Di kalangan pencinta sepak bola nasional, nama Kempes juga masih terngiang-ngiang hingga kini. Hal itu tak lepas dari kiprahnya di Liga Indonesia pada 1993 silam.

Kempes datang ke Ibu Kota dari klub Chile, CDF Vial, saat usianya memasuki 40 tahun dengan memperkuat Pelita Jaya. Bermain selama semusim, Kempes langsung memberikan gelar juara Galatama.

Semusim setelahnya, Kempes berperan ganda sebagai pelatih sekaligus pemain Pelita Jaya. Namun, karier kepelatihannya terhenti pada musim itu setelah Pelita Jaya kandas di babak 8 besar.

Legenda Timnas Argentina, Mario Kempes. Foto: JUAN MABROMATA / AFP

Pada 1997, Kempes akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu. Indonesia menjadi tempat terakhirnya menginjak rumput lapangan hijau sebagai pemain.

Keputusan pensiun itu tak lepas dari keinginan Kempes ingin fokus mengejar karier sebagai pelatih. Sebelum ke Indonesia, ia pernah menjadi asisten pelatih di Valencia, tetapi karirnya sebagai pelatih tidak cemerlang menjadi pemain saat itu.

Kempes masih belum dipercaya memegang klub-klub besar dan hanya melatih klub yang kurang terkenal seperti di Liga Albania, Bolivia, dan Venezuela.

Lantas, bagaimana kabarnya sekarang?

Pada 2001, Kempes akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kariernya sebagai pelatih. Ia menangani klub kecil Italia Carasano Calcio kala itu.

Meski demikian, hidup Kempes tak bisa lepas dari sepak bola. Ia melanjutkan kariernya sebagai komentator di stasiun televisi olahraga, ESPN.

Belakangan, Kempes meluncurkan buku biografinya berjudul 'Matador'. Hal itu bisa dilihat dari sejumlah unggahan pada akun Instagramnya.