Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK: Pentingnya ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Menyusui

Lisa Ramadhanty
Univ. Mercu Buana 2019
Konten dari Pengguna
24 Januari 2021 17:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lisa Ramadhanty tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Peran ASI Eksklusif selama masa menyusui tidak bisa dipungkiri manfaatnya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) ke bayi yang baru lahir sampai usianya 6 bulan. Selama kurun waktu tersebut, bayi hanya diperbolehkan menerima ASI dan tidak diberikan makanan atau minuman lainnya, termasuk air putih. Namun, bagaimana jika ibu pekerja harus kembali kepada profesi mereka masing-masing sebelum 6 bulan masa menyusui berakhir?
Praktisi kesehatan kerja dan industri nutrisi, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK memiliki ketertarikan yang sangat tinggi dalam bidang nutrisi. Beliau menangani seputar intervensi dan edukasi nutrisi pada kelompok pekerja, ibu hamil, menyusui, anak dan juga manajemen kesehatan kerja. Menurutnya, kebutuhan akan ASI Ekslusif akan memengaruhi kemajuan masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Mengapa demikian? Untuk menjawab hal ini, pria dengan sapaan Dr. Ray akan menjelaskan tentang hasil penelitiannya terkait pemberian ASI Eksklusif.
“Di negara tetangga seperti Singapura & Malaysia, tingkat dukungan terhadap pemberian ASI Eksklusif dari tempat kerja sangat tinggi. Mengingat anak adalah aset masa depan, di negara-negara maju sudah memiliki edukasi, ruangan serta flexible working hours yang memadai untuk para ibu pekerja.”
Seperti yang diketahui, pemerintah Indonesia telah membuat peraturan mengenai cuti melahirkan selama 3 bulan. Ini dianggap masih tidak optimal dalam mendukung proses laktasi antar ibu dan anak.
“Oleh karena itu, kami dari Health Collaborative Center (HCC) berusaha memberikan model promosi laktasi di tempat kerja. Sejak tahun 2015, kami bersama kedokteran kerja FKUI secara bertahap mengembangkan model serta modul untuk pengembangan inovasi tersebut agar terimplementasi dengan baik di tempat kerja.” Ujar Dr. Ray selaku Founder & Chairman dari HCC.
ADVERTISEMENT
Health Collaborative Center (HCC) merupakan wadah edukasi dan advokasi kesehatan masyarakat di bidang nutrisi, kesehatan kerja, laktasi dan kesehatan komunitas yang didirikan oleh Dr. Ray dengan tujuan memberikan penelitian serta manfaat pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja.
Beliau juga sempat mengerjakan beberapa penelitian di bidang infant and toddler nutrition. Lulusan Magister Kedokteran Kerja serta Doktor Bidang Ilmu Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini pernah membuat disertasi tentang laktasi dan edukasi nutrisi pada ibu pekerja telah menghasilkan banyak publikasi ilmiah nasional dan internasional.
Beberapa hasil penelitian dan publikasi ilmiah serta buku yang disusun Dr. Ray yang diterbitkan di jurnal nasional dan internasional diantaranya:
“Akibat dampak pandemi Covid-19, peningkatan 89% ibu menyusui di Indonesia berhasil memberikan ASI Eksklusif selama masa pandemi (Prevalensi ASI Eksklusif Indonesia 2020 sebesar 89%). Itu artinya meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya berkisar 30-40 % dari jumlah total keseluruhan.” ujar Dr. Ray.
ADVERTISEMENT
Beliau juga telah mendapatkan hasil analisis penelitian terkait model promosi laktasi di tempat kerja dapat memberikan investasi jangka panjang bagi perusahaan maupun industri yang terlibat di dalamnya.
“Ketika sudah mulai aktif lagi Work From Office (WFO), perhatian akan pemberian ASI Eksklusif di tempat kerja harus juga diperhatikan. Menurut hasil riset tim kami di HCC, dampaknya sangat baik bagi industri karena meningkatkan produktivitas kerja para pegawai dan loyalitas mereka pada perusahaan. Mengapa? Karena para pekerja wanita ini merasa di harga di tempat kerja” tambah Dr. Ray.
Dukungan pemerintah juga sudah bisa dibuktikan melalui . Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan Nomor 48/Men.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan Menkes/PB/XII/2008 TAHUN 2008 tentang Peningkatan Pemberian ASI Selama Waktu Kerja Di Tempat Kerja. Namun kendalanya ada pada pengawasan sistemnya itu sendiri.
ADVERTISEMENT
“Di perusahaan internasional sudah banyak yang memberikan perhatian penuh pada ruangan khusus pemberian ASI ini. Namun di sektor swasta maupun BUMN itu sendiri masih sering ditemukan ruang ini menyatu dengan mushola atau pemberian ASI melalui toilet. Jika model promosi ini didukung oleh perusahaan yang bergerak dalam bidangnya, dan juga pengawasan dari peraturan yang sudah ada di jaga ketat, maka hal ini akan berdampak baik karena juga model pemberian ASI di tempat kerja mendukung aspek yang menguntungkan industri.” ungkap Dr. Ray.
ASI Eksklusif memiliki kontribusi yang besar terhadap tumbuh kembang dan daya tahan tubuh anak. Anak yang diberi ASI Eksklusif akan tumbuh dan berkembang secara optimal dan tidak mudah sakit. Hal tersebut sesuai dengan beberapa kajian dan fakta global. Kajian global “The Lancet Breastfeeding Series, 2016 telah membuktikan bahwa:
ADVERTISEMENT
1) Menyusui Eksklusif menurunkan angka kemaan karena infeksi sebanyak 88% pada bayi berusia kurang dari 3 bulan,
2) Sebanyak 31,36% (82%) dari 37,94% anak sakit, karena dak menerima ASI Ekslusif.