Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Pelatihan Kreatif Olahan Lezat dari Bahan Pangan Lokal oleh Mahasiswa KKN Undip
10 Februari 2025 12:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Viska Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sindukarto, Wonogiri – Desa Sindukarto memiliki potensi luar biasa dari tanaman jagung, sayangnya belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. “Di sini jagung biasanya dibuat bakwan jagung atau pakan ternak.” ucap Ibu Sularmi, Ibu RW 1 Dusun Song Puri Wetan. Melihat poensi tersebut, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro (Undip), Viska Wulandari dari jurusan Gizi menggagas sebuah pelatihan yang mengajak warga untuk mengolah jagung menjadi olahan lezat dan bergizi. Acara pelatihan tersebut dilakukan di Balai Desa Sindukarto pada Minggu, 26 Januari 2025 dengan dihadiri oleh ibu-ibu PKK setempat.
![Foto Bersama Ibu PKK Desa Sindukarto dalam Rangka Pelatihan Kreasi Olahan dari Bahan Pangan Lokal (26/01/2025) (Foto: Dok KKN)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkp00ggq6wtxz7xhfzaqg819.jpg)
Jagung merupakan kelompok serealia sekaligus sumber karbohidrat yang setiap 100 gramnya mengandung 366 kkal, protein 9,8 gram, lemak 7,3 gram, dan karbohidrat 69,1 gram. Olahan jagung cukup beragam mulai dari makanan tradisional hingga kreasi pangan lainnya seperti schotel. Schotel merupakan makanan yang berasal dari kebudayaan Eropa yang diperkenalkan oleh orang Belanda di Indonesia. Nama “Schotel” atau “schaal” berasal dari bahasa Belanda yang mengacu pada wadah yang digunakan untuk membuat hidangan ini. Secara umum, bahan utama dalam pembuatan schotel adalah makaroni, daging, dan susu.
ADVERTISEMENT
Pelatihan ini diawali dengan pemaparan sekilas tentang schotel dan dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan schotel. Schotel yang dibuat sangat menarik karena susu sebagai salah satu bahan utamanya diganti dengan santan. Hal ini tentu akan memudahkan masyarakat yang ingin menggunakan bahan lokal dan mudah didapatkan di sekitar mereka.
“Schotel ini biasanya menggunakan susu dalam pembuatannya, namun kali ini saya akan menggantinya dengan santan. Rasanya akan cenderung gurih khas santan dan cocok bagi yang tidak suka susu.” jelas Viska
Kegiatan demonstrasi pembuatan schotel ini mendapat respon yang sangat positif dari para peserta. Ibu-ibu PKK tampak sangat antusias, bahkan ada yang langsung ingin mencoba membuatnya. Dukungan penuh juga datang dari Ibu Prapti Jarwani, ketua Tim Penggerak PKK Desa Sindukarto, yang mengajak ibu-ibu untuk berkreasi.
ADVERTISEMENT
“Monggo ibu-ibu yang penasaran langsung saja maju ke depan. Ini bisa menjadi ide jualan di warung PKK, apalagi makanan seperti ini disukai anak muda.” Ajak Ibu Prapti dengan semangat.
Melalui pelatihan ini, diharapkan masyarakat Desa Sindukarto tidak hanya memperoleh wawasan baru, tetapi juga termotivasi untuk menggali potensi bahan pangan lokal menjadi kreasi kuliner yang unik dan memiliki nilai jual yang tinggi.