Konten dari Pengguna

Satoyama: Solusi Pangan Berkelanjutan dari Lahan Pekarangan Desa Sindukarto

Viska Wulandari
Mahasiswa Gizi Universitas Diponegoro
11 Februari 2025 6:21 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viska Wulandari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sindukarto, Eromoko, Kabupaten Wonogiri (26/01/25). Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) yang tergabung dalam KKN Tim 1 tahun 2025, melaksanakan program kerja multidisiplin berupa pendampingan dalam optimalisasi lahan pekarangan. Dengan sasaran masyarakat Desa Sindukarto, program ini bertujuan untuk memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan sekaligus ruang hijau yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan sosial. Lebih lanjut, integrasi dari program ini dapat meningkatkan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga pada khususnya dan mendukung agenda ketahanan pangan nasional pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini berlangsung di rumah Bapak Ketua RT 02/RW 02 Dusun Song Putri Kulon bertepatan dengan kegiatan arisan dusun yang dihadiri oleh perwakilan setiap RT Desa Sindukarto.
Foto kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam Optimalisasi Lahan Pekarangan Desa Sindukarto, Sabtu (26/01/2025) (foto: Dok KKN).
zoom-in-whitePerbesar
Foto kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam Optimalisasi Lahan Pekarangan Desa Sindukarto, Sabtu (26/01/2025) (foto: Dok KKN).
Rangkaian kegiatan program dimulai dengan pemaparan oleh masing-masing mahasiswa KKN yang mengangkat berbagai topik penting terkait pemanfaatan lahan pekarangan. Berikut adalah rangkaian materi yang disampaikan:
1. Pengenalan Konsep Satoyama oleh Roosy Nur Thahara dari jurusan Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Roosy memperkenalkan konsep satoyama yang mengusung prinsip keberlanjutan antara alam dan manusia. Konsep ini mengajarkan bagaimana kita dapat hidup berdampingan dengan alam melalui pemanfaatan lahan yang bijak.
2. Perencanaan Kebun di Pekarangan Rumah oleh M. Nizar Dzulfiqar dari jurusan Teknik Sipil. Nizar menjelaskan tentang aspek penting dalam merencanakan kebun di lahan pekarangan. Beberapa aspek tersebut meliputi topografi drainase, karakteristik tanah, ketersediaan air, paparan sinar matahari, aksesibilitas, keamanan struktur sekitar, pengelolaan limbah, hingga risiko lingkungan. Dibuat juga layout dan denah kebun dengan menggunakan software AutoCad.
ADVERTISEMENT
3. Pelatihan Desain Layout Lahan Pekarangan oleh Robilatul Millah dari jurusan Arsitektur. Robilatul menyampaikan mengenai desain layout atau tata letak tanaman di pekarangan rumah. Selain itu, peserta diajarkan bagaimana mengoptimalkan ruang yang ada dengan penataan tanaman yang efisien dan estetik.
4. Pelatihan Pemilihan Bibit dan Cara Menyimpan Pupuk dan Benih oleh Rendra Ardi Pramudita dari jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik. Rendra memberikan pengetahuan mengenai cara memilih bibit yang berkualitas serta cara yang tepat untuk menyimpan pupuk dan benih agar tetap terjaga kesegarannya dan dapat digunakan dengan maksimal.
5. Pelatihan Perencanaan Keuangan untuk Usaha Pertanian oleh Agustina Wahyuningtyas dari jurusan Ekonomi Islam. Tyas memaparkan tentang tips dan trik dalam merencanakan keuangan untuk usaha pertanian rumahan. Selain itu, juga mengajarkan cara membuat anggaran yang efisien untuk pengelolaan kebun di pekarangan rumah agar hasil yang diperoleh bisa optimal.
ADVERTISEMENT
6. Pelatihan Teknik Budidaya Tanaman Skala Rumahan oleh Dimas Hendriansyah dari jurusan Agroekoteknologi. Dimas mengajarkan bagaimana teknik budidaya tanaman hortikultura di salah satu lahan pekarangan rumah warga yang tepat dengan memperhatikan tekstur dan jenis tanahnya. Teknik budidaya yang diajarkan meliputi persiapan lahan, pemilihan benih, penanaman, dan pemeliharaan. Selain itu, masyarakat diajarkan cara memilih benih tanaman berkualitas yaitu yang berlabel biru dari Kementerian Pertanian. Cara pemeliharaan tanaman meliputi irigasi yang tepat sehingga tanaman tidak mengalami kekeringan maupun kelebihan air. Dalam penanggulangan hama dan penyakit, masyarakat diajarkan bagaimana cara penggunaan pestisida yang tepat yaitu tepat sasaran, tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat penggunaan.
7. Inovasi Penerangan pada Lahan Pekarangan oleh Ivan Kurniawan Suhanura dari jurusan Teknik Elektro. Ivan memperkenalkan inovasi penggunaan penerangan yang hemat energi untuk kebun pekarangan. Beberapa jenis penerangan yang dapat menjadi alternatif di pekarangan yaitu lampu LED, lampu LED tenaga surya, serta fitting lampu yang dilengkapi dengan photoresistor.
ADVERTISEMENT
8. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) oleh Diky Rahman Hidayat dari jurusan Manajemen dan Administrasi Logistik. Diky menyampaikan tentang pelatihan tentang K3 dalam bertani, suatu aspek penting yang seringkali diabaikan dalam aktivitas bertani. Meskipun bertani pada umumnya dianggap sebagai kegiatan rekreasi atau pekerjaan dengan risiko rendah, kenyataannya, terdapat berbagai potensi bahaya seperti luka akibat benda tajam, terpeleset, terjatuh, dan keracunan pestisida.
9. Nilai Gizi Bahan Pangan dan Perlakuan Pasca Panen oleh Viska Wulandari dari jurusan Gizi. Viska menyampaikan tentang pentingnya mengetahui nilai gizi bahan pangan dan kiat-kiat dalam menyimpan serta mengolah makanan untuk mempertahankan kandungan gizi makanan.
10. Pelatihan Pembuatan Booklet Digital oleh Andi Aditya Pratama Putra dari jurusan Teknik Komputer. Andi mengenalkan Canva sebagai alat editing online yang sederhana. Booklet digital ini dibuat untuk mendokumentasikan informasi dan data dari semua usulan program. Warga yang hadir juga diberi kesempatan untuk memindai kode QR dari booklet yang telah dibuat.
Foto kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam Optimalisasi Lahan Pekarangan Desa Sindukarto, Sabtu (26/01/2025) (foto: Dok KKN).
Setelah pemaparan dan pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan aksi menanam bersama di lahan pekarangan. Warga sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kadus Song Putri, Bapak Sutoyo, mengapresiasi program ini. “Program ini sangat cocok untuk diterapkan warga di sini karena kebanyakan masyarakat memiliki lahan pekarangan luas yang tidak dimanfaatkan. Harapan saya program ini bisa berkelanjutan dan dapat diterapkan oleh masyarakat.” Ujarnya
Salah satu warga, Ibu Umi, menambahkan. “Dengan pemanfaatan kebun sebagai pekarangan, kita jadi bisa mendapatkan sayuran tanpa perlu pergi ke pasar lagi. Pengeluaran jadi lebih hemat serta lingkungan juga semakin asri.”
Luaran dari program ini berupa kebun pekarangan dan booklet yang memuat keseluruhan materi yang telah dipaparkan. Melalui program ini, mahasiswa berharap masyarakat dapat lebih menyadari potensi besar yang dimiliki lahan pekarangan untuk menciptakan kebun gizi dalam mendukung ketahanan pangan. Materi yang telah disampaikan melalui booklet diharapkan juga dapat menjadi panduan praktis dalam memanfaatkan pekarangan secara optimal.
ADVERTISEMENT