Memaafkan Dosa Belanda Dengan Diplomasi Sepakbola

Visnu Assyafiq Suwarto
UINSA's IR Student Addicted in Sport, Music and Writing Basketball, Football, Music Group and Media's Photographer Wannabe Your Bad Lover
Konten dari Pengguna
26 Desember 2020 21:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Visnu Assyafiq Suwarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemain Berdarah Indonesia Belanda, Noah Gesser; Foto; Twitter Footballtalentnesia
Cerita Penjajahan Belanda atas Indonesia memang telah lama berlalu, dan Belanda kini telah mengakui Indonesia sebagai warga negara. Indonesia telah menjalin hubungan diplomasi dengan Belanda, juga Dana rampasan dari Belanda saat itu telah menjadi Bundaran HI dan Stadion Gelora Bung Karno. Baru - baru ini, dua pusaka pangeran Diponegoro telah dikembalikan kepada Indonesia.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, masyarakat Indonesia masih belum bisa sepenuhnya memaafkan Belanda atas apa yang telah dialaminya selama Belanda menjajah Indonesia selama tiga ratus lima puluh tahun. Masyarakat masih mengingat betul bagaimana Belanda dahulu menyiksa, menipu dan membodohi masyarakat Indonesia.
Sebenarnya, ada satu cara yang dapat digunakan oleh kedua negara untuk semakin mempererat hubungan diplomasi, sekaligus Indonesia dapat memaafkan kesalahan Belanda selama menjajah Indonesia. Cara itu bernama Sepakbola.
Sepakbola merupakan salah satu program potensial untuk meningkatkan personal Branding suatu negara. Negara - negara Afrika mulai melakukannya setelah terbebas dari kolonialisme eropa, yang itu terbukti nyata. Afrika kini menjadi salah satu kekuatan sepakbola dunia yang setara dengan Eropa dan Amerika Selatan, bahkan lebih unggul dari Asia.
ADVERTISEMENT
Untuk membangun sebuah kekuatan sepakbola yang tangguh, Indonesia harus diisi oleh staf yang baik pula, baik itu pelatih, pemain, manajemen, tim kreatif dan sebagainya. Sepakbola Indonesia saat ini sangat potensial mengingat banyak pemain pribuminya yang mulai terbang ke Eropa untuk menimba ilmu di negara seperti Inggris, Kroasia, Spanyol, Serbia, Polandia dan Turki. Tetapi, apakah semua itu cukup? tidak! Indonesia perlu menambah pemain berkualitas dari eropa lainnya agar dapat meratakan kualitas timnas Indonesia dengan negara - negara lain, dan cara itu adalah dengan bekerjasama atau berdiplomasi dengan Belanda.
Model kerjasama dengan Belanda ini adalah dengan memanfaatkan pemain berdarah Indonesia yang tersebar di negeri kincir angin. Seperti kita ketahui, banyak sekali imigran dari Indonesia yang menikah dengan orang Belanda sehingga akhirnya pindah ke Belanda. Setelah pindah, mereka berkeluarga dan memiliki anak yang tumbuh besar di Belanda. Para anak - anak ini belajar sepakbola di pusat pengembangan sepakbola di Eropa yang sangat jauh kualitasnya diatas Indonesia. klub top Belanda seperti Ajax, Az Alkmaar dan Vitesse Arnhem saat ini diisi oleh pemain - pemain Belanda yang beberapa diantaranya berdarah Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menggunakan pemain berdarah Indonesia yang ada di liga top eropa terutama Belanda menurut saya akan dapat sangat membantu timnas Indonesia. Pengalaman mereka berkarir di Eropa serta kedisiplinan mereka akan menjadi role model bagi para pemain Indonesia yang selama ini dianggap kurang, baik secara teknik maupun attitude.
Adanya pemain keturunan Indonesia yang membela tim nasional Indonesia juga dapat membuka peluang kerjasama antar dua negara, yaitu Indonesia dan Belanda, khususnya di bidang olahraga sepakbola. Belanda yang memiliki pembinaan sepakbola terstruktur dapat membantu Indonesia mengembangkan metode sepakbolanya agar Indonesia dapat kembali menjadi satu kekuatan sepakbola terbaik di Asia bahkan dunia. Sebaliknya, Indonesia akan menjadi pemasok utama dari pemain asli Indonesia yang berkarir di liga Belanda sehingga personal branding liga Belanda akan terangkat ke level yang lebih tinggi mengingat banyaknya penonton asal Indonesia dengan tingkat fanatis dan konsumtif tinggi yang akan menonton liga Belanda, baik liga utama maupun liga dibawahnya. Hal ini juga yang akan semakin membuktikan bahwa Belanda dapat menjadi negara yang terbuka untuk semua negara, mengingat ada pemain asal Burkinia Faso, Bertrand Traore yang mulai menemukan sinar kebintangannya di Ajax.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, saya sangat mengharapkan kerjasama ini dapat terealisasi. Kerjasama yang akan sangat menentukan masa depan kedua negara di berbagai bidang, mulai dari olahraga, diplomasi, hingga tingkat keamanan suatu negara.
Untuk rakyat Indonesia, maafkanlah kesalahan Belanda di masa lalu dan mulailah bekerjasama untuk menyongsong masa depan yang lebih baik!