Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sepakbola, Wajah Baru Korea Selatan
24 Desember 2020 13:32 WIB
Tulisan dari Visnu Assyafiq Suwarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Diplomasi mengajarkan pada kita pentingnya branding kebudayaan.Dengan kebudayaan yang dikemas rapi. Negara kita akan dikenal lebih banyak tidak hanya oleh rakyat sendiri, akan tetapi juga untuk oranglain. Salah satu negara yang memanfaatkan baik hal itu adalah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan, dewasa ini menjadi negara dengan kekuatan diplomasi yang cemerlang, bukan hanya besar dan terstruktur. Diplomasi budaya seperti olahraga Taekwondo dan dunia hiburan seperti Kpop dan Kdrama membuahkan hasil hingga saat ini, dimana semua aspek yang telah disebutkan diatas menjadi ciri khas dari Korsel di dunia internasional.
Selain tiga aspek itu, ada satu bentuk diplomasi dari negeri Ginseng yang selalu membuat kita terheran – heran sekaligus mengakui keseriusannya. Hal itu bernama Sepakbola. Sepakbola di Korea selatan saat ini menjadi salah satu kultur sepakbola terbaik di Asia, dan menjadi panutan bagi negara – negara asia lain.
Kesuksesan Korea Selatan dalam sepakbola dapat dilihat dari peringkat AFC mengenai liga – liga asia yang menempatkan K-League atau Liga Korea di peringkat lima, setelah China, Qatar, Jepang dan Arab Saudi. Situs resmi AFC tahun 2020 menempatkan liga Korea di peringkat 5 dengan 85.979 poin, terpain 1570 poin dari Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Pemain liga Korea juga banyak yang saat ini menjadi bintang di Liga Eropa, seperti Son Heung Min ( Tottenham ) Hwang Hee Chan ( RB Lepizig ) dan Lee Kang in ( Valencia ). Kesemua pemain berposisi penyerang itu kini menjadi pemain pilar bagi klub masing – masing.
Hal ini pula yang membuat Indonesia berani bekerjasama dengan seorang pelatih kenamaan Korea Selatan, Shin Tae Yong. Pelatih Korsel di PD 2018 yang mengalahkan Jerman itu mulai melatih tim nasional Garuda sejak 2019 dengan durasi 3 tahun dengan harapan membawa tim nasional Indonesia menjadi tim top Asia.
Lalu, apa yang membuat Korea Selatan meraih kesuksesan dalam diplomasi bidang sepakbolanya?
Semua ini bermula saat ditunjuknya Korsel dan Jepang dalam Piala Dunia 2002 sebagai tuan rumah. Kedua tim asia itu lantas mempersiapkan timnya, disamping sebagai tuan rumah yang baik, juga sebagai negara yang dapat melaju jauh di piala dunia agar tidak memalukan sebagai tuan rumah sekaligus memanfaatkan kesempatan berpartisipasi dalam piala dunia tanpa jalur kualifikasi. Korea selatan berhasil masuk ke babak semifinal piala dunia 2002 dengan mengalahkan Amerika Serikat, Portugal, Italia dan Spanyol. Taeguk Warriors hanya kalah dari Jerman dengan skor tipis 1 – 0 pada semifinal ( yang akhirnya dibalas 2 - 0 di Piala Dunia 2018 dan Turki, juga dengan jarak tipis 3 – 2.
ADVERTISEMENT
Sejak keberhasilan itu, para punggawa Korea Selatan mulai diminati oleh klub – klub top eropa. Pemain seperti Park Ji Sung, Seol Ki Hyeon dan No Byung Jum menghiasi liga eropa dan menorehkan prestasi disana. Park Ji – Sung misalnya, Pemain berposisi gelandang itu berhasil menembus Eredivisie dengan membela PSV Eidhooven, lalu pindah ke Manchester United sekaligus menjadi salah satu legenda disana. Park Ji Sung juga menjadi pemain Korsel paling bersinar di dunia saat itu karena prestasinya bersama Red Devils.
Kesuksesan ini sempat hampir ditiru oleh juniornya di PD 2010, Park Chu Yong. Pemain berposisi striker ini direkrut oleh Arsenal yang saat itu ingin mencari pengganti dari Emmanuel Adebayor yang pindah ke Manchester City, akan tetapi, di Arsenal dia kurang bersinar dan sempat dipinjamkan ke Watford dan Celta Vigo. Akhirnya, kesuksesan Park Ji Sung kini mulai ditiru oleh Son, Hwang dan Lee.
ADVERTISEMENT
Dari kesuksesan para pemain ini, dapat disimpulkan bahwa Liga Korea juga dapat menjadi batu loncatan bagi para pemain asia untuk berkarir di eropa. Terlebih, Liga Korea Selatan juga mempunyai koneksi dengan Liga Eropa yang biasa disebut sebagai development league dan dekat dengan negara - negara Asia dan Afrika seperti Bundesliga Jerman dan Ligue 1 Prancis ( seperti Hwang Ui Jo yang bergabung dengan Bordeaux di Ligue 1 ). Menariknya, saat ini, dua pemain Indonesia seperti Rezaldi Hehanusa dan Riko Simanjuntak berpeluang bermain di Liga Korsel, yang itu berarti, ada kesempatan bagi pemain itu menunjukkan kualitasnya dan bermain di liga top asia yang berkoneksi dengan liga top eropa pula. Semoga sukses, Rezaldi – Riko!
ADVERTISEMENT
Kesimpulan dari tulisan ini menurut saya adalah bahwa Korea Selatan dapat menjadi contoh dari negara – negara yang berhasil dalam menjalankan politik soft diplomacy melalui Olahraga. Kita mengetahui bahwa secara militer dan politik atau hard diplomacy, Korsel tidak sebagus Jepang dan China, tapi untuk urusan soft diplomacy terutama di bidang budaya dan olahraga, Korsel dapat bersanding, bahkan lebih baik dari kedua negara tersebut.