Konten dari Pengguna

Kumpulan Kutipan dari Buku "Berani Tidak Disukai"

Visya Al Biruni
A Mom Blogger. A Marriage, Parenting n Education Enthusiast. A Bookstore Owner of @birupinkstore
6 Juni 2023 22:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Visya Al Biruni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
karya pribadi by Canva
zoom-in-whitePerbesar
karya pribadi by Canva
ADVERTISEMENT
Membaca buku ini benar-benar menggugahku. Banyak pesan moral di dalamnya, bahasanyajuga mudah dipahami. Sebelum aku berbagi kutipan favoritku, berikut spesifikasi buku.
ADVERTISEMENT
Judul: Berani Tidak Disukai
Penulis: Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga
Bahasa: Indonesia
Tanggal Rilis: 08 Oktober 2019
Halaman: 350 Halaman
Dan.. ini dia kutipan favoritku yang bagiku menggugah dalam buku "Berani Tidak Disukai"
Saat ini, kau tidak bisa merasa benar-benar bahagia. Ini karena kau belum belajar mencintai dirimu sendiri. (Hal. 29)
Ketika mencoba mengubah gaya hidup, keberanian kita diuji. Ada rasa cemas yang dihasilkan dari perubahan, dan rasa kecewa yang mengirim keputusan untuk tidak berubah. (Hal 41)
Adler mengatakan "yang bisa dilakukan seorang manusia untuk menyingkirkan masalahnya hanyalah menjalani hidupnya seorang diri di alam semesta ini." (Hal 57)
Tidak ada yang dinamakan kekhawatiran yang benar-benar didefinisikan oleh individu; yang dinamakan kekhawatiran internal itu tidak ada. Selalu ada bayang-bayang orang lain di balik setiap kekhawatiran yang mungkin timbul. (hal 60)
ADVERTISEMENT
Kompleks inferioritas, di sisi lain, merujuk pada kondisi yang mulai menjadikan perasaan inferiornya sebagai alasan. (hal 72)
Kita, secara positif, perlu mengakui kenyataan bahwa orang lain berbeda dari kita. Dan bahwa kita setara, tapi tidak sama. (hal 84)
Saat kau sungguh-sungguh bisa merasakan bahwa "manusia adalah kawan seperjuanganku", caramu memandang dunia ini akan berubah sepenuhnya. Kau tidak akan lagi menganggap dunia ibu sebagai tempat yang berbahaya atau dihantui kebimbangan yang tidak perlu; dunia ini akan menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagimu. Dan masalah-masalah dalam hubungan interpersonal akan berkurang drastis. (Hal 93)
Adler membuat tiga kategori hubungan interpersonal yang timbul dari proses tersebut. Dia menyebutnya sebagai "tugas untuk bekerja" "tugas untuk berteman" dan "tugas untuk mencintai", dan semuanya disebut sekaligus sebagai "tugas-tugas kehidupan". (Hal 107)
ADVERTISEMENT
Banyak orang berpikir, semakin banyak teman yang kaumiliki semakin baik, tapi aku tidak begitu yakin dengan hal itu. Tidak ada nilai yang bisa didapatkan dari jumlah teman atau kenalan yang kaumiliki. (hal 112)
Begini, orang adalah makhluk yang luar biasa egois, yang mampu menemukan sebanyak apapun kekurangan dan cacat dalam diri orang lain tiap kali mereka menghendakinya. (Hal 118)
Yang penting bukanlah apa yang menyertai seseorang sejak lahir, tapi bagaimana orang itu memanfaatkannya. (Hal 122)
Dan tolong ingat ini: kalau engkau tidak hidup untuk memuaskan ekspektasi orang lain, begitu juga orang lain tidak hidup untuk memuaskan ekspektasimu.(Hal 136)
Ada cara sederhana untuk mengetahui tugas siapa itu. Pikirkan, siapa yang nanti akan menerima hasil akhir yang muncul akibat pilihan yang diambil? (Hal 142)
ADVERTISEMENT
Ada pepatah yang berkata "Engkau bisa membawa seekor kuda ke air, tapi tidak bisa memaksanya minum." (hal 143).
Engkau mengkhawatirkan pandangan orang tentang dirimu. Engkau khawatir akan dihakimi oleh orang lain. Itulah sebabnya engkau terus menerus mendambakan pengakuan dari orang lain. (Hal 150)
Seseorang harus siap memberikan pertolongan saat dibutuhkan, tapi tidak melanggar teritori orang lain. Penting untuk mempertahankan jarak yang cukup untuk ini. (hal 157)
Mungkin ada orang yang tidak berpikir baik tentang dirimu. Itu bukanlah tugasmu. Seseorang bisa bergerak maju tanpa mencemaskan kemungkinan untuk dibenci. (Hal 170)
Ketika kamu terbelenggu hasrat untuk disukai, kartu penentu dalam hubungan interpersonalnya selalu ada di tangan orang lain. (Hal 176)
Individu adalah unit terkecil yang mungkin ada dan karenanya tidak biaa dibagi-bagi lebih jau. Adler menantang segala jenis sistem nilai dualistik yang memperlakukan pikiran sebagai sesuatu yang terpisah dari tubuh. (Hal 182)
ADVERTISEMENT
Cara hidup ketika seseorang terus menerus dibuat susah oleh cara orang lain memandangnya adalah gaya hidup yang mementingkan diri sendiri, dengan kepedulian orang semata-mata terletak pada "aku". (Hal 193)
Dalam teori psikologi Adler, perasaan memiliki adalah sesuatu yang hanya dapat diraih seseorang dengan berkomitmen aktif terhadap masyarakat atas kemauannya sendiri bukan dengan sekadar hadir. (Hal 198)
Dalam pandangan Adler, "Hanya ketika seseorang mampu merasakan dirinya berhargalah dia bisa memiliki keberanian." (Hal 221)
Kita perlu melihat orang lain bukan pada level "tindakannya" tapi pada "keberadaannya". Tanpa menilai apakah orang lain sudah melakukan sesuatu atau tidak, seseorang bersyukur karena mereka ada, karena keberadaan itu sendiri, dan mengarahkan perhatian pada hal itu dengan penuh rasa syukur. (Hal 225)
ADVERTISEMENT
Beralih dari melekat pada diri sendiri (kepentingan diri sendiri) ke kepedulian terhadap orang lain (kepentingan sosial), dan memperoleh perasaan sosial. Tiga hal diperlukan di titik ini: "penerimaan diri", "keyakinan pada orang lain" dan "kontribusi terhadap orang lain". (Hal 246)
Dan untuk bisa melihat mereka sebagai kawan perjuangan, dia membutuhkan penerimaan diri serta keyakinan pada diri orang lain. (Hal 259)
"Kerja" tidak berarti memiliki pekerjaan di sebuah perusahaan. Bekerja di rumah, membesarkan anak, berkontribusi terhadap masyarakat setempat, hobi, dan segala macam hal lain adalah "kerja". (Hal 272)
Seseorang yang terobsesi dengan hasrat untuk disukai, belum memiliki perasaan sosial, dan belum berhasil meraih penerimaan diri, menaruh keyakinan pada orang lain atau berkontribusi bagi orang lain. (Hal 280)
ADVERTISEMENT
Hidup adalah serangkaian momen yang disebut "saat ini". Kita hanya bisa hidup disini pada saat ini. (Hal 293)
Dusta kehidupan yang terbesar dari semuanya adalah tidak hidup disini pada saat ini. (Hal 306)
Kita membutuhkan bintang penuntun dalam hidup. Itu adalah kontribusi bagi orang lain. (Hal 310)
Tertarik membaca buku ini?