news-card-video
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Makna Hidup dari “Tuesdays With Morrie”

Vitalani Rahmatiani
Saya adalah seorang ASN di Pemerintah Kabupaten Karawang. Saat ini saya bekerja di unit Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang sebagai Analis Pengembangan Infrastruktur.
24 Februari 2025 14:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vitalani Rahmatiani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Novel Tuesdays with Morrie (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Novel Tuesdays with Morrie (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
ADVERTISEMENT
Once you learn how to die, you learn how to live.” Apakah artinya kita harus merasakan kematian untuk memaknai bagaimana caranya hidup? Kalimat miring pembuka tulisan ini merupakan salah satu quotes favorit dari salah satu buku favorit saya, Tuesdays with Morrie karya Mitch Albom.
ADVERTISEMENT
Buku ini ditulis pada tahun 1997 tentang percakapan antara sang penulis dengan profesornya, Morrie Schwartz yang meninggal karena Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). Dalam buku ini, Albom dan profesornya bertemu setiap hari Selasa, untuk melakukan diskusi bermakna dan Morrie memberikan pelajaran kepada muridnya tentang bagaimana memaknai hidup.
Di dunia yang penuh dengan kesibukan yang terus-menerus memenuhi kehidupan kita, sangat mudah untuk kita melupakan makna hidup yang sebenarnya. Saya baru berusia 26 tahun dan belum terlalu peduli dengan kematian, meskipun Saya merasa penting untuk menyadari bahwa suatu hari kita semua akan meninggal. Tanpa kita sadari bahwa kematian ini dapat memberikan motivasi untuk dapat memaksimalkan kehidupan kita di dunia.
Oleh karena itu, berikut ini adalah beberapa pelajaran yang diajarkan Morrie kepada muridnya, Mitch Albom lewat beberapa Quotes yang ada di buku ini.
ADVERTISEMENT
#1 “Everyone knows they’re going to die, but nobody believes it. If we did, we would do things differently.” (Semua orang akan meninggal, tetapi tidak ada yang mempercayainya. Jika percaya, mungkin kita akan melakukan hal yang berbeda)
Sering kali, kita menganggap remeh kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga, membantu orang lain, dan melakukan apa yang kita sukai. Itu karena kebanyakan dari kita berpikir bahwa kita selalu punya lebih banyak waktu untuk melakukan hal yang benar. Namun kenyataannya kita tidak pernah tahu kapan terakhir kali mengucapkan selamat tinggal. Morrie berkata, "Semua orang tahu mereka akan mati, tetapi tidak ada yang mempercayainya."
Meskipun sebagian dari kita tidak suka memikirkannya, kita semua tahu bahwa jantung kita pada akhirnya akan berhenti berdetak. Hidup ini singkat dan penting untuk menghargai setiap momen, daripada membuang-buang waktu mengkhawatirkan masa depan atau berkutat pada masa lalu. Morrie mendorong Albom untuk hadir di setiap momen dan menikmati hidup sepenuhnya.
ADVERTISEMENT
#2 “… spreading compassion and love to the world are the only things that can truly make us happy.” (Menyebarkan kebaikan dan cinta kepada dunia adalah hal yang benar-benar dapat membuat kita bahagia)
Sulit untuk mencintai diri sendiri sepenuhnya. Morrie mengajarkan, begitu Anda mulai mencintai diri sendiri, lebih mudah untuk mencintai orang lain. Cinta dapat terwujud dalam berbagai bentuk. Cinta bukan hanya tentang mencintai pasangan hidup Anda. Cinta juga tentang mencintai teman, keluarga, dan orang lain.
Perbedaan menjadi salah satu sebabnya kita tidak memperlakukan setiap orang sebagaimana mestinya. Bagi Morrie, kita selalu lebih kuat bersama daripada jika kita terpecah belah. Ia juga berkata, bersikaplah penuh kasih sayang dan bertanggungjawablah terhadap satu sama lain. Jika saja kita memaknai itu, dunia ini akan menjadi tempat yang jauh lebih baik.
ADVERTISEMENT
#3 “Love each other or perish” (Saling mencintai atau binasa)
Cintailah satu sama lain atau binasa, adalah peringatan Morrie tentang pentingnya menjalin hubungan yang bermakna. Menyaksikan perjalanannya melawan kanker menginspirasi saya untuk lebih waspada dan memastikan bahwa saya bertanggung jawab untuk menginvestasikan waktu dan energi dalam membangun hubungan yang autentik dengan orang-orang yang saya cintai. Hubungan ini adalah sumber kekuatan, dukungan, dan salah satu tujuan dalam hidup kita.
#4 “Part of the problem, Mitch, is that everyone is in such a hurry… People haven’t found meaning in their lives, so they’re running all the time looking for it. They think the next car, the next house, the next job. Then they find these things are empty, too, and they keep running.” (Salah satu masalahnya, Mitch, semua orang terburu-buru… Mereka belum menemukan makna dalam hidup mereka, jadi mereka terus berlari mencarinya. Mereka berpikir tentang mobil, rumah, pekerjaan apa yang mereka akan kejar berikutnya. Kemudian mereka menemukan bahwa ini sia-sia, dan setelahnya mereka terus mengejarnya)
ADVERTISEMENT
Quotes dari Tuesdays with Morrie tersebut menggambarkan kritik terhadap gaya hidup yang penuh kesibukan dan pencarian tanpa henti akan makna hidup melalui hal-hal material. Orang-orang terburu-buru, terus mengejar pekerjaan, rumah, atau mobil yang dianggap bisa membawa kebahagiaan. Namun, setelah mendapatkannya, mereka justru merasa kosong karena kebahagiaan dari hal-hal tersebut hanya bersifat sementara.
Morrie ingin menyampaikan bahwa makna hidup tidak ditemukan dalam pencapaian material, melainkan dalam cinta, hubungan yang bermakna, dan refleksi diri. Tanpa menyadari ini, kita hanya akan terus "berlari" tanpa arah yang jelas, mencari sesuatu yang sebenarnya ada di dalam diri kita sendiri.
#5 “Don’t let go too soon, but don’t hang on too long.” (Jangan merelakan terlalu cepat, namun jangan bertahan terlalu lama)
ADVERTISEMENT
Dalam hidup, ada hal-hal yang layak diperjuangkan, tetapi ada pula yang harus dilepaskan agar kita tidak terjebak dalam rasa sakit atau harapan yang tak lagi nyata. Morrie ingin mengajarkan bahwa kita harus bijak dalam menentukan kapan saatnya berjuang mempertahankan sesuatu dan kapan saatnya merelakan serta melanjutkan hidup.
Terlalu cepat melepaskan bisa membuat kita kehilangan kesempatan berharga, namun bertahan terlalu lama seringkali membawa kelelahan dan luka yang semakin dalam. Pesan ini berlaku dalam hubungan, pekerjaan, bahkan penting untuk mengenali momen yang tepat agar kita dapat menjalani hidup dengan damai. Dengan begitu, kita bisa melangkah ke depan tanpa penyesalan, membawa pelajaran, bukan beban.
Mungkin perlu beberapa saat sebelum seseorang benar-benar memahami mengapa hidup itu berharga. Namun seperti yang berulang kali ditegaskan Morrie dalam bukunya, kita tidak boleh menyia-nyiakan waktu kita yang terbatas. Sebaliknya, kita harus memaksimalkan diri untuk mencintai orang lain, komunitas di sekitar kita, dan untuk menciptakan sesuatu yang memberi kita tujuan dan makna.
ADVERTISEMENT