Konten dari Pengguna

Akhirnya Terungkap, Inilah Alasan Wanita Sering Mengomel

Vrynsiz Viviani
Mahasiswi Mass Communication dari Universitas Bina Nusantara.
21 Januari 2025 22:17 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vrynsiz Viviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kaum hawa kerap dikenal sebagai sosok yang gemar bicara dan mengomel dengan atau tanpa alasan. Bahkan, warganet Indonesia sampai menormalisasi kebiasaan tersebut sebagai cara wanita untuk mengekspresikan kasih sayangnya. Adapun yang menganggap bahwa ketika wanita masih dapat mengomel, tandanya ia masih sehat.
ADVERTISEMENT
Pada sisi lain, kebiasaan mengomel ini sebetulnya belum dapat sepenuhnya ditoleransi oleh sejumlah pihak khususnya kaum adam. Mereka kerap merasa bingung dan frustrasi ketika melihat ibu, kerabat, teman, atau pasangannya nampak selalu mengomel. Alasannya tidak lain adalah karena dalam kondisi tersebut, para pria harus bersedia mengalah dan berusaha menjadi pendengar yang baik.
Ilustrasi wanita sedang mengomel. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita sedang mengomel. Sumber: Shutterstock
Mengacu pada penjelasan sebelumnya, Dokter Aisyah Dahlan selaku praktisi neurosains mengungkapkan bahwa wanita secara saintifik memang memiliki jumlah kata harian yang jauh lebih banyak dibandingkan pria. Dalam podcast Helmi Yahya Bicara, Dokter Aisyah atau yang akrab disapa dengan Bu Isa menjelaskan bahwa wanita pada umumnya memiliki total 20.000 kata per hari dan wanita pendiam 16.000 kata per hari.
ADVERTISEMENT
Jumlah kata per hari tersebut berbeda dengan pria yang umumnya hanya memiliki total 7.000 kata per hari dan pria pendiam 5.000 kata per hari. Dokter Aisyah juga menambahkan bahwa stok kata harian laki-laki juga sudah termasuk dengan gerakan tubuh atau bahasa nonverbal. Oleh sebab itu, memang tidak mengherankan apabila wanita cenderung lebih gemar berbicara daripada pria.
Dokter Aisyah menyebutkan bahwa terdapat riset yang membuktikan bahwa wanita akan lebih sulit untuk tertidur dengan nyenyak apabila jumlah kata hariannya tidak mencapai 16.000 kata. Hal tersebutlah yang menyebabkan wanita akhirnya cenderung mulai mengomel dengan tujuan menghabiskan stok kata-kata.
"Ngomel itu efek samping. Riset berikutnya adalah perempuan kalau dalam sehari kurang dari 16.000 kata, tidur malamnya tidak nyenyak," tutur Dokter Aisyah.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut lagi, melansir dari Halodoc.com, kurangnya waktu tidur memang cenderung dapat memengaruhi kondisi emosional seorang individu. Ketika individu tersebut kurang tidur, bagian otak bernama amigdala mengalami peningkatan aktivitas hingga 60 persen. Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia menjelaskan bahwa hal tersebut berpotensi memicu respon sistem saraf otonom secara berlebihan. Alhasil, individu yang bersangkutan akan selalu berada dalam kondisi "siaga" untuk memberikan reaksi perlawanan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa boleh jadi, wanita yang mengomel sebetulnya belum menghabiskan stok kata per harinya. Kondisi ini lantas menimbulkan efek domino, karena wanita akan sulit untuk tidak dengan nyenyak ketika tidak mencapai 16.000 kata per hari. Tidur yang tidak nyenyak kemudian menyebabkan berkurangnya waktu dan kualitas istirahat. Hingga akhirnya, permasalahan jam tidur tadi menimbulkan peningkatan aktivitas amigdala yang mengganggu keseimbangan emosional dan memicu respon "siaga" untuk siap memberi perlawanan.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, reaksi perlawanan yang diberikan dapat hadir dengan berbagai bentuk dan salah satunya adalah marah. Oleh sebab itu, tidak mengherankan apabila wanita kerap terlihat mengomel. Meskipun sebetulnya hal tersebut juga dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, namun secara saintifik memang terdapat penjelasan ilmiah terkait kebiasaan mengomel yang dimiliki oleh wanita.