news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Baik di Depan, Busuk di Belakang?

Salwa Ekaputri Gunarto
Mahasiswi ilmu komunikasi dari Universitas Pamulang.
9 Maret 2025 13:09 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Salwa Ekaputri Gunarto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Fake Friends (Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/asian-girl-displeased-because-her-sister_6695866.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=4a331060-3e21-40e1-8cef-6b542264a290&query=fake+friends)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Fake Friends (Sumber: https://www.freepik.com/free-photo/asian-girl-displeased-because-her-sister_6695866.htm#fromView=search&page=1&position=0&uuid=4a331060-3e21-40e1-8cef-6b542264a290&query=fake+friends)
Kita semua pastinya pernah mengalami situasi di mana seseorang yang kita anggap teman ternyata di belakang sangat tidak menyukai kita. Teman palsu, atau fake friends, seringkali hadir dengan senyum manis di depan, namun diam-diam menusuk dari belakang. Sangat penting juga untuk mengenali tanda-tandanya agar kita tidak terjebak dalam hubungan pertemanan yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Ciri-Ciri Fake Friends
1. Datang Saat Butuh, Menghilang Saat Kita Kesusahan
Mereka hanya mendekat ketika membutuhkan bantuan, tetapi menghilang begitu kita mengalami kesulitan.
2. Bicara Manis, Tapi Menjatuhkan di Belakang
Mereka mungkin memuji di depan, tetapi menyebarkan gosip atau komentar negatif di belakang. Waspadalah terhadap teman yang gemar menggosipkan orang lain, karena kita mungkin menjadi target selanjutnya.
3. Tidak Senang Saat Kita Sukses
Keberhasilan kita justru akan membuat mereka bersikap sinis atau iri hati, bukannya merasa bahagia atas keberhasilan kita.
Cara Menghadapi Fake Friends
1. Membatasi Interaksi
Tidak perlu langsung memutuskan hubungan pertemanan secara tiba-tiba. Cukup batasi interaksi dan jangan terlalu mudah percaya.
ADVERTISEMENT
2. Fokus pada Teman Sejati
Alihkan perhatian kita pada teman-teman yang benar-benar peduli dan mendukung kita. Membangun hubungan yang sehat jauh lebih berharga.
3. Berani Menolak
Jangan ragu untuk menolak jika kita merasa sedang dimanfaatkan atau diperlakukan tidak adil. Kita berhak memilih lingkungan pertemanan yang positif dan mendukung.
Teman palsu atau fake friends itu dapat menguras energi dan kesehatan mental kita. Oleh karena itu penting untuk kita bisa memahami ciri-ciri dan strategi dalam menghadapinya, kita harus bisa lebih bijak dalam memilih pertemanan yang berkualitas. Pilihlah teman yang tulus dan mendukung kita, bukan sekadar teman yang hadir untuk memanfaatkan kita saja.