Konten dari Pengguna

Bupati 'Beton' yang Bersahaja dan Anti Syiah, Dadang M Naser di Mata Tarmidzi

Wahyu Ari Wicaksono
Newsteller and writerpreneur.
8 Desember 2020 22:52 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyu Ari Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dadang M Naser, Bupati Kabupaten Bandung yang digelari sebagai Bupati 'Beon' - Sumber Foto: bipoldotco
zoom-in-whitePerbesar
Dadang M Naser, Bupati Kabupaten Bandung yang digelari sebagai Bupati 'Beon' - Sumber Foto: bipoldotco
ADVERTISEMENT
Dadang M Naser adalah salah satu sosok bupati Bandung yang unik. Pasalnya, warga Bandung mendaulatnya dengan sebutan Bupati 'beton'. Alasan mereka, di era Dadang M Naser, pencapaian pembangunan jalan berlangsung mantap hingga mencapai 85% dari yang direncanakan. Karena itulah maka warga Bandung menggelarinya, 'Bupati Beton'.
ADVERTISEMENT
Seorang pengamat politik dan sosial, Tarmidzi Yusuf, mengisahkan, sekitar pertengahan 2019 untuk pertama kalina dirinya bertemu dengan Bupati Bandung, Dadang M Naser. Ia mengingat, pertemuan yang tak sengaja tersebut terjadi seusai mereka berdua usai shalat dzuhur berjamaah di Masjid al-Fathu, Komplek Pemerintah Kabupaten Bandung di Soreang.
Menuru Tarmidzi, setahun lebih pasca pertemuan tersebut, barulah dirinya kembali bertemu Dadang M Naser yang sangat sederhana dan bersahaja. Mereka pun melakukan ngobras alias ngobrol santai bersama Dadang M Naser, pada suatu malam di rumah dinas.
Pada pertemuan tersebut, mereka ngobrol tentang politik dan dakwah. Saat itulah Tarmidzi menyadari bahwa Bupati yang sangat kental nuansa Sundanya dan telah menjabat Bupati Bandung selama dua periode tersebut ternyata satu barisan dalam masalah aqidah.
ADVERTISEMENT
"Tidak ada tempat Syiah dan LGBT di Kabupaten Bandung", begitu kira-kira ucapan Dadang M Naser yang dikenang Tarmidzi.
Di tengah hiruk-pikuk pelaksanaan Pilkada Kabupaten Bandung 2020, Tarmidzi mengaku teringat pada pertemuannya dengan sang Bupati Beton tersebut di masa lampau. Pada pertemuan di Masjid al-Fathu, Tarmidzi sempat bertanya, "Apakah betul sang istri tercinta, Kurnia Agustina yang biasa disapa Teh Nia, disiapkan untuk menjadi Bupati pasca lengsernya Kang DN?"
Saat itu, spontan Kang DN, panggilan akrabnya, menuturkan bahwa tidak ada rencana mencalonkan istrinya untuk Bupati periode selanjutnya. Dirinya justru ingin menikmati hari tuanya dengan mengurus Masjid al-Karomah. Masjid yang tepat berada depan rumahnya, begitu ungkapan Kang DN.
Tarmidzi begitu terkesima juga dengan kesahajaan Kang DN. Saat pertama kali ke rumah pribadi Kang DN di Ciparay, tak jauh dari Masjid al-Karomah miliknya, spontan ia bergumam dalam hati, "Sederhana amat, rumah dan kendaraan yang dimiliki, sangat bersahaja. Mulai jam tangan, baju hingga sepatu. Sangat jauh dari kesan glamour."
ADVERTISEMENT
Semasa pemerintahannya, dalam 3 tahun terakhir, sejak 2017 hingga 2019, Pemerintah Kabupaten Bandung telah berhasil menorehkan prestasi dalam laporan keuangan. BPK memberikan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), tiga tahun berturut-turut.
Karena itulah, sangatlah beralasan sekali jika saat ini warga Kabupaten Bandung mengharapkan Teh Nia, sang istri tercinta, mampu membawa ide dan gagasan besar bagi mereka. Melanjutkan estafet kepemimpinan menuju Kabupaten Bandung yang lebih baik lagi di masa depan. (*)