Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ejakulasi Dini Idealisme Iklan Marjan
12 April 2023 17:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Wahyu Ari Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam percaturan dunia periklanan, brand-brand ternama atau lejen selalu memiliki kebiasaan membuat iklan-iklan yang glory pada momen-momen tertentu yang mereka anggap sakral dalam menjaga citra merek atau perusahaan mereka.
ADVERTISEMENT
Sebut saja iklan perusahaan rokok Gudang-Garam, Djarum, Sampoerna serta perusahaan-perusahaan besar atau ternama lainnya yang menjadikan momen-momen hari penting seperti HUT Kemerdekaan, Idul Fitri, Natal, Tahun Baru sebagai hari sakral untuk pembuatan iklan monumental mereka.
Nah untuk produk sirup Marjan, momen datangnya Ramadan merupakan momen sakral bagi mereka untuk membuat iklan yang monumental, glori dan menakjubkan khalayak. Beberapa tahun ini, Marjan selalu berhasil menampilkan iklan-iklan yang spektakuler, serius, bagus dan membuat wow penontonnya.
Dengan sinematik yang artistik, spektakuler, apik dan tak kalah dengan sinema-sinema aksi seperti halnya film Godzilla, iklan Marjan kali ini menampilkan superhero fiksi lokal, Baruna Sang Penjaga Samudera.
Seperti biasanya, iklan-iklan monumental Marjan selalu menampilkan teaser yang menggoda dan membuat penasaran. Alkisah digambarkan Baruna Sang Penjaga Samudera merasakan laut yang semakin kotor dan tercemar karena ulang manusia yang membuang sampah sembarangan semaunya. Sampah yang melimpah di lautan akhirnya menghadirkan sosok yang monster pembawa bencana yang menyerang balik manusia.
Baruna yang terpaksa mundur ke kampung demi menyelamatkan para nelayan dari serangan monster akhirnya bekerja sama bersama penduduk untuk melawan monster naga yang terus merangsek menyerang kampung. Baruna dan warga desa bahu membahu untuk menahan gempuran. Suasana pertempuran ini bisa digambarkan dengan adegan yang dramatik, visual effect dan animasi yang canggih, dan juga sound effect yang mengagumkan.
Singkat cerita secara heroik, Baruna berhasil menaklukan sang naga dengan serangan pamungkasnya yang luar biasa. Sang Naga mati dan mereka pun berpesta merayakan kemenangannya. Selesai.
ADVERTISEMENT
Sudah? Begitu saja? Kira-kira begitulah ungkapan kekecewaan dari audience yang mengikuti iklan TV sirup Marjan ini. Secara sinematik iklan ini memang mampu tampil spektakuler dan mengagumkan. Kreativitas visual, karakter, efek, teknologi, musik dan pendukung lainnya sangat mengagumkan.
Namun sayangnya iklan ini terasa mengganjal dan kehilangan idealismenya untuk menjadi salah satu iklan yang mengadvokasi kepedulian lingkungan pada masyarakat.
Awal cerita yang mengangkat laut yang semakin kotor karena manusia yang membuang sampah sembarangan sehingga menjadi bencana yang mengancam balik manusia terasa menggoda dan penuh misi yang mulia untuk kelestarian lingkungan.
Sianya seperti ejakulasi dini, pesan mulia di awal cerita tersebut abai untuk diteruskan dan bergeser menjadi kisah monster biasa. Di sequel kedua, tak ada lagi pesan pelestarian lingkungan yang menjadi kelanjutan dari sequel pertama.
Baruna menjadi pahlawan dengan membunuh sang monster naga, begitu saja! Warga desa senang dan mereka pun berpesta merayakan kemenangan yang mereka raih.
ADVERTISEMENT
Apakah penonton kecewa? Menurut saya sih iya. Berdasarkan teaser yang dirasakan di sequel pertama, khalayak ingin mendapatkan cerita penyelesaian yang unik dan berbeda. Mungkin Baruna menyadarkan masyarakat untuk tidak membuang sampah di laut dan akhirnya sang monster naga menjadi lemah dan kalah. Setidaknya ada cerita, pesan atau simbolisasi bahwa kekalahan sang naga adalah karena orang-orang sudah tidak membuang sampah sembarangan lagi.
Terlepas dari keren dan spektakulernya iklan ini, ada beberapa warganet yang berpendapat bahwa iklan ini mengajarkan kita kalau membunuh dan mencemari lautan adalah hal yang benar. Marahnya Si Naga yang murka karena lautan banyak dicemari oleh beragam sampah manusia sepertinya akhirnya diabaikan begitu saja. Padahal menurut beberapa orang bisa jadi Si Naga hanya ingin mengatakan kalau dia ada disana. Tapi bukannya mencari penyebab kenapa Si Naga marah, endingnya Si Naga dibunuh begitu saja tanpa mencari sebabnya. Jangan-jangan memaknai iklan ini, nantinya kebiasaan buang sampah ke lautnya akan diulang terus menerus tanpa dosa. Toh nanti kalah jadi bencana yang marah dan mengancam manusia, ada Baruna yang siap membunuhnya.
ADVERTISEMENT
Nah bagaimana pendapat kawan-kawan? Tabik.