Konten dari Pengguna

Pandemi Menghambat Perkembangan Sektor Tenaga Kerja Indonesia

wafit hidayah
Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
12 Mei 2022 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari wafit hidayah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/pengusaha-laptop-kerja-2452808/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/pengusaha-laptop-kerja-2452808/
ADVERTISEMENT
Covid19 berdampak pada kebijakan pemerintah yang mewajibkan masyarakat untuk menjaga jarak, menggunakan masker selalu mencuci tangan. Selain itu pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial berskala besar yang memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
Pembatasan ini secara tidak langsung akan berdampak pada kelangsungan bisnis global. Banyak perusahaan terpaksa menerapkan PHK karena laba yang menurun. Hal ini menyebabkan orang kehilangan pekerjaan karena berkurangnya daya beli.
Upaya pengembangan sektor ketenagakerjaan di Indonesia yang telah dilakukan selama dua belas tahun terakhir masih jauh. karena pertumbuhan PDB per pekerja di Indonesia tahun lalu telah memburuk.
Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) 29 April 2021, tingkat pertumbuhan real PDB per orang yang bekerja pada tahun 2020 turun menjadi 1,84% setelah mengelola alasan untuk perbaikan 0,79% untuk 2019-2020. Selain itu, pada bulan lalu tingkat pengangguran meningkat dari 2,6 juta orang menjadi 9,77 juta orang atau 7,07 persen. Bahkan pandemi Covid-19 telah memengaruhi 100 juta pekerja usaha mikro kecil menengah (UMKM).
ADVERTISEMENT
Kepala Badan Perencanaan Pengembangan Kemenaker Bambang Satrio Lelono mengungkapkan syarat tadi sebenarnya relatif berat bagi Indonesia buat menaikkan kinerja ekonomi mengatasi aneka macam kasus ketenagakerjaan lain. Dampak pandemi Covid19 menunda trend positif bahwa Indonesia yang mampu menekan nomor pengangguran secara signifikan nomor kemiskinan.
Memperkirakan setidaknya lebih menurut 200 juta orang diperkirakan akan menganggur pada skala dunia dalam 2022. Angka prediksi itu jauh pada atas taraf sebelum pandemi. menggunakan pemulihan pasar energi kerja yang lemah memperburuk ketimpangan yang sudah ada.
Menurut saya tingkat pengangguran akan lebih tinggi tahun depan. Jumlah ini masih lebih tinggi dibandingkan sebelum krisis dampak virus korona melanda. Dampak nyata pada pasar tenaga kerja bahkan lebih besar ketika pengurangan jam kerja dikenakan pada pekerja sejumlah faktor lainnya. Menurut ILO, 2 juta orang yang bekerja di sektor informal paling terpengaruh, sekarang mempekerjakan 108 juta lebih banyak pekerja termasuk dalam kategori miskin atau sangat miskin dibandingkan dengan 2019.
ADVERTISEMENT