Konten dari Pengguna

Budaya Kerja Brutal 996 Bentuk Perbudakan Modern ala China

Wafiyuddin Musyaffak
Saya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. Saya tertarik dalam isu-isu terkini terutama dalam hal sosial politik. Selain itu juga saya tertarik dengan keilmuan sejarah, karena sejarah penentu masa kini dan masa depan
21 Oktober 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wafiyuddin Musyaffak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Budaya kerja yang brutal sampai saat ini masih beredar di China, yaitu dengan sebutan 996. Istilah ini diambil dari karyawan bekerja dari jam sembilan pagi sampai jam sembilan malam dalam kurun waktu enam hari seminggu tanpa adanya uang lembur. Sistem seperti ini biasanya terdapat di sektor teknologi dari perusahaan layanan online sampai perdagangan elektronik. Perusahaan-perusahaan besar ini bahkan produknya juga terdapat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Budaya kerja seperti ini diterapkan oleh perusahaan-perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Untuk menjalankan suatu perusahaan yang besar juga butuh faktor produksi yang melimpah juga dalam hal ini sumber daya manusia. Akan tetapi dalam memajukan dan memperbesar suatu perusahaan menjadi raksasa sayangnya, beberapa perusahaan ini menggunakan budaya kerja 996 untuk meraih atau mendominasi pasar.
Perusahaan yang dari Jack Ma sendiri juga menerapkan hal itu, bahkan sang motivator tersebut yang mempopulerkan 996 dan mengatakan bahwa pekerja harus melakukan pekerjaannya selama 12 jam dalam kurun waktu sehari. Selain Jack Ma, terdapat pernyataan dari pendiri JD.com, Richard Liu, mendukung adanya budaya 996 ini, yang mengungkapkan "Pemalas bukanlah saudara aku”. Di China ini setidaknya terdapat puluhan perusahaan yang menerapkan sistem kerja 996 untuk para pekerjanya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari Sindonews, para pekerja China dari kalangan milenial tidak suka dengan sistem kerja yang dicanangkan Jack Ma karena dituntut dalam jam kerja yang panjang dengan bayaran yang tidak sepadan. Kebijakan Pemerintah China dalam melarang sistem budaya kerja 996 ditanggapi ByteDance, yang merupakan pemilik TikTok dan Douyin versi China. ByteDance ini akhirnya memberhentikan sistem kerja yang kebanyakan dilakukan oleh perusahaan teknologi.
China merupakan negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia, karena itu permintaan pekerjaan dalam dunia industri sangat banyak. Masyarakat di sana memiliki kedisiplinan yang bagus, sehingga mereka mau melakukan pekerjaan melebihi batas wajar. Mereka juga tidak memiliki pilihan yang banyak karena banyaknya permintaan pekerjaan. Jadi, perusahaan bisa saja dengan mudahnya mengganti pekerja jika ada yang keluar.
ADVERTISEMENT
Sistem kerja semacam ini yang mana jika ditotal selama seminggu bekerja selama 72 jam, sehingga mengakibatkan banyak masyarakat yang bekerja demi kehidupannya dengan cara seperti ini sakit bahkan meninggal karena faktor kelelahan. Anak muda cenderung enggan menghadapi risiko seperti ini, oleh sebab itu banyak anak muda yang kurang setuju dengan sistem seperti ini. Akibat yang ditimbulkan dari budaya ini merugikan dari pihak pekerjanya karena menguras keringat banyak di batas wajar.
Mengutip dari cnbc indonesia, Sejumlah kematian telah dilaporkan, pada 2015 saat seorang pengembang dari Tencent ditemukan telah pingsan dan meninggal. Padahal ketika itu dia sedang berjalan dengan istrinya yang sedang hamil. Kemudian berselang satu tahun kemudian, wakil pemimpin redaksi form online Tianya berusia 34 tahun mengalami serangan jantung fatal di stasiun kereta bawah tanah Beijing. Selanjutnya pada tahun 2018, pekerja berusia 25 tahun di DJI meninggal karena serangan jantung. Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat kelelahan fisik dan pikiran sehingga mengakibatkan kematian
ADVERTISEMENT
Namun kini sistem penerapan kerja 996 dilarang di China. Pengadilan tinggi China yang menerapkan sistem 996 ini ilegal karena melanggar UU Ketenagakerjaan yang mana jam kerja standar yang sebenarnya adalah delapan jam per hari atau bisa dikatakan maksimal 44 jam kerja per minggu. Sedangkan sistem 996 ini jika dihitung per minggunya selama 72 jam, tentu saja ini melanggar Undang-Undang yang telah ditetapkan China.
Dari permasalahan ketidakmanusiaan jam kerja inilah akhirnya membuat segerombol pekerja dari perusahaan IT, yang memulai dengan sebuah protes dengan sebuah nama 996.icu. Memiliki arti yang mana banyak pekerja dengan sistem 996 yang berakhir di ICU bahkan meninggal. Sebenarnya aksi semacam ini sudah lama disuarakan hanya saja dengan cara offline sehingga tidak begitu dengar oleh pemerintah dan perusahaan. Sehingga para anak IT ini menggunakan media digital dalam perjuangannya, dikarenakan sistem budaya kerja ini semakin parah keadaannya, apalagi masa pandemi seperti ini yang mengakibatkan masyarakat China harus bekerja untuk menghidupi dirinya atau keluarganya.
ADVERTISEMENT