Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pemulihan Psikologis untuk Anak-anak Paska Bencana Siklon Tropis Seroja di NTT
7 Mei 2021 15:17 WIB
Tulisan dari Wahana Visi Indonesia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebanyak 12 relawan dari Universitas Nusa Nipa Indonesia (UNIPA) di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) melakukan kegiatan pendampingan bagi anak-anak penyintas bencana banjir bandang dan angin kencang akibat siklon tropis seroja di Flores Timur, NTT. Dukungan psikososial diberikan untuk memulihkan kondisi psikologis anak-anak yang mengalami trauma paska bencana, dan membekali anak dengan berbagai pengetahuan.
Kepala Program Studi Psikologi UNIPA Maria N Nancy menyebutkan, berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan, ditemui beberapa anak mengalami trauma ringan setelah rumah mereka hanyut dan anggota keluarganya meninggal. Ditemukan pula anak-anak yang mengalami gangguan perilaku dan emosi. Hal ini diduga merupakan akibat dari masalah sosial seperti penelantaran, kekerasan dan pola pengasuhan yang salah sebelum bencana terjadi dan ditambah dengan pasca bencana kemarin.
ADVERTISEMENT
"Banyak anak yang diasuh oleh nenek atau orangtua tunggal, karena banyaknya orangtua yang merantau ke luar kota atau ke luar negeri. Pada beberapa kasus, salah satu orangtua menikah lagi dengan cara adat. Akibatnya, banyak anak kurang mendapat kasih sayang dari orangtua, tingkat pendidikan anak rendah, terjadi kasus seks pranikah, hingga tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga," ujar Nancy.
Operation Team Leader SINCERE (Seroja Indonesia NTT Cyclone Emergency Response) WVI area Folres Timur, Sabu dan Rote Berwaddin I Simbolon, menyebutkan, kegiatan dukungan psikososial dilakukan lewat pengembangan Ruang Sahabat Anak di Desa Nobo dan Desa Nelelamadike, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur. Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama total 14 hari, termasuk 3 hari assessment di awal.
ADVERTISEMENT
“Selain membantu anak pulih dari trauma paska bencana melalui dukungan psikologis awal (DPA), dukungan psikososial ini juga membekali anak dengan keterampilan emosi, pengetahuan tentang bencana hingga pendidikan reproduksi dan bagaimana mengenali dan menghindari terjadinya kekerasan seksual. Hasil kajian awal juga menunjukkan bahwa orang dewasa yang menjadi penyintas juga membutuhkan peningkatan kapasitas baik untuk pengasuhan maupun informasi kesehatan,” kata Berwaddin.
Selain anak-anak, dukungan psikososial juga diberikan untuk remaja dan orangtua. Pendekatan kepada orangtua maupun pengasuh harus dilakukan agar mereka dapat melakukan tindak lanjut ke depan untuk pemulihan kondisi psikologis anak-anak.
Sebelumnya, lebih dari 150 relawan telah mendapat pembekalan pelatihan psikososial dari Wahana Visi Indonesia bekerja sama dengan Himpunan Psikologi (HIMPSI) NTT, tim relawan psikologi UNIPA dan Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT). Pelatihan diikuti oleh relawan yang berasal dari LSM lokal (IRGSC, JPIT), tim relawan psikologi, tokoh agama, dinas di kabupaten, serta guru dan pendamping forum anak untuk memberikan dukungan psikososial bagi para penyintas bencana di Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Sumba Timur, Alor, Timor Tengah Selatan dan Flores Timur.