Konten dari Pengguna

Kendala Para Peserta Didik dalam Melakukan Pembelajaran Jarak Jauh

Hilwa Ogesnata
Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
8 Februari 2021 11:38 WIB
Tulisan dari Hilwa Ogesnata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belajar di rumah.
zoom-in-whitePerbesar
Belajar di rumah.
ADVERTISEMENT
Setahun sudah wabah COVID-19 ini melanda dunia. Banyak pengaruh yang sangat signifikan dalam kehidupan manusia di dunia, tidak hanya dunia bisnis saja, yang paling mendalam adalah dunia pendidikan terkena imbas yang luar biasa; anak-anak terpaksa harus belajar di rumah dengan segala kendalanya.
ADVERTISEMENT
Selama PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) ternyata anak-anak tidak begitu menikmati belajar, mereka bukan tidak diberi materi atau tugas dari sekolah, bahkan para guru mencari solusi bagaimana agar anak-anak mau dengan senang belajar dari rumah dengan berbagai metode pembelajaran, hanya beberapa persen saja yang mau mengikuti belajar dan mengerjakan tugas, misal dalam satu kelas ada 37 siswa/siswi, yang mengerjakan tidak sampai 50%, sehingga banyak para guru sangat bersusah payah mencari strategi bagaimana anak mau belajar dengan senang dan bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, para guru berusaha membuat video pembelajaran, atau masuk ke aplikasi belajar agar anak-anak tertarik untuk belajar, tetapi tetap terbentur oleh fasilitas dan keadaan keluarga.

Kendala yang dihadapi para peserta didik dan orang tua dalam Belajar Dari Rumah (BDR) ini

1. Fasilitas yang tidak memadai, tidak semua peserta didik mempunyai ponsel pintar, ada yang punya, tetapi terbentur oleh kuota internet yang pada akhirnya membuat mereka tidak ikut PJJ.
ADVERTISEMENT
2. Tidak semua orang tua memperhatikan anak-anaknya untuk belajar dirumah karena faktor kemampuan orang tua dalam memahami pelajaran si anak, ditambah sebagian orang tua sibuk mencari nafkah sehingga anak tidak terperhatikan, alhasil banyak anak tidak mengerjakan tugas karena kurangnya pengawasan
3. Kendala tersulit adalah menghadapi anak malas yang dari awal di saat belajar tatap muka sudah sering bolos dan sangat malas. Dengan adanya pandemi dan harus belajar di rumah, mereka malah semakin malas dan tidak mengerjakan tugas dari guru. Fasilitas yang diberikan orang tua malah dipakai untuk bermain.
Dalam hal ini, kita para orang tua, guru, peserta didik, dan masyarakat harus bahu membahu membantu bagaimana mencari solusi terbaik tentang pendidikan ini, memang bagi anak yang tidak bermasalah, BDR ini sangat menyenangkan mereka bisa mengekspresikan kemampuan nya dengan fasilitas yang memadai, orang tua yang mendukung dan memperhatikan mereka, mereka akan baik-baik saja, tetapi lain hal dengan anak yang serba kekurangan dan kurang perhatian, hanya termangu dan tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi pandemi ini, mereka biasa pergi ke sekolah tanpa beban dengan semangat berharap gurunya yang mengajarkan, bukan orang tua yang sibuk dengan nafkahnya sehingga sampai rumah dalam keadaan lelah dan emosi, serta tidak mampu lagi mengajarkan atau memberi petunjuk kepada mereka.
ADVERTISEMENT

Dukungan, semangat dan percaya diri mampu menjadi solusi di masa pandemi

Dalam kondisi pandemi ini hanya semangat dan percaya diri yang harus dibangkitkan agar kita dan para peserta didik semangat dalam belajar walau masih BDR dan PJJ. Jangan sampai kondisi pandemi menyebabkan kita atau para pelajar menjadi malas dan putus asa serta terpuruk, peranan keluarga dan orang-orang terdekat sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan semangat dalam segala hal. Semoga pandemi ini berlalu sehingga kita bisa kembali melihat para peserta didik belajar dengan semangat berserta gurunya yang ahli dalam mengajar dan mendidik.

Kesabaran Para bapak ibu sangat diperlukan dalam kasus anak yang malas atau anak yang bermasalah

Para guru harus bekerja keras agar anak didiknya mau belajar dan mengerjakan tugas yang sudah diberikan, dengan cara memberi pengawasan dan home visit terhadap anak didik yang mempunyai kesulitan dalam menghadapi pembelajaran jarak jauh. Dan mampu memberikan penerangan bahwa belajar dirumah bukan berarti tidak diperhatikan oleh guru. Dan mampu memberi nasihat bahwa belajar tidak harus di sekolah, belajar itu adalah penting.
ADVERTISEMENT