Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Indonesia Peringkat ke-5 Besar LGBT di Dunia
I'm a journalist, writer, blogger, and designer |
Based in Padang-West Sumatera | [email protected]
23 Maret 2018 8:24 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Wahyu Amuk tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
PADANG- Era globalisasi dan modernisasi yang tidak disikapi dengan benar akan berdampak negatif, seperti maraknya lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT), narkoba, pergaulan bebas yang sangat merusak generasi muda bangsa yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Maraknya kelakuan negatif ini menjdikan Indonesia saat ini berada di peringkat ke-5 terbesar di dunia, dan pengguna narkoba ada sekitar 6 juta pengguna yang sebagian besar anak muda.
Pernyataan itu diungkapkan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan saat memberikan opening speech dan membuka acara Seminar Motivasi dalam rangkaian acara Roadshow Spirit Of Indonesia atas kerjasama gerakan Kami Indonesia dan Universitas Negeri Padang (UNP), di Auditorium UNP, Kamis (22/3).
“Faktor penyebab maraknya dampak negatif itu adalah hilangnya identitas diri atau jati diri bangsa di dalam dada generasi muda,” ujar pria yang akrab disapa Zulhasan ini.
Hilangnya jati diri generasi muda ini, menurutnya ditandai banyaknya generasi muda yang tidak tahu siapa dirinya, tidak paham asal diri dan kondisi sosial daerahnya, bahkan tidak memahami nilai-nilai luhur yang turun-temurun diwarisi.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks yang luas, Zulhasan menambahkan, hilangnya nilai-nilai dan jati diri bangsa akan menyebabkan hilangnya pemahaman demokrasi Pancasila. Dikatakannya nilai-nilai Pancasila dalam berdemokrasi sudah tergantikan oleh rasa saling curiga, fitnah, dan penyebaran berita hoaks hanya untuk kepentingan politik.
"Faktanya sangat miris, kita bahkan kehilangan siapa kita, sebab kehilangan jati diri dan nilai-nilai. Masuknya nilai dari luar padahal negatif dianggap benar, hebat dan diikuti. Maka serbuan gaya hidup LGBT, minuman keras, pergaulan bebas, narkoba tak terbendung lagi," jelasnya dihadapan ribuan mahasiswa.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dampak dari kelakukan negatif itu, membuat rakyat satu sama lainnya bermusuhan, dan konflik hanya gara-gara beda pilihan politik. Maka dari itu, ia berharap generasi muda harus meluruskan kembali identitas bangsa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kepada mahasiswa dan seluruh civitas akademika UNP untuk bisa menjadi pelopor dalam memperkuat persatuan. Salah satunya menjadikan nilai Pancasila dalam perilaku sehari-hari.
“Mari kita kembali ke nilai-nilai luhur bangsa. Jahit dan bangkit kembali merah putih yang mulia terkoyak ini,” harapnya dihadapan civitas akademika yang dihadairi Wakil Rektor IV UNP itu. (why)