Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Di Calling Pak SBY
2 Maret 2017 23:29 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
Tulisan dari Wahyu Eka Setiyawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siang ini aku kaget endak karuan, tiba-tiba ada telepon masuk. Wah siapa ini dalam benakku bertanya, mungkin penting jadi aku cepat-cepat mencari teleponku. Siapa tahu calon istri, yang selama ini aku idamkan Eh ternyata tidak, subhanallah ternyata telepon dari Pa Sby ada apa ya tumben.
ADVERTISEMENT
"Assalamualaikum, dek Wahyu" suaranya berat berwibawa, pantas lah beliau jadi jenderal. "Waalaikumsalam, Pepo" Eh buju buset, sial-sial aku salah ucap. "maaf Pak, aku tidak sengaja" coba meralat ucapanku, takut nanti dimarahain dan dianggap menistakan beliau. "oh tidak apa-apa dik, saya cukup prihatin" hufh untung beliau tidak marah. Tetapi saya masih kebingungan, kenapa kok dia bisa nelpon saya. Ada kepentingan apa ya?, la wong saya ini siapa. Hanya cecunguk, yang tak ada secuil tahinya AHY.
Saya lalu beranikan tanya pada beliau, "ehm ada apa gerangan Pak, kok telepon saya. Ini kehormatan". "Begini dek Wahyu, bapak mau tanya. Menurut dek Wahyu potensi anak saya di Jatim bagaimana?" hadeh la kok nanyanya pada saya, enggak salah nih. Ya aku bingung jawabnya apa, tanganku mulai gemetaran takut salah ucap. "Begini pak, saya kurang tahu eh. Apa bapak tidak salah orang tanya pada saya" ehm lalu apa lagi ya, sumpah bingung. Wong penting jeh, mantan loh. "Oh tidak dek Wahyu, saya hanya survey pada rakyat, dek Wahyu ini contoh rakyat yang punya pemikiran cemerlang". Pfft seketika aku ngambil CD album Platinum SBY, aku puter lagu emasnya. Judulnya ehm-ehm, sek lanjut kasihan pak SBY nungguin jawaban saya.
ADVERTISEMENT
"Ehm gimana ya pak, saya ini enggak cemerlang deh. Tapi saya akan jawab sebisa saya. Btw bapak ini idola Ibuku lo pak". Ya basa-basi siapa tahu di transfer pulsa 1juta, atau paling enggak dapet ucapan prihatin. "Iya dek makasaih salam buat Ibu, that's wonderfull thing, when i hear". "Begini bapak, i have one point. If Agus want to be Jatim Governor. Dia harus numbuhi brengos, lalu sering-sering moshing. Tentunya jangan lupa selalu ngundang Habib Syech dan New Palapa plus Via Vallen" Ehm hahhaha bercanda keles, tapi mungkin efektif juga. "Oh begitu dek, Good Point. But I think, you just share about strategy not vision of election. Lalu bagaimana elektabilitas AHY?" modyar aku, cuk asu. "Gini pepo, eh pak SBY. Dengan itu AHY bisa mulus melaju. Potensi hiburan daripada program kerja, lebih mengikat hiburan Pep eh Pak. Gini ya, orang Jawa Timur, akan lebih mengingat gini. Eh gubernur sing seneng ndangdutan iku apik, ngehibur rakyat. Ayo dipilih ben iso ndelok penyanyi sing semlohe kae. Begitu gambaranya pak, masih can speak Boso Jowo toh pep eh Pak". Wkwkwkw entah dia setuju apa endak, ra urusan, aku kelompok pendukung Golput kok.
ADVERTISEMENT
"Good explanation. Ya still iso leh dek, la aku asli Pacitan kok. Bisa dipertimbangkan dek Wahyu itu. Adek Wahyu terima kasih". Wih selesai sudah, alhamdulilah. Bayangkan kamu harus jaga perkataan, sikap, mending di telepon operator deh. "Eh satu lagi dek Wahyu, nanti adek jadi panitia konser saya di Tuban ya. Kira-kira animonya bagaimana?" pertanyaan susah lagi, ah biarin dah. "saya cukup prihatin pak, mending pepo eh pak SBY duet sama Via Vallen saja biar asik gitu, sekaligus band hardcore lokal biar AhY bisa moshing". "Ya ya bisa-bisa itu visioner, nanti saya telepon Via" modar ke Via Vallen, hahaha mosok ngerti dia lagunya SBY. Aku saja lagi muter ini tak tahu judulnya, dan kayaknya sih cocok di koploin. Setara Rhoma Irama Idaman. "ya gitu saja dek, thanks a lot. nanti kabar-kabar saja. Saya lagi nunggu telpon pak Jokowi. Jadi harus stand by, soalnya cuma saya saja yang enggak diundang ngopi di Istana". pffft baper doi, tapi Jokowi jahat ih, masak SBY yang kharismatik ta diundang. "Saya cukup prihatin pak, dengan segenap hati saya" sambil menirukan gimik SBY. "Thank's dek, nanti tak kirim Vinyl saya segera, Assalamualaikum". Modar-modar aku minta pulsa saja pak, tapi enggak berani bilang sih. "Terima kasih bapak, sehat selalu, Wassalamulaikum".
ADVERTISEMENT
tut tut tut tut
Lega banget, habis ditelpon orang berpengaruh. Tapi-tapi pfffft ini bukan mimpi kan, aku masih tidak percaya. Itu SBY beneran kah, tapi suaranya memang SBY. Ih
"Mas-mas, masssssss!!!!" teriak orang tak dikenal, dedek hijab lucu. Tapi kok kepalaku pusing ya, ehmmm mataku agak berat. "Mas sudah sadar?" tanya mas-mas. "La aku kenapa?, bukannya aku di rumah" aku masih bingung juga. "Masnya tadi tiba-tiba ambruk di toko, lalu pingsan". Walah dalah, aku pingsan toh. Iya aku lupa kalau aku habis mabuk tadi malam. Ahhahahaha