Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Gen Beta Lahir: Meningkatkan Kualitas Guru SD dalam Era Digital
22 Januari 2025 19:10 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wahyu Eka Nurhafidoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gen Beta adalah kelompok individu yang lahir antara tahun 2025 hingga 2039. Menurut seorang peneliti sosial Australia yang dipimpin oleh analis generasi Mark McCrindle, Gen Beta diperkirakan akan mencapai 16% dari populasi global pada tahun 2035 mendatang (kompas.com, 3 Januari 2025). Mereka akan tumbuh di dunia yang jauh lebih maju secara teknologi dibandingkan kita. Bayangkan, mereka sudah sejak kecil akrab dengan gadget, aplikasi, dan berbagai platform digital. Mungkin bagi mereka, tidak ada yang aneh dengan dunia yang serba online, serba canggih, dan penuh informasi dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
Nah, bagaimana mereka akan belajar?
Seperti apa pembelajaran yang akan mereka alami?
Tentu saja, teknologi akan memainkan peran yang sangat besar dalam pendidikan mereka. Dan untuk itu, guru yang selama ini menjadi pilar utama dalam dunia pendidikan akan menjadi peran lebih penting, apalagi dengan pesatnya perkembangan teknologi diperlukan peran guru yang bisa sejalan dengan dunia yang penuh informasi digital.
Beberapa tahun yang lalu, teknologi di kelas tidaklah seintens sekarang. Kita masih mengenal papan tulis yang penuh dengan kapur, buku teks tebal, dan alat peraga fisik. Teknologi dalam pendidikan waktu itu bisa dibilang sangat terbatas. Kualitas guru pada masa sebelumnya lebih mengandalkan metode pengajaran yang lebih tradisional, yang mungkin bagi kita saat itu sudah cukup efektif. Namun, dengan perkembangan zaman dan lahirnya Generasi Beta yang tumbuh di tengah pesatnya kemajuan teknologi, para guru dituntut untuk lebih adaptif dan lebih menguasai teknologi.
ADVERTISEMENT
Sekarang, pendidikan tidak lagi sekadar mengandalkan papan tulis dan buku teks. Pembelajaran bisa berbasis digital yang dilakukan lewat aplikasi edukasi, platform online, bahkan simulasi virtual. Dalam perkembangan teknologi yang terus meningkat, keterampilan digital menjadi hal yang penting bagi setiap pendidik. Guru tidak hanya sekadar mengajar, mereka juga harus menjadi fasilitator yang mampu memandu siswa dalam dunia digital dan memanfaatkan alat-alat teknologi karena teknologi memberi peluang untuk membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif. Tapi, untuk itu, guru harus mampu memanfaatkan teknologi secara maksimal.
Di Indonesia, meskipun banyak guru yang mulai mengenal teknologi, masih terdapat kesenjangan digital yang besar. Banyak guru, terutama di daerah dengan akses internet terbatas, yang kesulitan mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Walaupun tidak ada data pasti yang menunjukkan jumlah guru secara keseluruhan, ada indikasi yang cukup jelas bahwa masih banyak guru, terutama yang berada di daerah-daerah dengan akses internet terbatas, yang kesulitan untuk menguasai teknologi. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan metode lama, yang memang sudah terbukti efektif, tetapi kurang relevan dengan kebutuhan Generasi Beta yang sudah sangat terpapar dengan teknologi. Hal ini menjadi tantangan besar bagi dunia pendidikan kita.
ADVERTISEMENT
Lalu, apa solusinya?
Bagaimana cara kita membantu para guru untuk mengatasi ketertinggalan ini?
Menurut saya, permasalahan ini dapat diatasi dengan peningkatan kompetensi digital guru. Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mempersiapkan guru-guru kita agar lebih siap menghadapinya.
Pertama, kita bisa mulai dengan pertemuan online atau forum edukasi daring. Bayangkan kalau guru-guru dari seluruh penjuru Indonesia bisa berkumpul secara virtual, berbagi pengetahuan, bertukar ide, kreativitas dan berbagi inovasi tentang bagaimana mereka memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Ini bukan hanya akan memperkaya pengetahuan mereka, tetapi juga bisa membuka wawasan baru tentang cara-cara kreatif untuk mengintegrasikan teknologi dalam kelas, bahkan di daerah-daerah dengan keterbatasan internet sekalipun. Forum semacam ini akan menciptakan ruang bagi para guru untuk saling belajar dan tumbuh bersama.
ADVERTISEMENT
Kedua, pelatihan untuk menggunakan berbagai platform pembelajaran digital. Pelatihan tentang teknologi pendidikan menjadi sangat penting. Pelatihan ini tidak hanya soal mengenal aplikasi, tetapi juga bagaimana menggunakan aplikasi tersebut dengan cara yang menyenangkan dan efektif. Guru-guru perlu dilatih untuk menggunakan teknologi dengan metode yang sesuai dengan karakteristik Generasi Beta yang lebih terbiasa dengan pembelajaran berbasis digital, mulai dari aplikasi edukasi. Dengan keterampilan ini, mereka bisa menciptakan pembelajaran yang lebih menarik dan relevan dengan dunia siswa mereka.
Ketiga, kita perlu mendorong pengembangan komunitas guru inovatif. Saya percaya bahwa komunitas semacam ini akan sangat berguna dalam mengembangkan keterampilan teknologi guru. Komunitas ini bukan hanya tempat untuk berkumpul dan berdiskusi, tetapi juga tempat di mana guru bisa mendapatkan pelatihan praktis dan langsung diterapkan dalam pembelajaran. Misalnya, workshop yang mengajarkan mereka cara menggunakan alat teknologi terbaru, atau sesi pelatihan yang mengajarkan cara-cara baru dalam mengajar yang lebih interaktif. Komunitas semacam ini bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, pemahaman tentang teknologi dan memotivasi guru untuk terus berkembang dan tidak takut mencoba hal-hal baru.
ADVERTISEMENT
Tentu seorang guru perlu memiliki sifat inovatif dan terampil dalam teknologi. Guru yang inovatif tidak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan metode-metode pembelajaran yang menyenangkan, fleksibel, serta mampu mengajarkan siswa cara menggunakan teknologi secara positif bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga untuk sarana belajar dan berkembang. Dengan begitu, guru bisa membantu siswa mengembangkan keterampilan digital, serta meningkatkan motivasi dan efisiensi dalam belajar.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan, meskipun teknologi bisa memberikan banyak keuntungan dalam pembelajaran, guru tetap harus menjadi penuntun moral dan etika bagi siswa. Mereka harus bisa mengajarkan siswa cara menggunakan teknologi secara bijak, bagaimana cara mencari informasi yang benar, serta bagaimana tetap menjaga privasi dan etika dalam dunia digital. Guru yang inovatif tahu bahwa teknologi adalah alat yang harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana, agar siswa tidak hanya terampil dalam dunia digital, tetapi juga bisa berfungsi dengan baik dalam kehidupan bermasyarakat.
ADVERTISEMENT
Jadi, sebenarnya apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung guru dalam menghadapi dunia pendidikan yang semakin digital? Salah satunya adalah dengan memastikan mereka memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang, baik melalui pelatihan, forum daring, atau melalui komunitas yang mendukung.
Dengan mendukung pengembangan keterampilan digital guruyang inovatif dan terampil dalam teknologi, pendidikan masa depan akan semakin menyenangkan, efisien, dan relevan. Dan yang lebih penting, siswa kita akan siap menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang pesat, terutama pada Generasi Beta.
ADVERTISEMENT