Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Perang Imjin: Sosok Heroik di Balik Kemenangan Korea di Selat Myeongnyang
1 Juni 2022 10:34 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari WAHYU ISTIYAR RINI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dinasti Joseon Korea menjadi sasaran Jepang pada akhir abad 16 karena Pemerintah Korea menolak Jepang melintasi wilayah Korea sebagai jalur penghubung dalam misi menaklukan Cina. Invansi Jepang ke Korea ini menimbulkan perang yang cukup panjang yaitu selama 7 tahun sekitar tahun 1592-1598.
ADVERTISEMENT
Peperangan ini adalah perang terbesar dan mengagumkan yang pernah dihadapi Dinasti Joseon, Korea. Kemenangan yang diraih militer Korea saat itu sangat mustahil jika dilihat dari perbandingan matematika seperti 1:10. Angkatan Laut Korea yang hanya memiliki 12 armada laut mengalahkan 300 armada laut Jepang dengan memanfaatkan arus deras di Selat Myeongnyang. Dibalik kemenangan perang ini terdapat sosok pahlawan yang begitu tangguh yaitu Laksamana Yi Shun-shin yang memiliki julukan Chungmu Gong (Pahlawan Kesetiaan dan Pengabdian).
6 tahun Setelah perang pertama antara Jepang dan Korea Laksamana Yi Shun-Shin dicabut jabatannya dan diberhentikan dari tugasnya atas dasar dugaan kasus pengintaian yang kemudian dipindahkan ke ibukota Korea untuk disiksa. Pada Juli tahun 1597 Angkatan Laut Korea dibawah komando Won Kyun diluluhlantakkan oleh Angkatan Laut Jepang. Jepang mulai memorak-porandakan Provinsi Jeolla. Pasukan Jepang berupaya menjajah ibukota Korea dan mengarah ke utara dengan kekejamannya.
ADVERTISEMENT
Disisi lain Raja Joseon membebaskan Yi Shun Shin tanpa memberinya gelar militer. Yi Shun Shin yang sedang dilanda kesedihan karena siksa yang dilakukan padanya tidak membuatnya kehilangan semangat nasionalismenya. Ia berjuang melawan tentara Jepang dengan merekrut tentara dan senjata-senjata untuk perang. Namun sayang, Yi Shun Shin hanya mendapat 12 kapal sisa dari perang sebelumnya di Chil Chun.
Setelah itu, Yi Shun Shin bermukim di wilayah barat Laut Selatan, Pelabuhan Byuk Pa, Jindo, Korea yang berjarak 100 mil dari Pelabuhan Uh Ran yang menjadi markas tentara Jepang dengan 300 armada laut. 12 hari setelah penugasannya kembali Yi Shun Shin bersama pasukannya mengadakan rapat mengatur strategi perang melawan Jepang. Ditengah rapat tersebut salah satu kapten bernama Bae Soul meminta Yi Shun Shin untuk mengurungkan rencana perangnya melawan Jepang dan bergabung dengan tentara Angkatan Darat sesuai perintah Raja Joseon. Disisi lain tentara Yi Shun Shin mulai menyusut karena takut melawan Jepang dengan hanya bermodal 12 kapal.
ADVERTISEMENT
Yi Shun Shin datang kepada Jendral Gwon Yul dan mengatakan bahwa angkatan laut membutuhkan persenjataan untuk melawan Jepang. Namun sayang, Yi Shun Shin justru mendapat hinaan karena hanya memiliki 12 kapal untuk berperang. Keadaan semakin mendesak Yi Shun Shin untuk mundur dari perang tetapi Yi Shun Shin tetap yakin bahwa Angkatan Lautnya dapat memukul mundur Jepang.
Melihat tentara rekrutannya dibayangi rasa takut Yi Shun Shin menunjukkan ketegasannya dengan memberikan hukuman mati bagi para tentara yang melarikan diri sebelum berperang. Hal ini ia lakukan untuk membangkitkan keberanian pasukannya dan menjunjung tinggi harga diri seorang tentara angkatan laut. Menurut Yi Shun Shin sebagai tentara Angkatan Laut lebih terhormat mati di medan perang laut daripada mati dengan mengalah di atas tanah air sendiri.
ADVERTISEMENT
Masalah terus datang menimpa Yi Shun Shin di mana salah satu kapal kura-kuranya dibakar habis oleh pasukannya yang menolak ikut perang melawan Jepang. Yi Shun Shin tidak putus asa begitu saja ia menyiapkan strategi perang yang sangat cerdas yakni dengan memanfaatkan Selat Myeonyang yang memiliki arus sangat deras dengan suara arus seperti teriakan tangis pasukan yang gugur perang.
Di Selat Myeonyang itulah 300 armada laut Jepang dikalahkan oleh 12 armada laut Korea di bawah pimpinan Laksamana Yi Shun Shin. 12 kapal tentara Korea membentuk formasi satu garis menyambut kedatangan 300 kapal Jepang. 11 kapal dari 12 kapal tentara Korea bergerak mundur saat melihat kedatangan 300 kapal Jepang. Hanya tersisa 1 kapal yang ditumpangi Yi Shun Shin dan sisa pasukannya. YI Shun Shin berusaha keras menghalau serangan pasukan Jepang hingga arus deras bawah laut yang ia harapkan tiba.
ADVERTISEMENT
Arus deras tersebut muncul di saat kapal Yi Shun Shin dikepung oleh kapal tentara Jepang. Dalam sekejap kapal-kapal Jepang terseret arus deras dan saling bertubrukan hingga hancur. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Yi Shun Shin untuk melakukan penyerangan balik terhadap pasukan Jepang. Disisi lain Yi Shun Shin telah menyiapkan strategi jebakan untuk menggoyahkan kapal-kapal tentara Jepang dengan memasang jebakan berupa kawat besi yang diputar dengan kapstan.
Bentuk kapal perang Jepang yang tajam dan dalam memudahkan kapal tersebut tersangkut dalam jebakan kawat besi. Sedangkan Kapal Yi Shun Shin yang datar dan dangkal membuatnya lolos dari jebakan kawat besi tersebut. Melihat banyaknya kapal Jepang yang karam telah membangkitkan semangat dan keberanian 11 kapal dan pasukan Yi Shun Shin bergerak maju kembali dan berperang.
ADVERTISEMENT
Disisi lain Perwira Kurushima geram dan turun tangan menghadapi Yi Shun Shin. Untuk kedua kalinya kapal Yi Shun Shin terkepung oleh kapal-kapal Jepang dan saat itu juga pertempuran jarak dekat terjadi. Kurushima yang mencoba menyerang Yi Shun Shin mendapat serangan bertubi-tubi dari tentara Korea dengan serbuan anak panah yang membuatnya tak berdaya dan tewas di tangan Yi Shun Shin.
Pertempuran masih berlangsung dan kapal Yi Shun Shin semakin terdesak. Dengan kecakapannya Yi Shun Shin memberikan perintah untuk menyerang kapal Jepang yang mengepung segala sisi dengan menembakkan meriam dari sisi bawah kapal dan seketika kapal-kapal Jepang terhempas hancur.
Kematian Kurushima dan banyaknya kapal perang Jepang yang karam membuat Jepang terpukul mundur dari medan perang dan kemenangan milik Korea. Kekalahan ini merupakan sebuah hal yang paling memalukan bagi Jepang karena kalah perang dengan 12 kapal Korea.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan yang manis bukan berarti tidak melalui penderitaan dan ketakutan yang besar. Keteguhan dan keyakinan Yi Shun Shin yang berjuang mempertahankan negaranya meskipun dalam keadaan yang penuh kekurangan telah menginspirasi kita sebagai generasi muda bangsa untuk selalu bersyukur dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan kedaulatan negara.