Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Miskonsepsi Pembelajaran Berdiferensiasi
1 November 2023 13:26 WIB
Tulisan dari Wahyu Puspita Dewi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Kegiatan pembelajaran di kelas (sumber; dokumentasi pribadi penulis)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01he4ab2fjbwj3mjhqymhdzsdb.jpg)
ADVERTISEMENT
Pendidikan menekankan kompetensi pedagogis untuk memahami tentang keberagaman karakteristik pada peserta didik. Namun pada proses pembelajaran, guru lebih sering menggunakan metode klasikal. Memperlakukan semua anak sama, sehingga tidak dapat memenuhi keberagaman karakteristik siswa. Guru hanya berpusat pada target materi yang harus diselesaikan, serta ketuntasan minimal yang harus tercapai. Bagi seorang guru perlu untuk mempraktikan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses pembelajaran. Menurut Tomlinson (2001) Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik sebagai individu. Atau bisa dikatakan juga bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan dan mampu mengakomodir kebutuhan peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik yang berbeda-beda. Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti bahwa guru harus mengajar dengan 25 cara yang berbeda untuk mengajar 25 peserta didik yang ada pada satu kelas, bukan juga seorang guru diminta untuk menyediakan bahan ajar ataupun tugas yang berbeda-beda untuk setiap muridnya. Hal ini lah yang menjadikan miskonsepsi terhadap pembelajaran berdiferensiasi. Miskonsepsi memiliki arti salah paham atau salah pengertian dalam hal konsep pembelajaran berdiferensiasi. Oleh sebab itu, miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi perlu diketahui dan dipahami guru perlu disosialisasikan.
ADVERTISEMENT
Berikut merupakan beberapa miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang perlu diketahui dan dipahami.
Pembelajaran Berdiferensiasi Bukan Pembelajaran Individu
Berdiferensiasi bukan berarti pembelajaran individu. Pembelajaran ini masih dilakukan secara terpadu serta mencakup seluruh peserta didik dalam ruang lingkup satu kelas. Oleh sebab itu, seorang guru tidak diharuskan memberikan tugas atau soal yang berbeda-beda untuk setiap muridnya.
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut
Berdiferensiasi bukan berarti guru harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan namun, guru diminta untuk memberi petunjuk kepada siswa untuk setiap kegiatan yang telah dilakukan serta mengarahkan siswa di setiap rangkaian kegiatan yang telah dilakukan. Supaya suasana kelas terlihat lebih terarah.
ADVERTISEMENT
Pembelajaran Berdiferensiasi Bukanlah Suatu Cara Membentuk Kelompok yang Homogen dan Bukanlah Suatu Pembelajaran yang Sama Rata
Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan untuk memenuhi setiap kebutuhan belajar para peserta didik yang sesuai dengan kemampuannya. Namun, bukan berarti setiap guru harus mengelompokkan yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang, pembelajaran akan efektif jika dilakukan dengan adanya aktivitas kerja kelompok. kelompok tersebut disusun secara heterogen untuk mendukung peserta didik yang cukup kuat dan yang lemah sehingga, dengan adanya proses kerjasama ini, hal itu dapat terlaksana proses tutor yang sebaya di antara peserta didik akan menciptakan situasi yang saling mendukung satu sama lainnya.
Demikian pemaparan serta pembahasan singkat dari miskonsepsi tentang pembelajaran berdiferensiasi yang perlu diketahui dan dipahami dalam proses belajar mengajar dalam kelas. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah pembelajaran rumit. Jika guru ada kemauan tinggi untuk mempelajari konsep-konsep yang detail pada pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat membentuk komunitas belajar, sehingga bisa saling berbagi. Sehingga miskonsepsi pembelajaran berdiferensiasi dapat teratas , dengan penguasaan dan pemahaman terhadap konsep-konsepnya.
ADVERTISEMENT