Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
KKN TIM II UNDIP dan Destana Desa Pondok Bersinergi Kurangi Risiko Tanah Longsor
15 Agustus 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari wahyu setiabudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kabupaten Wonogiri, secara nasional, memiliki indeks skor 146 yang menunjukkan tingginya kerawanan terhadap bencana alam. Skor ini menempatkan Wonogiri dalam kategori daerah dengan tingkat risiko bencana yang sangat tinggi di Indonesia. Bencana alam yang paling sering terjadi di daerah ini adalah tanah longsor dan banjir, terutama selama musim hujan. Kondisi geografis dan iklim di wilayah ini membuatnya rentan terhadap kedua jenis bencana tersebut, sehingga membutuhkan perhatian khusus dalam upaya mitigasi dan penanganan bencana.
ADVERTISEMENT
Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, Tak terhindarkan dari kerentanan terhadap bencana tanah longsor di saat musim hujan melanda, terutama di Dusun Grogolan, yang saat ini menjadi fokus utama program mitigasi bencana oleh mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro (UNDIP) yang bekerja sama dengan Desah Tagguh Bencana (DESTANA) Desa Pondok. adanya Kerja sama yang berlangsung antara para mahasiswa dan Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Pondok, dalam upaya mengurangi dampak bencana tanah longsor yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
Setiap musim penghujan, tanah longsor sering kali menutup jalan penghubung antara Dusun Grogolan dan Dusun Tinumpuk, mengisolasi warga dan menimbulkan risiko besar bagi keselamatan masyarakat setempat. Menyadari hal ini, Wahyu Setia Budi, mahasiswa KKN TIM II UNDIP, memprakarsai program mitigasi dengan fokus pada pembentukan Assembly Point atau zona titik kumpul yang aman.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara, Wahyu menjelaskan bahwa tujuan utama dari program ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan warga. "Kami memberikan pemahaman kepada masyarakat dan Destana tentang pentingnya memiliki titik kumpul yang aman saat bencana terjadi. Selain itu, kami juga melakukan praktik langsung untuk menentukan lokasi-lokasi yang paling aman di desa ini," ujarnya.
Program ini tidak hanya mendapat dukungan penuh dari masyarakat, tetapi juga dari Bapak Pur Kromo, Ketua Destana Desa Pondok. Dalam pernyataannya, Bapak Pur Kromo menegaskan bahwa Dusun Grogolan merupakan salah satu wilayah yang paling sering terdampak longsor, sehingga langkah-langkah mitigasi yang berkelanjutan sangat penting untuk mengurangi risiko korban jiwa.
Kegiatan yang berlangsung pada 10 Agustus 2024 ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat Desa Pondok. Seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anggota Destana hingga warga biasa, ikut berpartisipasi aktif dalam menentukan titik-titik kumpul yang aman. "Kami sangat bersyukur atas bantuan dan ilmu yang diberikan oleh mahasiswa KKN UNDIP. Ini adalah langkah penting untuk menjaga keselamatan kami saat bencana terjadi," ungkap salah satu warga.
ADVERTISEMENT
Dengan kolaborasi ini, Desa Pondok diharapkan menjadi lebih siap dalam menghadapi ancaman tanah longsor, sekaligus meningkatkan ketangguhan komunitas dalam situasi darurat. Program ini juga menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan dampak positif dalam upaya mitigasi bencana.