Menilik Surga Dunia Negeri di Atas Awan "Bromo"

Wahyu Tri Wibowo
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta
Konten dari Pengguna
26 Januari 2021 9:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyu Tri Wibowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
(Oleh: Wahyu Tri Wibowo)
Sepanjang membentang dari Sabang sampai Meroke, pesona Negeri Nusantara ini kian menawan saja. Dari lautan biru nan indah memancar dan gunung berjajar rapi dengan puncaknya menusuk awan. Seolah menegaskan kekayaan alam Indonesia yang tak ada habisnya. Salah satu dari sekian pesona keindahan alam tersebut yaitu Bromo. Konon di sanalah para pelancong atau traveller bisa menghipnotis menagih untuk kembali lagi. Secara geografis Kawasan Bromo terletak Provinsi Jawa Timur dan diapit oleh 4 kabupaten yaitu Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang. Gunung Bromo sendiri secara khusus masuk dikawasan TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru) dan hal ini lah Kawasan Bromo masuk ke dalam kawasan Lindung atau hutan Lindung.
ADVERTISEMENT
Keterangan Foto : Pemandangan Kawasan Bromo di View Penanjakan 1 Kab. Pasuruan (foto/Pribadi Wahyu).
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) atau dalam bahasa Tengger dieja "Brama", adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Ia mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Layaknya surga yang tertinggal di Pulau Jawa. Provinsi yang beribu kota di Surabaya itu memiliki sederet pemandangan alam yang sungguh menawan, mulai dari deretan pantai eksotis yang tercecer di sebelah selatan, air terjun dengan kedamaiannya, hingga pegunungan yang berdiri dengan gagah. Ada beberapa gunung yang terkenal di Jawa Timur, seperti Gunung Semeru dengan Puncak Mahameru yang cantik, Gunung Raung dengan treknya yang ekstrem, Gunung Arjuno dengan Danau Taman Hidup yang mempesona, hingga Gunung Bromo yang unik.Bulan April-Agustus adalah bulan yang cocok untuk melihat golden sunrise atau terbitnya matahari di kawasan bromo karena dibulan ini lah insentitas hujan sudah tak selebat seperti bulan-bulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Spot sunrise terbaik biasa ada di Penanjakan 1 dan di sanalah biasanya kita disuguhi panorama, berjejeran gunung antara Gunung Batok, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, Gunung Watangan, Gunung Bromo dan terakhir berdiri tegak puncak Gunung Semeru. Penanjakan 1 barada dibibir kaldera kawasan Gununng Bromo, ibaratnya seperti sebuah “mangkok” kita diberada di pinggir mangkok tersebut dan Gunung Bromo berada di tengahnya. Ada banyak destinasi yang kita bisa jamahi seperti kawah Gunung Bromo, Pasir Berbisik, Sabana nan luas, panorama deretan penggunungan yang eksotis.
Berdasarkan terbentuknya kaldera Gunung Bromo memang yang ada yang mengkutkan dengan legenda-legenda di masyarakat Suku Tengger dan ada pula penjelasan secara ilmiah berdasrkan penelitian pakar geologi. Salah satu rujukan berdasrkan penelitian sebagai berikut pada zaman dahulu, Gunung Bromo dan lautan pasir berasal dari satu gunung, yaitu Gunung Tengger dengan ketinggian sekitar 4000 mdpl, menjadikannya sebagai gunung terbesar dan tertinggi di Jawa kala itu. Kemudian terjadi letusan kecil, membuat materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah-lembah yang besar dan dalam hingga sampai ke Desa Sapi Kerep. Letusan dahsyat kemudian terjadi, dan menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari 8 kilometer. Dalamnya kaldera membuat materi vulkanik hasil dari letusan selanjutnya tertumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir. Menurut penelitian, dahulu kawasan lautan pasir diduga pernah terisi oleh air. Sementara itu, aktivitas vulkanik selanjutnya memunculkan lorong magma di tengah-tengah kaldera, sehingga memunculkan gunung-gunung baru seperti Gunung Batok, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, Gunung Watangan, dan Gunung Bromo.
ADVERTISEMENT
Keterangan Foto : Hamparan Luasnya Hijau Padang Sabana Kawasan Bromo
Wisatawan yang ingin melihat keindahan kaldera Gunung Bromo tidak akan dipungut biaya tambahan, kecuali biaya parkir kendaraan. Sehingga mereka hanya perlu membayar tiket di loket masuk sebelumnya, dengan harga Rp. 29.000 rupiah di hari kerja dan Rp. 34.000 di hari libur untuk wisatawan lokal, sementara untuk wisatawan asing mereka akan dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp. 220.000 rupiah di hari kerja dan Rp. 320.000 rupiah di hari libur. Harga yang tidak terlalu mahal, dibandingkan dengan panorama yang dijanjikan oleh Gunung Bromo. Untuk menuju Gunung Bromo memang tidak semudah membalikan telapak tangan, perlu waktu biaya sedikit menguras kocek kita, seperti 10-11jam dari Kota saya yaitu Solo dan 12 jam perjalanan jalur darat dari Kota Jogja. Biasanya para pelancong menuju Kota Malang sebagai tempat singgah untuk rehab sejenak sambil menunggu waktu tengah malam untuk melanjutkan perjalanan ke Gunung Bromo, maka tak jarang mereka menganggap bahwa Bromo ada di Kota Malang dan hal itu sebenarnya anggapan yang keliru.
ADVERTISEMENT
Explore kawasan bromo tidak afdal rasa tidak menjajaki Jeep Bromo yang biasanya disewakan untuk para pengunjung wisata Bromo. Dari harga 650-800rb per 1 Unit Jeep dengan kapasitas 4-5 orang kamu tinggal duduk manis sambil nikmatin suasana Bromo dan pemandangan nan indah Bromo. Hal ini lah merupakan satu alasan banyak para wisatawan Bromo terhipnotis, karena pada umumnya wisata gunung biasanya harus susah payah didaki, akan tetapi berbeda cerita dengan Gunung Bromo tak usah capek mendaki gunung karena disana banyak pilihan transportasi yang membantu anda untuk menikmati indahnya "Surga Dunia Negeri di Atas Awan Bromo".

Penulis : Wahyu Tri Wibowo

(Pelaku usaha dan Penyedia Jasa Wisata)

Mahasiswa Pasca UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

ADVERTISEMENT