Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Blockchain Sebagai Revolusi Data Kesehatan dan Tantangan Regulasinya
8 Desember 2024 12:25 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Dengan teknologi blockchain, data pasien dapat disimpan secara aman, transparan, dan terintegrasi, sehingga meningkatkan privasi serta keamanan data. Namun, tantangan regulasi menjadi penghalang utama dalam adopsi blockchain di sektor kesehatan.”
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, data kesehatan bersifat konvensional. Data kesehatan konvensional ini mengacu pada sistem penyimpanan dan pengelolaan informasi medis pasien yang telah digunakan secara tradisional selama bertahun-tahun. Sebelum era digital merambah dunia kesehatan, data pasien disimpan dalam bentuk fisik, misalnya adalah rekam medis kertas, dimana data pasien dicatat secara manual pada lembar kertas, lalu disimpan dalam folder atau arsip. Data kesehatan konvensional mempunyai beberapa karakteristik, di antaranya adalah data biasanya terpusat di satu tempat, seperti ruang arsip atau server internal lembaga kesehatan; data dari berbagai sumber sulit untuk dihubungkan atau diintegrasikan karena format yang berbeda-beda dan sistem yang tidak kompatibel; data fisik seperti kertas dapat rusak akibat air, api, atau hama; akses terhadap data pasien terbatas pada petugas kesehatan di lembaga tersebut, sehingga sulit untuk berbagi informasi dengan pihak lain yang berwenang; proses pencarian, pembaruan, dan berbagi data membutuhkan waktu yang lama dan melibatkan banyak pihak.
ADVERTISEMENT
Sistem data kesehatan konvensional memiliki beberapa kelemahan yang dapat menghambat kualitas pelayanan kesehatan. Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan menerapkan teknologi blockchain dalam sistem data kesehatan. Blockchain merupakan teknologi yang dapat diibaratkan sebagai buku besar digital yang aman dan transparan. Setiap transaksi yang terjadi, direkam dalam sebuah "blok". Blok ini berisi informasi tentang transaksi tersebut, seperti siapa yang mengirim, siapa yang menerima, dan jumlah yang ditransfer. Setelah sebuah blok diisi dengan data, blok tersebut dihubungkan dengan blok sebelumnya menggunakan kode kriptografi yang kuat. Proses ini menciptakan sebuah "rantai" blok yang terus bertambah panjang. Sulit untuk mengubah data yang sudah tercatat dalam jaringan blockchain karena setiap perubahan pada blockchain akan memengaruhi semua salinan buku besar yang ada. Hal ini membuat blockchain menjadi sebuah sistem data yang aman karena data yang tersimpan sulit untuk diubah atau diretas serta semua transaksi tercatat secara permanen, dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke dalam jaringan. Salah satu contoh penggunaan blockchain dalam bidang kesehatan adalah pada rekam medis elektronik, dimana blockchain dipergunakan untuk menyimpan data kesehatan pasien secara aman dan transparan.
ADVERTISEMENT
Blockchain dapat meningkatkan keamanan data kesehatan melalui teknologi enkripsi dan distribusi data yang terdesentralisasi. Data tidak disimpan di satu tempat saja, melainkan didistribusikan ke banyak komputer. Hal ini membuat data lebih sulit untuk diakses atau diubah oleh pihak yang tidak berwenang. Setiap transaksi atau perubahan data akan terekam secara permanen dan dapat dilihat oleh semua orang yang memiliki akses ke jaringan sehingga sulit untuk menyembunyikan atau memalsukan data. Blockchain menggunakan algoritma kriptografi yang kuat untuk mengamankan data. Setelah data tercatat dalam blockchain, sulit untuk mengubahnya tanpa diketahui oleh seluruh jaringan Dengan blockchain, rekam medis elektronik pasien dapat disimpan secara aman dan terintegrasi, sehingga mengurangi risiko kehilangan atau pemalsuan data.
Blockchain dapat meningkatkan transparansi dan auditabilitas data secara signifikan. Dengan blockchain, auditor dapat dengan mudah melacak setiap transaksi dan perubahan data, sehingga proses audit menjadi lebih efisien dan akurat karena semua transaksi tercatat, sehingga peluang untuk melakukan kecurangan menjadi sangat kecil. Setiap pihak yang terlibat dalam transaksi bertanggung jawab atas tindakan mereka karena semua tindakan tercatat secara permanen.
ADVERTISEMENT
Blockchain memiliki potensi besar untuk meningkatkan interoperabilitas data. Interoperabilitas mengacu pada kemampuan sistem atau perangkat yang berbeda untuk saling berkomunikasi dan bertukar data. Interoperabilitas memungkinkan berbagai aplikasi dan layanan blockchain untuk terhubung satu dengan yang lain. Dalam bidang kesehatan, rekam medis elektronik pasien dapat disimpan dalam berbagai blockchain yang berbeda. Dengan interoperabilitas, dokter dapat mengakses rekam medis elektronik pasien secara lengkap dari berbagai fasilitas kesehatan.
Meskipun teknologi blockchain menawarkan potensi positif, salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah ketidakjelasan kerangka hukum. Blockchain adalah teknologi yang relatif baru dan terus berkembang dengan cepat. Regulasi yang ada seringkali tidak mampu mengikuti perkembangan yang pesat ini. Selain itu, blockchain bersifat desentralisasi, tidak ada otoritas tunggal yang mengontrol jaringan. Hal ini menyulitkan Pemerintah untuk menerapkan regulasi yang efektif. Kenaekaragaman karakteristik dari blockchain juga merupakan tantangan tersendiri. Blockchain memiliki beragam potensi aplikasi, mulai dari keuangan hingga logistik. Setiap sektor memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga sulit untuk membuat satu kerangka hukum yang berlaku untuk semua. Oleh karena itu, para pembuat kebijakan dan pelaku industri seringkali memiliki pendapat yang berbeda mengenai pengaturan atau kerangka regulasi blockchain. Ketidakjelasan hukum membuat dunia bisnis dan individu enggan untuk berinvestasi dalam proyek berbasis blockchain karena adanya risiko akibat tidak adanya kepastian hukum. Ketidakpastian hukum dapat menghambat inovasi dalam sektor blockchain. Perusahaan ragu untuk mengembangkan produk atau layanan baru karena peraturan yang belum jelas. Ketidakjelasan hukum membuka peluang bagi penipuan dan aktivitas ilegal lainnya di sektor blockchain. Jika terjadi sengketa atau pelanggaran hukum terkait blockchain, sulit untuk menegakkan hukum karena kerangka hukum yang belum jelas.
ADVERTISEMENT
Tantangan lainnya dalam adopsi teknologi blockchain adalah belum adanya standarisasi data. Meskipun blockchain menawarkan banyak manfaat, seperti keamanan dan transparansi, tetapi belum ada kesepakatan global mengenai format data, struktur, dan protokol komunikasi yang harus digunakan. Belum adanya standarisasi data menyebabkan munculnya berbagai platform blockchain yang tidak kompatibel satu dengan yang lain. Hal ini menghambat pertumbuhan ekosistem blockchain secara keseluruhan. Selain itu, belum adanya standarisasi data menyebabkan kesalahan dalam interpretasi data.
Meskipun blockchain menawarkan manfaat seperti transparansi dan keamanan data, tetapi teknologi ini juga menghadirkan tantangan terkait dengan privasi data. Selain itu, beberapa celah keamanan data blockchain dapat dieksploitasi oleh para pelaku kejahatan siber.
Blockchain memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Dengan rekam medis yang terintegrasi dan transparan, dokter dapat mengakses informasi pasien secara real-time, sehingga diagnosis dan pengobatan dapat dilakukan secara cepat dan akurat. Privasi data pasien menjadi isu sentral dalam implementasi blockchain di sektor kesehatan. Teknologi ini menawarkan tingkat keamanan yang tinggi, tetapi perlu diimbangi dengan regulasi yang jelas untuk melindungi hak privasi pasien. Standarisasi menjadi kunci untuk interoperabilitas sistem blockchain di sektor kesehatan. Tanpa adanya standar yang jelas, sulit bagi berbagai sistem blockchain untuk saling berkomunikasi dan berbagi data. Kolaborasi antara pembuat kebijakan, penyedia layanan kesehatan, dan pengembang teknologi sangat penting. Untuk mengatasi tantangan regulasi dan memastikan adopsi blockchain, diperlukan kerja sama yang erat antara berbagai pihak yang berkepentingan.
ADVERTISEMENT