Konten dari Pengguna

Fenomena Pasien Indonesia Berobat ke Luar Negeri dari Perspektif Regulasi

wahyu andrianto
Konsultan Hukum Kesehatan, Anggota Aktif WAML, Counsel Beberapa Lawfirm, Wakil Ketua Umum Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia.
16 April 2025 14:49 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, ratusan ribu hingga jutaan warga Indonesia memilih untuk mencari pengobatan di luar negeri. Pada tahun 2023, tercatat ada 500 ribu pasien Indonesia yang berobat ke Malaysia. Bahkan, hingga pertengahan tahun 2024, sudah ada lebih dari 100 ribu pasien Indonesia yang berobat ke salah satu rumah sakit di Malaysia. Singapura juga merupakan tujuan populer dan diperkirakan menerima ratusan ribu pasien Indonesia setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa alasan utama mengapa pasien Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri. Salah satu faktor yang sangat signifikan adalah persepsi terhadap kualitas layanan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan di dalam negeri. Persepsi ini terbentuk dari berbagai aspek. Pasien Indonesia mempersepsikan bahwa rumah sakit dan klinik di luar negeri memiliki akses ke teknologi medis yang lebih modern, canggih, dan inovatif. Mereka percaya bahwa peralatan diagnostik seperti MRI, CT scan, PET scan, serta teknologi untuk prosedur invasif minimal dan operasi robotik lebih mutakhir dan lebih banyak tersedia di luar negeri.
Pasien Indonesia percaya bahwa dokter di luar negeri, terutama di negara-negara yang menjadi tujuan utama berobat, memiliki tingkat keahlian dan spesialisasi yang lebih baik, terutama dalam menangani kasus-kasus kompleks atau langka. Mereka mendengar atau membaca tentang reputasi dokter dan pusat-pusat kesehatan tertentu di luar negeri yang unggul dalam bidang spesifik. Pasien mempersepsikan bahwa obat-obatan dan terapi inovatif, termasuk yang belum tersedia atau belum disetujui di Indonesia, lebih mudah diakses di luar negeri. Mereka mendengar tentang perkembangan terbaru dalam pengobatan suatu penyakit dan berharap dapat memperoleh terapi tersebut di negara lain.
ADVERTISEMENT
Pasien Indonesia memiliki persepsi bahwa fasilitas kesehatan di luar negeri memiliki standar perawatan dan kebersihan yang lebih tinggi. Mereka membayangkan lingkungan rumah sakit yang lebih bersih, terorganisir, dan nyaman. Perhatian terhadap detail dalam perawatan pasien, seperti rasio perawat dan pasien yang lebih ideal, juga menjadi pertimbangan. Pasien mempersepsikan bahwa layanan kesehatan di luar negeri lebih fokus pada kebutuhan dan kenyamanan pasien. Hal ini mencakup komunikasi yang lebih baik antara dokter dan pasien, penjelasan yang lebih detail mengenai diagnosis dan rencana pengobatan, proses administrasi yang lebih efisien, serta perhatian terhadap aspek psikologis dan emosional pasien.
Faktor kepercayaan terhadap sistem kesehatan dan transparansi informasi memainkan peran dalam keputusan pasien Indonesia untuk berobat ke luar negeri. Kepercayaan adalah elemen penting dalam hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan. Pasien perlu merasa yakin bahwa dokter, rumah sakit, dan sistem kesehatan secara keseluruhan memiliki kompetensi, integritas, dan mengutamakan kepentingan pasien. Jika kepercayaan ini rendah, pasien akan cenderung mencari alternatif lain, termasuk berobat ke luar negeri. Secara umum, pasien Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri memiliki persepsi tingkat kepercayaan yang lebih tinggi terhadap sistem kesehatan di negara tujuan, terutama negara-negara seperti Singapura dan Malaysia. Pengalaman positif dari pasien lain yang telah berobat ke luar negeri, serta pemberitaan media, membangun citra positif dan meningkatkan kepercayaan.
ADVERTISEMENT
Perbandingan transparansi biaya dan informasi pengobatan antara Indonesia dan negara-negara tujuan berobat menjadi salah satu alasan pasien memilih ke luar negeri. Transparansi biaya pengobatan di Indonesia terkadang dianggap kurang memadai. Pasien menghadapi kesulitan dalam mendapatkan perkiraan biaya yang jelas dan rinci di awal, dan seringkali ada biaya-biaya tak terduga yang muncul kemudian. Sistem asuransi kesehatan yang kompleks juga dapat menambah ketidakpastian biaya. Rumah sakit di negara-negara yang menjadi tujuan wisata medis umumnya lebih transparan dalam hal biaya. Mereka memberikan perkiraan biaya yang lebih rinci sebelum pengobatan dimulai, termasuk biaya konsultasi, prosedur, obat-obatan, dan akomodasi (jika diperlukan). Beberapa bahkan memiliki paket-paket pengobatan dengan harga yang jelas. Informasi mengenai diagnosis, pilihan pengobatan, potensi risiko dan komplikasi, serta rekam jejak dan kualifikasi dokter seringkali lebih mudah diakses. Pasien merasa mendapatkan penjelasan yang lebih detail dan memadai dari dokter. Rumah sakit memiliki departemen atau staf khusus yang melayani pasien internasional dan membantu mereka memahami semua aspek pengobatan.
ADVERTISEMENT
Fenomena pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri memiliki dampak yang signifikan bagi negara, terutama dalam dua aspek utama, yaitu kerugian devisa negara dan terhambatnya potensi pertumbuhan sektor pariwisata medis di Indonesia. Ketika pasien Indonesia memilih untuk berobat ke luar negeri, mereka membawa serta sejumlah besar uang dalam bentuk devisa (mata uang asing). Dana ini digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk biaya pengobatan di rumah sakit atau klinik, biaya konsultasi dokter, pembelian obat-obatan, biaya akomodasi (hotel atau apartemen), biaya transportasi (tiket pesawat, transportasi lokal), serta biaya hidup sehari-hari selama berada di negara tujuan. Dengan ratusan ribu hingga jutaan pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri setiap tahunnya, total devisa yang keluar dari negara menjadi sangat besar. Jumlah ini bisa mencapai puluhan hingga ratusan triliun rupiah per tahun.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata medis. Dengan keindahan alam, keragaman budaya, dan potensi sumber daya manusia di bidang kesehatan, Indonesia seharusnya bisa menarik pasien dari negara lain (inbound medical tourism). Namun, banyaknya Warga Negara Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri (outbound medical tourism) menunjukkan adanya masalah dengan daya saing sektor kesehatan dalam negeri. Fenomena outbound medical tourism mengindikasikan adanya kekurangan kepercayaan dari masyarakat Indonesia terhadap kualitas layanan kesehatan di dalam negeri. Keputusan sejumlah besar pasien Indonesia untuk mencari pengobatan di luar negeri dapat diartikan sebagai indikator adanya ketidakpuasan atau kurangnya kepercayaan terhadap sistem kesehatan di dalam negeri. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat, terutama yang memiliki kemampuan finansial, tidak yakin dengan kualitas, fasilitas, atau keahlian yang ditawarkan oleh rumah sakit dan tenaga medis di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi fenomena Warga Negara Indonesia berobat ke luar negeri, maka harus ditingkatkan kualitas, aksesibilitas, dan transparansi layanan kesehatan di Indonesia. Kriteria akreditasi rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dapat diperkuat agar setara dengan standar internasional. Hal ini mencakup aspek keselamatan pasien, kualitas layanan medis, manajemen risiko, fasilitas dan peralatan, serta kualifikasi tenaga medis. Fasilitas kesehatan dapat dibebani kewajiban untuk mempublikasikan hasil akreditasi mereka kepada masyarakat agar pasien dapat membuat pilihan yang lebih informed. Mekanisme pelaporan keluhan pasien harus diperbaiki dan dipastikan adanya proses investigasi serta penanganan yang transparan dan akuntabel terhadap setiap pelanggaran atau kelalaian. Standardisasi biaya untuk jenis layanan kesehatan tertentu di seluruh fasilitas kesehatan harus diterapkan, dengan mempertimbangkan faktor regional dan jenis fasilitas. Mewajibkan semua fasilitas kesehatan untuk mempublikasikan daftar biaya layanan mereka secara jelas dan mudah diakses oleh masyarakat, baik secara online maupun offline. Pemerintah harus mendorong pengembangan pusat-pusat layanan kesehatan unggulan di berbagai bidang spesialisasi di Indonesia agar dapat menjadi alternatif bagi pasien yang selama ini mencari pengobatan ke luar negeri. Pemerintah dapat memberikan dukungan dan insentif untuk pengembangan ini.
ADVERTISEMENT
Peningkatan investasi dalam infrastruktur kesehatan, teknologi medis, dan pengembangan sumber daya manusia (dokter, dokter spesialis,) merupakan langkah penting untuk mengatasi fenomena pasien Indonesia berobat ke luar negeri. Pemerintah dan pihak swasta perlu berinvestasi dalam membangun pusat-pusat layanan kesehatan unggulan untuk penyakit-penyakit spesifik yang sering menjadi alasan pasien berobat ke luar negeri, seperti pusat jantung, pusat kanker, pusat ortopedi, pusat transplantasi organ, dan pusat bayi tabung. Keberadaan pusat-pusat layanan kesehatan unggulan dengan standar internasional akan menarik pasien untuk berobat di dalam negeri. Investasi signifikan diperlukan untuk pengadaan peralatan medis terkini dan canggih, termasuk alat diagnostik (seperti MRI, CT scan, PET scan dengan resolusi tinggi), peralatan bedah invasif minimal dan robotik, serta alat terapi radiasi modern. Ketersediaan teknologi ini akan memungkinkan dokter di Indonesia untuk melakukan diagnosis dan pengobatan yang lebih akurat dan efektif. Investasi dalam pendidikan dan pelatihan dokter spesialis perlu ditingkatkan secara signifikan, terutama untuk bidang-bidang yang banyak dibutuhkan dan sering menjadi alasan pasien berobat ke luar negeri (seperti kardiologi, onkologi, neurologi, urologi, dan bedah saraf). Hal ini bisa melalui peningkatan kapasitas program pendidikan spesialis, pemberian beasiswa, dan kerja sama dengan institusi pendidikan terkemuka di luar negeri untuk program fellowship atau pertukaran.
ADVERTISEMENT
Peningkatan investasi secara signifikan dan terencana dalam infrastruktur kesehatan, teknologi medis, dan pengembangan sumber daya manusia merupakan strategi jangka panjang yang esensial untuk mengatasi fenomena pasien Indonesia berobat ke luar negeri. Dengan tersedianya fasilitas, teknologi, dan tenaga medis yang berkualitas tinggi dan merata di seluruh Indonesia, diharapkan kepercayaan masyarakat akan meningkat dan mereka akan lebih memilih untuk mendapatkan layanan kesehatan di dalam negeri. Hal ini tidak hanya akan mengurangi kerugian devisa negara tetapi juga akan mendorong pertumbuhan sektor pariwisata medis di Indonesia.
Sumber foto: https://pixabay.com/id/photos/pusat-medis-angkatan-laut-bethesda-80380/