Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Kesehatan Mental Generasi Sandwich dari Perspektif Undang-Undang Kesehatan
12 Maret 2025 13:46 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa gangguan depresi dan kecemasan adalah penyebab utama disabilitas dan beban penyakit secara global. Kelompok usia produktif (berada dalam rentang usia 25-64 tahun) merupakan kelompok yang signifikan dalam data ini. Penelitian stres di tempat kerja dan burnout menunjukkan bahwa kelompok usia 35-55 tahun mengalami tingkat stres dan burnout yang signifikan. Generasi Sandwich umumnya pekerja usia produktif dengan tekanan ganda.
ADVERTISEMENT
"Generasi Sandwich" adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelompok orang dewasa, biasanya berusia paruh baya (rentang usianya bisa bervariasi), yang secara bersamaan menanggung tanggung jawab ganda, yaitu merawat dan mendukung anak-anak mereka sendiri (yang masih anak-anak, remaja, atau bahkan dewasa muda, belum sepenuhnya mandiri secara finansial), serta merawat dan mendukung orang tua mereka yang lanjut usia (yang membutuhkan bantuan finansial, fisik, emosional, atau perawatan kesehatan karena usia, penyakit, atau kondisi lainnya). Generasi ini "terjepit" atau "terhimpit" di antara dua generasi lainnya, seperti isian sandwich yang terjepit di antara dua potong roti. Mereka berada di tengah-tengah, memberikan dukungan ke atas (kepada orang tua) dan ke bawah (kepada anak-anak).
Generasi Sandwich berada dalam periode kehidupan di mana mereka seharusnya fokus membangun karir, mencapai stabilitas finansial, dan menikmati hasil kerja keras mereka. Namun, tanggung jawab ganda yang mereka pikul mengganggu produktivitas kerja, menyebabkan stres di tempat kerja, dan menghambat pencapaian tujuan karir pribadi. Mereka kesulitan untuk fokus pada pengembangan diri atau bahkan sekadar menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Usia produktif seharusnya menjadi masa puncak kekuatan fisik dan mental, tetapi Generasi Sandwich merasa kelelahan, kewalahan, dan tertekan akibat beban ganda yang mereka tanggung.
ADVERTISEMENT
Beban merawat orang tua lansia, terutama dengan kondisi kesehatan yang kompleks dan dalam jangka waktu yang lama, terbukti meningkatkan risiko stres kronis, depresi, kecemasan, dan burnout pada Generasi Sandwich. Mereka merasa kewalahan, tidak berdaya, dan kehilangan kendali atas hidup mereka sendiri. Tekanan ganda dan kurangnya dukungan sosial dapat memicu konflik dalam pernikahan Generasi Sandwich. Perbedaan pendapat tentang cara merawat orang tua atau anak, pembagian tanggung jawab yang tidak adil, atau kelelahan emosional dapat merusak keharmonisan hubungan dan menambah stres.
Tekanan finansial yang berat dan berkelanjutan adalah pemicu utama masalah kesehatan mental. Generasi Sandwich yang terus-menerus khawatir tentang uang, tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarga, atau terancam kehilangan pekerjaan, sangat rentan mengalami stres, kecemasan, depresi, dan bahkan masalah kesehatan fisik yang terkait dengan stres kronis. Kurangnya dukungan sosial adalah faktor risiko utama untuk masalah kesehatan mental. Generasi Sandwich yang merasa terisolasi, tidak didukung, dan sendirian dalam menghadapi beban mereka, lebih rentan mengalami depresi, kecemasan, dan perasaan kesepian.
ADVERTISEMENT
Pengaturan kesehatan mental dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan memiliki relevansi bagi kesehatan mental Generasi Sandwich, mengingat kelompok ini menghadapi tekanan ganda yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental. Definisi kesehatan mental dalam UU Kesehatan 2023 yang komprehensif (mencakup kesejahteraan mental, kemampuan mengatasi tekanan hidup, produktivitas, dan kontribusi komunitas) sangat relevan dengan kompleksitas tantangan yang dihadapi Generasi Sandwich. Penegasan hak setiap orang atas kesehatan mental dalam UU Kesehatan 2023 (Pasal 6 huruf e) memberikan landasan hukum yang kuat untuk perlindungan kesehatan mental Generasi Sandwich.
Pengaturan upaya kesehatan mental yang komprehensif (promosi, pencegahan, pelayanan, rehabilitasi) dan terintegrasi dalam UU Kesehatan 2023 sesuai dengan kebutuhan Generasi Sandwich. Krisis kesehatan mental Generasi Sandwich bukan hanya masalah medis, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, dan psikologis. Pendekatan ini mengakui bahwa solusi tidak bisa hanya fokus pada pengobatan. Pelayanan kesehatan mental yang terintegrasi dengan layanan telehealth, akan memudahkan akses bagi Generasi Sandwich yang kesulitan mencari waktu dan tempat untuk mendapatkan bantuan. Dorongan partisipasi masyarakat dalam upaya kesehatan mental (Pasal 15) membuka ruang untuk membangun dukungan sosial yang lebih kuat bagi Generasi Sandwich di tingkat komunitas.
ADVERTISEMENT
Meskipun UU Kesehatan 2023 memberikan kemajuan signifikan, terdapat beberapa potensi kelemahan atau area yang harus diperhatikan lebih lanjut, terutama dalam konteks kesehatan mental Generasi Sandwich. Kebutuhan Generasi Sandwich unik dan kompleks karena tekanan ganda yang mereka hadapi. Tanpa program yang tailor-made atau disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka, efektivitas upaya kesehatan mental untuk kelompok ini bisa kurang optimal.
Pengaturan dalam UU Kesehatan 2023 cenderung lebih menekankan pada layanan kesehatan mental yang bersifat formal dan medis (puskesmas, rumah sakit, SDM Kesehatan profesional). Penekanan pada peran dukungan komunitas, jaringan sosial, atau intervensi berbasis masyarakat masih kurang eksplisit. Dukungan sosial dan komunitas sangat vital bagi kesehatan mental Generasi Sandwich. Jaringan dukungan yang kuat dapat membantu mengurangi isolasi, memberikan coping mechanism, dan meningkatkan sense of belonging. Beban Generasi Sandwich tidak hanya masalah kesehatan, tetapi juga terkait dengan masalah ekonomi, sosial, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan keluarga. Penanganan yang efektif membutuhkan koordinasi yang kuat antar sektor terkait (Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dll.). Tanpa mekanisme koordinasi yang jelas, implementasi kebijakan yang terpadu dan komprehensif dapat terhambat.
ADVERTISEMENT
Meskipun layanan kesehatan mental penting, solusi jangka panjang untuk krisis kesehatan mental Generasi Sandwich juga membutuhkan perubahan struktural yang lebih luas. Jika akar masalah struktural tidak diatasi, maka intervensi kesehatan mental hanya akan bersifat simptomatik atau mengatasi gejala sementara, tanpa menyentuh penyebab utama masalah. Kekuatan UU Kesehatan 2023 juga sangat bergantung pada implementasi dan monitoring yang efektif. Tanpa implementasi yang baik di lapangan, dan tanpa mekanisme monitoring yang kuat untuk memastikan akuntabilitas dan evaluasi dampak, potensi UU Kesehatan dalam melindungi kesehatan mental Generasi Sandwich tidak akan tercapai.
Krisis kesehatan mental Generasi Sandwich bukan sekadar masalah individu, melainkan isu sosial yang memerlukan solusi sistemik. Tekanan ganda yang mereka hadapi, diperparah oleh perubahan demografi, ekonomi, dan sosial, telah menciptakan beban yang tak tertahankan. UU Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 adalah langkah maju yang menjanjikan, tetapi perlindungan nyata hanya akan terwujud melalui implementasi regulasi yang efektif dan berpihak pada kelompok rentan ini. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bahu-membahu mewujudkan regulasi yang melindungi, mendukung, dan memberdayakan Generasi Sandwich agar mereka dapat tetap sehat mental, produktif, dan sejahtera di tengah tekanan ganda yang mereka pikul. Masa depan generasi produktif Indonesia ada di pundak mereka, dan kesehatan mental mereka adalah investasi bangsa.
ADVERTISEMENT