Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Konten dari Pengguna
Microsleep Sebagai Ancaman Kesehatan dan Urgensi Regulasi Berkendara Aman
30 Maret 2025 12:02 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Microsleep dan mengantuk umumnya diyakini menjadi penyumbang utama kecelakaan di jalan raya. Beberapa penelitian memperkirakan bahwa pengemudi yang mengantuk atau mengalami microsleep terlibat dalam sekitar 16% hingga 21% dari kecelakaan mobil yang fatal. Angka ini bisa lebih tinggi karena banyak kasus yang tidak terlaporkan. Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa mengemudi dalam keadaan mengantuk (termasuk microsleep) menyebabkan ratusan ribu kecelakaan setiap tahunnya, dengan ribuan kematian. Sebuah studi menunjukkan bahwa dalam kondisi sangat lelah, probabilitas kecelakaan dapat mencapai 35% akibat microsleep. Bahkan tertidur sekejap (beberapa detik) saat mengemudi dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kendaraan menempuh jarak yang signifikan tanpa kendali, meningkatkan risiko kecelakaan. Contohnya, saat kecepatan 100 km/jam, tertidur selama 3 detik sama dengan menempuh jarak hampir 83 meter tanpa kendali. Kecelakaan akibat mengantuk cenderung lebih sering terjadi pada jam-jam larut malam hingga pagi dini (antara tengah malam hingga pukul 6 pagi) dan juga pada sore hari ketika kewaspadaan alami tubuh menurun.
ADVERTISEMENT
Microsleep adalah episode tidur singkat dan tidak disadari yang berlangsung hanya beberapa detik (biasanya antara 1 hingga 30 detik, meskipun seringkali lebih pendek, sekitar 3-15 detik). Selama episode ini, seseorang akan kehilangan kesadaran dan respons terhadap lingkungan sekitarnya. Otak secara tiba-tiba memasuki fase tidur, meskipun orang tersebut mungkin terlihat terjaga sesaat sebelumnya. Meskipun singkat, microsleep secara fisiologis merupakan episode tidur yang sebenarnya. Aktivitas otak akan menunjukkan pola yang mirip dengan tahap awal tidur. Inilah aspek yang paling berbahaya dari microsleep. Seseorang yang mengalaminya seringkali tidak menyadari bahwa mereka telah tertidur sekejap. Mereka hanya merasa kehilangan fokus atau "melamun" sesaat. Durasi yang sangat pendek inilah yang membedakannya dari tidur yang lebih lama. Namun, bahkan dalam waktu sesingkat itu, terutama saat melakukan aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi seperti mengemudi, dampaknya bisa sangat fatal. Terjadinya microsleep di luar kendali individu. Meskipun seseorang berusaha untuk tetap terjaga, otak bisa "terputus" sesaat dan masuk ke fase tidur.
ADVERTISEMENT
Kelelahan akut adalah penyebab paling umum dari microsleep. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup dalam satu atau dua malam terakhir, tubuh dan otak akan berusaha untuk mendapatkan istirahat meskipun dalam kondisi yang tidak ideal. Jika seseorang secara teratur tidur kurang dari yang dibutuhkan tubuhnya dalam jangka waktu yang lama, mereka akan mengakumulasi "hutang tidur". Hutang tidur yang besar sangat meningkatkan risiko microsleep, bahkan jika mereka merasa tidak terlalu mengantuk pada saat tertentu. Berbagai gangguan tidur seperti sleep apnea, insomnia, narkolepsi, dan restless legs syndrome dapat mengganggu kualitas dan kuantitas tidur seseorang. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan di siang hari dan meningkatkan risiko microsleep. Meskipun seseorang mungkin tidur dalam waktu yang cukup, kualitas tidurnya bisa buruk akibat lingkungan tidur yang tidak nyaman, stres, atau faktor lainnya. Tidur yang tidak nyenyak tidak akan memulihkan energi dan kewaspadaan secara optimal, sehingga meningkatkan risiko microsleep.
ADVERTISEMENT
Beberapa jenis obat-obatan, seperti antihistamin, obat penenang, dan beberapa antidepresan, dapat menyebabkan kantuk sebagai efek samping dan meningkatkan kemungkinan terjadinya microsleep. Beberapa kondisi kesehatan seperti demensia, cedera kepala, dan kondisi medis lain yang menyebabkan kelelahan kronis juga dapat meningkatkan risiko microsleep. Orang dewasa yang lebih tua cenderung lebih rentan terhadap fragmentasi tidur dan mungkin mengalami microsleep lebih sering. Alkohol dan obat-obatan terlarang dapat mengganggu pola tidur dan meningkatkan risiko kelelahan dan microsleep.
Kurang tidur kronis dan microsleep bukan hanya berbahaya saat berkendara, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan pengemudi dalam jangka panjang. Kurang tidur kronis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan kardiovaskular lainnya. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang secara teratur tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung koroner. Kurang tidur dapat memicu peradangan dalam tubuh dan mempengaruhi fungsi pembuluh darah. Kurang tidur dapat mengganggu sistem listrik jantung dan meningkatkan risiko terjadinya aritmia, yang dalam kasus tertentu bisa berbahaya.
ADVERTISEMENT
Kurang tidur dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan insulin secara efektif, yang dapat menyebabkan resistensi insulin. Kondisi ini merupakan prekursor diabetes tipe 2. Tidur yang tidak cukup dapat mempengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme glukosa, yang dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan risiko diabetes. Kurang tidur dapat mengganggu hormon ghrelin (yang merangsang nafsu makan) dan leptin (yang menekan nafsu makan), sehingga dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan, terutama terhadap makanan tinggi kalori, dan berujung pada obesitas. Obesitas sendiri merupakan faktor risiko untuk berbagai masalah kesehatan, termasuk diabetes dan penyakit jantung.
Kurang tidur kronis dapat menyebabkan perubahan suasana hati, seperti mudah marah, tersinggung, dan lebih rentan terhadap stres. Penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kurang tidur dan peningkatan risiko terjadinya depresi dan gangguan kecemasan. Gangguan tidur dapat mempengaruhi neurotransmitter di otak yang berperan dalam regulasi suasana hati. Kurang tidur tidak hanya mempengaruhi kewaspadaan saat berkendara, tetapi juga dapat mengganggu fungsi kognitif secara umum, termasuk memori, konsentrasi, dan kemampuan pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari. Selain kecelakaan lalu lintas, kurang tidur kronis juga dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan di tempat kerja akibat penurunan konsentrasi dan kewaspadaan.
ADVERTISEMENT
Regulasi yang ada saat ini belum sepenuhnya efektif dalam mengatasi bahaya microsleep. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah yang lebih maju dan terintegrasi. Regulasi jam kerja pengemudi, terutama untuk kendaraan komersial, belum sepenuhnya mempertimbangkan aspek kelelahan dan kebutuhan istirahat yang memadai. Tekanan target dan jadwal yang ketat seringkali memaksa pengemudi untuk bekerja melebihi batas kemampuan mereka. Perlu adanya pembatasan jam kerja yang lebih realistis, didasarkan pada penelitian tentang kebutuhan tidur dan risiko kelelahan.
Pemeriksaan kesehatan rutin untuk pengemudi seringkali fokus pada aspek fisik umum dan mungkin tidak secara spesifik mengevaluasi kualitas tidur atau adanya gangguan tidur yang dapat meningkatkan risiko microsleep. Pemeriksaan kesehatan rutin bagi pengemudi, terutama pengemudi komersial, perlu diperluas untuk mencakup evaluasi kualitas tidur dan potensi gangguan tidur (seperti sleep apnea). Ini dapat dilakukan melalui kuesioner standar, wawancara, atau bahkan pemeriksaan lebih lanjut jika diperlukan. Pengemudi dengan gangguan tidur yang tidak terkontrol sebaiknya tidak diizinkan mengemudi sampai kondisi mereka tertangani.
ADVERTISEMENT
Banyak pengemudi dan masyarakat umum mungkin belum sepenuhnya menyadari bahaya microsleep dan bagaimana cara mencegahnya. Pemerintah dan organisasi terkait perlu meningkatkan upaya kampanye edukasi publik tentang bahaya microsleep. Kampanye ini dapat dilakukan melalui berbagai media (televisi, radio, media sosial, spanduk, dll) dan harus menyasar pengemudi, perusahaan transportasi, dan masyarakat umum. Materi edukasi harus mencakup definisi microsleep, faktor risiko, tanda-tanda peringatan, dan strategi pencegahan.
Pemerintah harus menerapkan dan menegakkan regulasi secara efektif. Pemerintah harus membuat peraturan yang jelas dan komprehensif mengenai batas jam kerja pengemudi, kewajiban istirahat, dan standar kesehatan terkait kelelahan. Pemrintah harus melakukan pengawasan dan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran regulasi untuk memastikan kepatuhan. Pemerintah harus tegas memberikan sanksi yang proporsional dan memberikan efek jera bagi pelanggar.
ADVERTISEMENT
Kesehatan pengemudi adalah fondasi keselamatan di jalan raya. Microsleep, sebagai dampak dari kurang tidur kronis, mengancam keduanya. Regulasi yang berpihak pada kesehatan pengemudi secara langsung berkontribusi pada terciptanya lalu lintas yang lebih aman.