Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Tantangan Regulasi dalam Pengeditan Gen Manusia (CRISPR-Cas9)
3 Desember 2024 8:28 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari wahyu andrianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, pengembangan dan penerapan CRISPR-Cas9 harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab. Regulasi yang tepat dan kerjasama internasional penting untuk memastikan bahwa CRISPR-Cas9 digunakan bagi kebaikan umat manusia.”
ADVERTISEMENT
Pengeditan gen adalah sebuah teknologi yang memungkinkan ilmuwan untuk mengubah susunan genetik suatu organisme secara spesifik. Melalui pengeditan gen, para ilmuwan dapat "mengedit" susunan DNA suatu organisme sehingga menghasilkan perubahan sifat atau karakteristiknya. DNA (Deoxyribonucleic Acid atau Asam Deoksiribonukleat) adalah molekul yang penting bagi semua makhluk hidup. DNA sering disebut sebagai "cetak biru kehidupan" karena DNA menyimpan semua informasi genetik yang menentukan sifat makhluk hidup, mulai dari warna mata dan rambut hingga kecenderungan terhadap penyakit tertentu.
Jauh sebelum mengenal DNA, manusia telah secara tidak sadar melakukan seleksi buatan pada tanaman dan hewan. Misalnya, petani memilih biji tanaman yang menghasilkan buah paling besar untuk ditanam atau sapi perah dengan produksi susu paling banyak untuk dikembangbiakkan. Praktik ini telah berlangsung selama ribuan tahun dan merupakan bentuk awal dari pengeditan genetik. Teori Evolusi dari Charles Darwin menjelaskan mengenai spesies yang mengalami perubahan seiring dengan berjalannya waktu melalui proses seleksi alam. Mutasi genetik berperan penting dalam menciptakan variasi yang menjadi bahan baku bagi seleksi alam.
ADVERTISEMENT
Penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick pada tahun 1953 adalah momen penting. Struktur double helix DNA menjelaskan bahwa informasi genetik dapat disalin dan diturunkan dari generasi ke generasi. Penemuan ini membuka pintu bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan memicu penelitian di bidang genetika. Dengan ditemukannya enzim restriksi dan ligase, para ilmuwan dapat memotong dan menyambungkan DNA secara presisi. Teknik ini memungkinkan mereka untuk menciptakan organisme transgenik dengan sifat yang diinginkan. Misalnya, tanaman transgenik yang tahan terhadap hama atau bakteri. Selanjutnya, ilmuwan melakukan penelitian genom manusia melalui Proyek Genom Manusia. Proyek ini bertujuan untuk memetakan seluruh genom manusia. Proyek ini selesai pada tahun 2003 dan memberikan peta lengkap dari semua gen manusia. Informasi ini berharga untuk penelitian dalam bidang kedokteran dan bioteknologi.
ADVERTISEMENT
CRISPR adalah singkatan dari Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats, sedangkan Cas9 adalah sebuah enzim. Keduanya bekerja sama sebagai semacam "gunting molekuler" yang presisi dan memungkinkan para ilmuwan untuk memotong serta mengedit DNA pada titik yang sangat spesifik. Sistem CRISPR-Cas9 awalnya ditemukan pada bakteri sebagai mekanisme pertahanan terhadap virus. Para ilmuwan kemudian menyadari bahwa sistem ini dapat diadaptasi untuk mengedit genom organisme lain secara akurat. Dibandingkan dengan teknik pengeditan gen sebelumnya, CRISPR-Cas9 lebih mudah, cepat, dan efisien. Teknologi ini memungkinkan para ilmuwan untuk melakukan perubahan genetik pada berbagai organisme, mulai dari bakteri hingga manusia.
CRISPR-Cas9 dapat digunakan untuk mengedit beberapa gen sekaligus dalam satu kali proses. Fungsi ini berguna untuk mengatasi penyakit yang disebabkan oleh mutasi pada beberapa gen. CRISPR-Cas9 menawarkan harapan baru bagi jutaan orang yang menderita penyakit genetik seperti cystic fibrosis, sickle cell anemia, dan Huntington's disease. Dengan mengedit gen yang rusak, penyakit genetik tersebut berpotensi untuk disembuhkan. Selain pengobatan terhadap penyakit genetik, CRISPR-Cas9 juga berpotensi digunakan untuk mengembangkan terapi imunoterapi kanker yang lebih efektif. CRISPR-Cas9 dapat dimodifikasi untuk mendeteksi keberadaan patogen atau mutasi genetik penyebab penyakit, sehingga memungkinkan deteksi dini dan penanganan yang lebih efektif. Dalam pengobatan penyakit genetik, CRISPR-Cas9 dapat mengubah gen yang menyebabkan produksi hemoglobin abnormal, memperbaiki gen yang menyebabkan produksi lendir kental di paru-paru, memperlambat atau menghentikan perkembangan penyakit yang melemahkan otot. Dalam terapi kanker, CRISPR-Cas9 dapat memodifikasi sel T untuk lebih efektif menyerang sel kanker dan membuat sel kanker lebih sensitif terhadap kemoterapi atau radioterapi. Dalam proses pengobatan ODHA, CRISPR-Cas9 dapat mengubah sel T agar resisten terhadap infeksi HIV. Sedangkan dalam proses pengobatan virus hepatitis, CRISPR-Cas9 dapat mengubah sel hati untuk menghambat replikasi virus. Dalam transplantasi organ, CRISPR-Cas9 dapat digunakan untuk memodifikasi organ dari donor agar cocok dengan penerima organ dan mengurangi risiko penolakan organ.
ADVERTISEMENT
Namun, seperti semua teknologi dalam bidang kedokteran, CRISPR-Cas9 juga membawa tantangan dan permasalahan. Selain memotong pada lokasi yang diinginkan, CRISPR-Cas9 juga berpotensi memotong bagian DNA lainnya yang memiliki urutan serupa. Hal ini dapat menyebabkan mutasi yang tidak diinginkan dan memicu penyakit baru. Inilah yang disebut dengan efek off target. Efek off-target seringkali sulit dideteksi, terutama jika terjadi pada gen yang tidak memiliki fungsi yang diketahui. Selain efek off target, CRISPR-Cas9 berpotensi menimbulkan permasalahan etika. Kemampuan untuk mengedit genom manusia membuka pintu bagi kemungkinan menciptakan bayi dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti kecerdasan tinggi, penampilan fisik tertentu, atau ketahanan terhadap penyakit. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keadilan sosial dan hak asasi manusia. Selain itu, akses terhadap teknologi CRISPR-Cas9 yang mahal dapat menciptakan kesenjangan sosial yang besar. Orang kaya memiliki kemampuan untuk meningkatkan kualitas genetik anak-anak mereka, sementara orang miskin tidak memiliki akses tersebut. Dari segi keanekaragaman genetik, penggunaan CRISPR-Cas9 secara luas dapat mengurangi keanekaragaman genetik manusia sehingga membuat populasi manusia lebih rentan terhadap penyakit baru. Penggunaan CRISPR-Cas9 pada manusia berpotensi menimbulkan kontroversi di masyarakat sehingga perlu adanya regulasi yang komprehensif untuk mengatur penelitian dan aplikasi CRISPR-Cas9, terutama dalam bidang kedokteran.
ADVERTISEMENT
Mengingat potensi dan risiko CRISPR-Cas9, regulasi yang ketat sangat diperlukan. Regulasi yang baik akan memastikan bahwa teknologi ini dikembangkan dan digunakan secara bertanggung jawab dan aman. Penelitian dan aplikasi CRISPR-Cas9 perlu diawasi secara ketat oleh lembaga yang berwenang. Informasi tentang penelitian dan aplikasi CRISPR-Cas9 harus dipublikasikan secara terbuka untuk mendorong transparansi dan akuntabilitas. Perlu adanya kerja sama antar negara untuk mengembangkan kerangka regulasi yang harmonis. Artinya, perlu ada kesepakatan internasional mengenai batas-batas etika dalam penggunaan CRISPR-Cas9, terutama pada manusia. Untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan risiko, pengembangan dan penerapan CRISPR-Cas9 harus dilakukan secara hati-hati dan bertanggung jawab. Regulasi yang tepat dan kerjasama internasional penting agar memastikan bahwa CRISPR-Cas9 digunakan untuk kebaikan umat manusia.
ADVERTISEMENT