Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Serunya Menjelajahi Dunia Fantasi Ancol
25 Maret 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wahyudin Jaya Saputra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penulis : Wahyudin Jaya Saputra Mahasiswa Vokasi IPB Program Studi Komunikasi Digital dan Media
ADVERTISEMENT
Dunia fantasi, dunia dimana banyak sekali wahana-wahana yang menyenangkan untuk kita menghilangkan rasa lelah setelah melakukan banyaknya aktivitas. Dunia fantasi atau yang sering dengan dufan merupakan destinasi wisata yang cocok untuk mereka yang berada di sekitar jabodetabek. Hal ini didukung karena banyaknya transportasi umum yang dapat digunakan untuk menuju kesana, dimulai dari angkutan umum, KRL( Kereta Rel Listrik), dan transjakarta. Dufan pertama kali diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1985 dan terletak di Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau lebih tepatnya di ancol, Jakarta Utara.
Setelah memikirkan untuk beberapa saat, akhirnya kami memutuskan untuk membeli tiket yang bisa digunakan selama 6 bulan kedepan agar bisa menghemat biaya jika dalam 6 bulan ini kami ingin mengunjungi kembali dufan. Kami memulai perjalanan pada jam 9 pagi, disini kami menggunakan motor sebagai alat transportasi untuk menuju kesana. Perjalanan yang ditempuh pun dapat dibilang lumayan jauh, karena disini kami berangkat dari bogor.
ADVERTISEMENT
Karena ini pertama kalinya kami menggunakan motor untuk menuju ke dufan, tentu saja mengandalkan google maps adalah hal yang tepat untuk digunakan. Tetapi meskipun sudah menggunakan google maps, tetap saja ada beberapa kesalahan yang menyababkan kami salah jalan. Seperti salah membaca antara kita harus memilih jalan yang menanjak atau lurus, salah dalam mengambil belokan, dan beberapa kesalahan lainnya. Tetapi hal itu yang justru menjadi perjalanan dapat diingat dengan mudah, karena tidak jarang kita tersasar ketika ingin bepergian jauh.
Kami sampai dufan kurang lebih jam 11 siang, setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya kami tiba di destinasi wisata dufan. Hal pertama yang harus dilakukan tentunya adalah memarkirkan motor di tempat yang sudah disediakan, setelah itu berjalan dari tempat parkiran motor menuju dufan, Jarak antara parkiran motor dengan dufan tidak terlalu jauh, sehingga tidak terlalu menghabiskan banyak tenaga. Selanjutnya kami pun masuk menuju dufan. Pada saat pintu masuk, kami menyiapkan tiket yang berbentuk virtual yang di dalamnya ada kode QR yang akan digunakan untuk di scan pada pintu masuk.
ADVERTISEMENT
Sesaat setelah berhasil masuk, kami disambut oleh wahana yang lumayan membuat kami tertarik untuk mencobanya. Wahana yang pada saat itu kami lihat adalah ontang-anting. Ontang-anting adalah wahana sebuah wahana dimana kita duduk di sebuah kursi yang kemudian kursi tersebut akan naik ke udara dan selanjutnya kursi tersebut berputar-putar di udara. Tentunya untuk menikmati wahana pastinya ada beberapa pengunjung lain yang ingin menaiki wahana yang sama, sehingga kami harus mengantri untuk mendapatkan giliran menaiki wahana. Tidak jarang juga pengunjung membeli tiket fast track agar dapat memainkan wahana tanpa perlu mengantri. Tiket fast track adalah sebuah tiket terpisah yang digunakan untuk pengunjung memainkan wahana di dufan tanpa perlu mengantri seperti pengunjung yang lain. Biasanya barisan antara pengguna fast track dan pengunjung lainnya memilii jalur yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Akhirnya tiba giliran kami untuk menaiki wahana ontang-anting. Tentu perasaan pertama yang dirasakan ketika ingin menaiki wahana ini adalah deg-degan karena kita akan diputar-putar di udara. Perasaan yang di dapatkan ketika sudah menaiki wahana tersebut adalah menyenangkan karena dapat membuat rasa lelah yang telah menumpukpun terasa hilang seketika. Setelah selesai menaiki wahana ontang-anting dan mendapatkan sedikit rasa pusing, kami pun melanjutkan untuk mencari wahana lainnya untuk dinaiki. Saat menjelajah lebih dalam, kami melihat banyak sekali wahana yang pasti tidak kalah seru dengan wahana wahana lainnya. Dimulai dari kora-kora, histeria, halilintar, niagara-gara, dan masih banyak lagi wahana yang ingin dinaiki,walaupun tidak mungkin menaiki semuanya karena waktu yang terbatas juga.
Setelah berpikir sejenak untuk selanjutnya memilih wahana apa untuk dinaiki,akhirnya kami memutuskan untuk menaiki wahana kora-kora. Kora-kora adalah sebuah wahana dimana kita akan menaikan sebuah perahu besar yang kemudian perahu itu akan diayunkan ke depan dan belakang dengan kecepatan yang tinggi. Walaupun wahana ini membuat kepala pusing,tetapi kesenangan yang didapatkan sudah membayar rasa pusing tersebut. Berbeda ketika menaiki ontang-anting, pada saat kami menaiki kora-kora ternyata ada fotografer yang ditugaskan untuk mengambil foto.
Ternyata dalam beberapa wahana ada fotografer yang dikhususkan untuk memfoto pengunjung yang menaiki wahana. Setelah selesai menaiki wahana, biasanya untuk wahana yang memiliki fotografer,maka kita akan melewati sebuah bangunan tempat kita dapat melihat hasil foto saat kita menaiki wahana tersebut. Jika kita ingin mengambil foto tersebut,maka kita akan dikenakan biaya dan kemudian foto tersebut akan dikirimkan melalui whatsapp pada hari itu juga. Bagi kalian yang ingin mengabadikan momen pada saat sedang menaiki wahana, mungkin meraup sedikit uang untuk menebus hasil foto bukanlah sebuah ide yang buruk.
Perjalanan selanjutnya akan membuat tubuh menjadi basah, karena wahana yang selanjutkan kami mainkan merupakan wahana yang berhubungan dengan air. Wahana yang akan kami naiki selanjutnya adalah niagara-gara dan arum jeram. Demi menghindari terjadi kebahasan yang lumayan parah, Biasanya sebelum memasuki dufan ada beberapa penjual jas hujan yang menyediakan jas hujan untuk mereka yang ingin bermain wahana yang berhubungan dengan air. Tentu saja sesuai ekspektasi, walaupun sudah menggunakan jas hujan, ada beberapa bagian yang masih terkena oleh cipratan air.
ADVERTISEMENT
Setelah cukup lama menikmati wahana yang membuat kepala pusing dan perut mual, hari pun sudah terlihat sore. Sebelum pulang, kami memutuskan untuk menaiki beberapa wahana yang santai, seperti istana boneka dan juga biang lala. Istana boneka adalah sebuah wahana dimana kita menaiki sebuah perahu yang kemudian perahu tersebut membawa kita menjelajah ke dalam istana dimana banyak boneka menggunakan baju dari berbagai negara di penjuru dunia.
Dan akhirnya waktu pun sudah menunjukan untuk pulang. Dengan perasaan yang gembira, kami sangat menikmati waktu yang telah dihabiskan selama 1 harian penuh. Tidak lupa pada saat kami ingin pulang, kami membeli beberapa oleh-oleh untuk beberapa orang yang ada dirumah. Termasuk saya yang memiliki adik, tidak lupa saya membelikan baju bertuliskan dufan yang akan diberikan untuk adik saya. Banyak kenangan yang tidak dapat diungkapkan melalui kata-kata tentang betapa menyenangkannya hari itu, kuharap jika kita sudah tidak sibuk dengan urusan masing-masing, kita dapat mengunjungi tempat itu lagi dan menghabiskan waktu lagi bersama-sama.
ADVERTISEMENT