Kecil-kecil 'Main Sinetron': Bocah SD Mengaku Diculik

15 September 2017 9:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penculikan  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penculikan (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sebuah video sempat viral di media sosial tentang pengakuan siswi SD 01 Tanjung Duren berinisial PIS yang mengaku diculik bersama dua orang temannya yang berinisial A dan S. Video ini tak ayal memicu kekhawatiran yang dalam di kalangan para orang tua dan pendidik.
ADVERTISEMENT
Atas viralnya video ini, polisi langsung turun tangan. Setelah melalui rekonstruksi, polisi memastikan pengakuan bocah yang mengaku diculik itu ternyata hoax.
"Kesimpulan penyidikan kami video pengakuan PIS yang viral dan beredar luas di sosmed itu tidak benar. Tidak benarnya ini kami langsung klarifikasi mengundang orang tua, guru dan wali kelas ketiga anak tersebut," kata Wakasat Reskrim Jakbar Kompol Iver Manossoh di Polsek Tanjung Duren, Kamis (14/9).
Kepala Sekolah SD 01 Pagi Tanjung Duren, Mulyadi, menyayangkan atas adanya kabar palsu soal upaya penculikan yang dialami oleh tiga siswinya tersebut.
"Ini anak-anak kecil sudah begini, saya sebagai pendidik sedih juga lihat anak-anak saya main sinetron," ujar Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Mulyadi juga meminta maaf kepada seluruh pihak karena tidak mengecek kebenaran kejadian tersebut terlebih dahulu.
"Kita dari pihak sekolah juga merasa sedih. Saya mohon maaf karena memang tanpa dikroscek dan pengakuan anak ini di video yang viral cukup jelas dan lancar. Jadi saya hanya ingin melindungi anak-anak saya dari kekerasan itu," kata Mulyadi.
Pihak sekolah, kata Mulyadi, akan memberikan program khusus kepada ketiga siswi itu agar kejadian seperti ini tak terulang kembali.
"Kami akan bina anak-anak ini supaya jadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara, insyaallah kita akan buat program khusus untuk anak-anak ini," ujar Mulyadi.
Berdasarkan video tersebut, PIS cukup lihai bercerita tentang dia dan dua temannya diculik saat mereka hendak berangkat les di dekat sekolahnya di Tanjung Duren. Dalam video itu, PIS dan dua temannya mengaku sempat dibekap oleh seorang pria, namun mereka berhasil lolos setelah PIS menggigit tangan pria tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka menyebut penculik itu berjumlah dua orang. Satu berdiri di samping mobil, satu lagi di dalam mobil sedang memegang kemudi.
Murid SD 01 Tanjung Duren yang lolos penculikan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Murid SD 01 Tanjung Duren yang lolos penculikan. (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
PIS juga mengatakan melihat dua anak kecil lainnya berada di dalam mobil. Mereka diikat tangannya dan mulutnya dilakban.
Polisi lalu menyelidiki kasus ini dengan mendatangi sekolah, memeriksa saksi dan memeriksa CCTV. Namun ternyata hasil penyelidikan menyebutkan cerita ketiga anak tersebut palsu alias tidak benar.
Polisi meminta agar masyarakat berhenti menyebarkan video pengakuan si anak. Polisi belum mengetahui apa motif pengakuan anak-anak tersebut menyebut ada upaya penculikan. Dan kasus ini tidak akan ditindaklanjuti.
Kabar penculikan hoax itu memang disayangkan, namun kita juga harus memahami kondisi kejiwaan anak-anak kecil yang biasanya dipenuhi imajinasi. Bahkan mereka dinilai telah memberikan proteksi atau peringatan dini akan ancaman penculikan yang menyasar anak-anak. Anak-anak itu seyogianya tidak dihakimi dan kita berharap kepada orang tua dan lembaga pendidikan untuk membentuk mereka menjadi manusia berintegritas.
ADVERTISEMENT