Mengenal Berbagai Penyakit yang Diderita oleh Adam Fabumi

22 November 2017 19:43 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
ADVERTISEMENT
Adam Fabumi, bayi yang sempat viral di Instagram beberapa waktu lalu kini telah berpulang menghadap yang Maha Kuasa. Bayi lucu tersebut telah berjuang selama 7 bulan melawan berbagai penyakit yang dideritanya. Orang tua Adam, Ratih dan Ludi, juga sudah menempuh segala cara dan upaya agar Adam dapat tumbuh seperti bayi normal. Mulai dari membelikan ventilator hingga berobat ke Singapura. Namun, takdir berkata lain.
ADVERTISEMENT
Awal mula penyakit Adam
Sejak dalam kandungan, Adam telah divonis oleh dokter terkena Dandy Walker Syndrome, yakni kelainan genetik yang mempengaruhi perkembangan otak bayi karena tidak terbentuknya saluran pembuangan cairan otak dalam kepala.
Berdasarkan penjelasan dokter melalui kedua orang tua Adam, Ratih dan Ludi, sindrom tersebut terjadi bukan karena faktor kelalaian orang tua. Melainkan spontan terjadi saat pembelahan sel dalam kandungan. Sindrom langka tersebut tak menyurutkan langkah Ratih dan suami. Mereka terus berjuang dan berinisiatif mencari tahu pengobatan tentang Dandy Walker.
Saat itu dokter kandungan yang merawat Ratih sempat tak percaya adanya sindrom tersebut sehingga menyarankan Ratih bersama suami untuk mencari second opinion kepada dokter kandungan yang lain. Namun, hasilnya tetap sama. Berdasarkan hasil USG dari dokter kandungan lainnya, janin Ratih terkena Dandy. Setelah janinnya divonis oleh penyakit langka tersebut, dia bersama suami terus berjuang dan berinisiatif mencari tahu pengobatan tentang Dandy Walker.
ADVERTISEMENT
Mengetahui kondisi putranya akan terlahir dengan syndrome tersebut, Ratih dan suami telah mempersiapkan mental agar ikhlas dengan apa yang sudah dititipkan oleh Tuhan kepadanya. Namun sebagai manusia biasa, dia tetap memiliki rasa sedih.
Adam Setelah lahir
Saat lahir ke dunia lewat proses persalinan normal, Adam sama sekali tak menangis. Bayi mungil ini hanya merintih dan tubuhnya membiru. Sehingga langsung dilarikan ke ruang NICU dan diberi bantuan pernafasan.
Orang tua Adam, Ratih dan Ludi juga harus menerima kenyataan bahwa putra mereka mengalami kelainan kromosom, trisomy 13 tipe mosaic. Kelainan ini juga dikenal dengan istilah Patau syndrome, yaitu adanya kromosom ekstra yang menyebabkan cacat fisik, keterbelakangan mental berat, kelainan jantung bawaan, bibir sumbing, ekstra jari tangan atau kaki, hingga kepala kecil.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, Adam juga didiagnosa mengalami kebocoran jantung atau PDA (Patent Ductus Arteriosus) sebesar 3,5 mm. Darah beroksigen dan yang tidak pada jantung Adam juga bercampur akibat kerusakan ruas jantung. Kondisi ini dikenal dengan ASD (Atrial Septal Defect).
Akibat PDA tersebut, darah yang sudah disirkulasi ke tubuh balik lagi ke paru-paru. Itu membuat Adam kelelahan, paru-parunya bekerja dua kali. Dan Adam terkena Laringomalasia.
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
Mulanya, Adam direncanakan untuk menjalani operasi penutupan lubang pada jantung. Namun hal itu tidak bisa dilakukan karena Patau Syndrome yang diderita oleh Adam. Dan seakan itu semua belum cukup, saat itu Adam juga mengalami hidronefrosis yaitu pelebaran dari saluran-saluran yang terdapat di dalam ginjal sehingga ginjal akan tampak membesar atau membengkak.
ADVERTISEMENT
Setelah dirawat di rumah sakit selama dua bulan 10 hari, Adam diperbolehkan oleh dokter kembali ke rumah. Dokter mengizinkan Adam kembali ke rumah setelah orang tuanya, Kiagoos dan Ratih mendapatkan Ventilator, alat bantu pernafasan. Untuk mendaptakan ventilator khusus bayi ternyata tak semudah yang dibayangkan oleh Ratih. Dia dan keluarga mengalami kesulitan saat mencari ventilator. Sempat ia dan suami mendapatkan dua ventilator, tapi ternyata tak bisa digunakan oleh Adam.
Karena kesulitan menemukan ventilator, Ratih meminta bantuan keluarga dan teman terdekat membantunya mendapatkan ventilator. Teman-teman terdekat Ratih, dibantu dengan salah satu grup khusus ibu-ibu, Circle of Mom berinisiatif menggalang dana melalui kitabisa.com untuk membeli ventilator. Kurang dari seminggu, sebanyak Rp 574 juta dana terkumpul. Itu melebihi dari target yang sebenarnya hanya Rp 500 juta.
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
zoom-in-whitePerbesar
Adam Fabumi. (Foto: Instagram @adamfabumi)
Setelah dibawa kembali di rumah, Adam harus dirawat di sebuah ruangan khusus. Selama Adam dirawat di rumah, kedua orang tuanya dibantu oleh suster khusus. Dan dokter juga visit ke rumah melihat kondisi Adam.
ADVERTISEMENT
Selama beberapa hari Adam di Rumah, keluarga merasakan perkembangan kesehatan Adam begitu pesat. Kondisi ini berbeda dengan yang sebelumnya dirawat di Rumah Sakit. Kini Adam juga hanya sesekali menggunakan ventilator.
Selama di Rumah, Adam juga sudah diperbolehkan oleh dokter untuk mengonsumi ASI di bantu dengan susu formula agar berat badan Adam optimal. Tapi, Adam tak bisa menyusui dan minum secara normal seperti bayi pada umumnya. Hal ini dikarenakan akibat gangguan saluran pernafasan yang dideritanya. Untuk itu, Adam harus menggunakan selang untuk mengonsumsi ASI atau susu.
Pada pertengahan bulan Agustus Adam ke Singapura. Dia direncanakan untuk melakukan opearsi. Namun, dokter di Singapura tidak menyarankan hal itu, sebab operasi tidak akan menyembuhkan penyakit yang diderita oleh Adam. Setelah 11 hari dirawat, Adam bersama orang tua kembali ke Jakarta. Selang beberapa bulan di Jakarta, kondisi kesehatan Adam kembali menurun. Dia kembali dirawat di NICU.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa hari dirawat di NICU, dan segala usaha telah ditempuh oleh Ratih dan suami. Rupanya, Tuhan lebih sayang dengan Adam. Hari ini, Rabu (22/11), Adam berpulang menghadap yang Maha Kuasa. Hal itu diumumkan oleh Prima Watie, perawat yang sehari-hari menjaga Adam, melalui akun media sosialnya.