Meningkatkan Semangat Kesetiakawanan Sosial di Masa Pandemi

Wahyuni
ASN, Penyuluh Sosial Pertama Dinas Sosial Prov. Kaltim
Konten dari Pengguna
27 Desember 2020 18:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seperti kita ketahui pada bulan Desember terdapat beberapa hari besar, salah satunya adalah yaitu Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) yang diperingati setiap 20 Desember.
ADVERTISEMENT
Kesetiakawanan Sosial merupakan nilai dasar yang terwujud dalam bentuk pikiran, sikap, dan tindakan saling peduli dan berbagi yang dilandasi oleh kerelaan, kesetiaan, kebersamaan, toleransi, dan kesetaraan guna meningkatkan harkat, martabat, dan harga diri setiap warga Negara Indonesia (Kemensos, 2015).
Sekilas Tentang Sejarah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional
Kemerdekaan Indonesia yang berhasil di proklamirkan pada 17 Agustus 1945 bukan berarti telah berakhirnya peperangan melawan Belanda. Bangsa Indonesia masih harus berjuang untuk mempertahan kemerdekannya. Perang mempertahankan kemerdekaan yang terjadi pada tahun1945 hingga tahun 1948 mengakibatkan permasalahan sosial semakin bertambah.
Untuk mengatasinya, Kementerian Sosial manyadari perlu adanya dukungan dari berbagai elemen masyarakat. Maka pada bulan Juli 1949 di kota Yogyakarta, diadakan Penyuluhan Sosial bagi tokoh-tokoh masyarakat dan Kursus Bimbingan Sosial bagi Calon Sosiawan atau Pekerja Sosial. Hal ini bertujuan agar Sosiawan atau Pekerja Sosial dapat menjadi mitra Pemerintah dalam menanggulangi dan mengatasi permasalahan sosial yang terjadi.
ADVERTISEMENT
Nilai kesetiakawanan sosial yang terwujud dalam semangat kebersamaan, gotong royong dan kerelaan berkorban yang telah tumbuh dalam masyarakat perlu untuk dilestarikan dan diperkokoh. Selain itu kinerja para Sosiawan atau Pekerja Sosial perlu untuk ditingkatkan.
Sehingga pada 20 Desember 1949 Kementerian Sosial berinisiatif membuat Lambang Pekerjaan Sosial dan Kode Etik atau Sikap Sosiawan. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peristiwa bersejarah bersatunya seluruh lapisan masyarakat untuk mengatasi permasalahan dalam mempertahankan kedaulatan negara, yaitu pada tanggal 20 Desember 1948, sehari setelah tentara kolonial Belanda menyerbu dan menduduki ibukota negara Yogyakarta. (Kemensos, 2018).
Atas peristiwa itulah maka oleh Kementerian Sosial tanggal 20 Desember di tetapkan sebagai Hari Sosial. Diperingati pertama kali pada tahun 1958, dicetuskan oleh Menteri Sosial Bapak H. Moeljadi Djojomartono. Kemudian pada peringatan yang XIX, tanggal 20 Desember 1976, oleh Menteri Sosial Bapak HMS. Mintardja, SH., nama Hari Sosial diubah menjadi Hari Kebaktian Sosial. Dan pada Peringatan yang XXVI, tanggal 20 Desember 1983, oleh Menteri Sosial Ibu Nani Soedarsono, SH. Nama Hari Kebaktian Sosial diubah lagi menjadi Hari Kesetiakawanan Sosial (puslit.kemsos, 2020).
ADVERTISEMENT
Kesetiakawanan Sosial di Masa Pandemi
Jika puluhan tahun yang lalu Bangsa Indonesia berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan, maka di masa pandemi saat ini kita besatu untuk berjuang melawan Covid -19. Tak dipungkiri, sekarang ini memang masa yang berat, Virus yang berasal dari Wuhan, China itu telah banyak membawa perubahan dalam kehidupan manusia.
Kondisi pandemi, menjadikan kita lebih banyak menghabiskan waktu dirumah. Sebagian dari kita, orang tua, melakukan pekerjaan dari rumah, anak-anak pun demikian, belajar dilakukan dengan mamanfaatkan teknologi dan semua dilakukan dari rumah. Ini bukan sesuatu hal yang mudah, setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menghadapi situasi ini.
Kurang lebih 10 (sepuluh) bulan Bangsa Indonesia telah berjuang melawan Covid-19. Di akhir tahun ini, meski keadaan belum sepenuhnya membaik, namun berangsur kegiatan di beberapa sektor sudah mulai berjalan.
ADVERTISEMENT
Walau begitu masyarakat diharapkan jangan sampai lengah, tetap menjaga protokol kesehatan dengan menjalankan prinsip 3 M; yaitu memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.
Sebagai makhkluk sosial, sudah sepantasnya kita mengedepankan kepekaan sosial dalam mereaksi kondisi sekitar yang terjadi. Menjadi bagian dari sebuah situasi yang menimbulkan keinginan untuk saling berbagi dan menolong orang lain adalah sebuah kebahagian.
Hal terkecil yang bisa kita lakukakan adalah memulai dari lingkungan sekitar. Dalam lingkungan rumah tangga, tidak semua anggota keluarga dalam kondisi sehat, telebih jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit bawaan (komorbid). Ikhtiar yang bisa kita lakukan diantaranya adalah menjaga daya tahan tubuh dengan menghindari stress dan bersikap rileks. Menyediakan makanan sehat bagi anggota keluarga, mengajak olah raga teratur, berjemur dan istirahat yang cukup juga perlu diperhatikan.
ADVERTISEMENT
Menyediakan sabun dan tempat cuci tangan di halaman rumah, tentu sangat membantu bagi tamu yang akan berkunjung. Kita juga bisa menyediakan masker sekali pakai, antisipasi bagi tamu yang harus mengganti masker namun tidak membawa cadangan.
Di kampung saya, warga yang terpapar Covid-19 dan melakukan isolasi mandiri akan mendapatkan sembako dan keperluan sehari-hari. Atas inisiatif warga, kami melakukan pengumpulan dana secara sukarela.
Di beberapa daerah, untuk membantu ekonomi warga yang terdampak pandemi, banyak dari masyarakat yang berinisiatif menaruh makanan, baik bahan mentah maupun siap santap di sebuah tempat khusus. Siapa saja boleh memberi dan siapa saja boleh mengambil.
Seiring dengan perkembangan zaman, kini solidaritas dan semangat saling membantu banyak berkembang lewat digital. Masyarakat membuat gerakan mengumpulkan dana dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Informasi donasi digital banyak diperoleh dari media sosial.
ADVERTISEMENT
Hasil riset yang dilkaukan GoPay dan Kopernik pada Agustus hingga Oktober 2020 diantaranya adalah bahwa donasi digital memiliki potensi sangat besar karena memungkinkan masyarakat untuk berdonasi tanpa kontak dari manapun dan kapanpun. Pembayaran lewat e-money dapat mempercepat proses donasi (indotelko.com, 8 Desember 2020)
Kekuatan media sosial begitu luar biasa, ketika sebuah peristiwa yang menyentuh sisi humanis dibagikan maka akan langsung mendapat reaksi dari masyarakat. Di masa pandemi semangat gotong royong dan tolong menolong dari masyarakat meningkat dan donasi digital menjadi salah satu solusi, kita dapat saling membantu dengan aman, tanpa harus melakukan kontak.
Dengan semangat kesetiakawanan sosial kita raih kebahagiaan, karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial dan berbuat kebaikan itu membuat candu. Saling bergandeng tangan dan menguatkan, bangkit bersama melawan Covid -19.
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional bangsaku..