Konten dari Pengguna

Pengaruh Tingginya Angka Stunting di Indonesia Dapat Mengancam Kualitas SDM?

Walda Fauziah
MAHASISWA UNPAM
2 Desember 2024 15:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Walda Fauziah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber dokumentasi : pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber dokumentasi : pribadi
ADVERTISEMENT
Stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat malnutrisi kronis dan infeksi berulang, menjadi salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan, sekitar 21,6% anak balita di Indonesia mengalami stunting pada tahun 2023. Tingginya angka ini menjadi peringatan karena dampaknya yang sangat luas, terutama terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan, yang secara langsung memengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka panjang negara.
ADVERTISEMENT
1. Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi yang menggambarkan seorang anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan standar usianya, akibat kurangnya asupan nutrisi pada masa awal kehidupannya. Selain tinggi badan, stunting juga berdampak pada perkembangan otak dan kemampuan kognitif, yang nantinya dapat memengaruhi prestasi akademik dan keterampilan kerja.
2. Dampak Stunting terhadap Kualitas SDM
Berikut adalah analisis dampak positif dan negatif dari tingginya angka stunting di Indonesia, terkait kualitas sumber daya manusia (SDM) dan pertumbuhan ekonomi:
a. Dampak Positif
Walaupun secara keseluruhan stunting memiliki lebih banyak dampak negatif, ada beberapa aspek yang bisa dilihat sebagai potensi atau peluang untuk perubahan positif:
1) Dorongan untuk Memperkuat Program Kesehatan dan Gizi
ADVERTISEMENT
Tingginya angka stunting mendorong pemerintah dan masyarakat untuk lebih fokus pada perbaikan kesehatan dan gizi, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak. Hal ini berpotensi meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara umum.
2) Meningkatkan Kesadaran Masyarakat akan Gizi
Kampanye penanggulangan stunting meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya asupan gizi yang tepat sejak dini. Semakin banyak keluarga memahami pentingnya nutrisi, semakin besar pula potensi generasi mendatang untuk tumbuh lebih sehat.
3) Peluang Peningkatan Kolaborasi Antar Sektor
Masalah stunting membutuhkan kerja sama antara sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan masyarakat. Hal ini mendorong kolaborasi antar sektor yang dapat memperkuat program pembangunan manusia dan meningkatkan sinergi di berbagai bidang pembangunan nasional.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari tingginya angka stunting jauh lebih signifikan, terutama terhadap SDM dan ekonomi Indonesia:
ADVERTISEMENT
1) Penurunan Kualitas SDM di Masa Depan
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung memiliki perkembangan kognitif yang terhambat. Ini dapat menurunkan kemampuan belajar dan prestasi akademis mereka, yang berujung pada rendahnya keterampilan kerja saat mereka dewasa, serta kemampuan adaptasi dan inovasi yang minim di lingkungan kerja.
2) Rendahnya Produktivitas Tenaga Kerja
SDM yang tumbuh dengan kondisi kesehatan yang tidak optimal cenderung memiliki produktivitas lebih rendah. Di masa depan, ini dapat mempengaruhi daya saing Indonesia di pasar global, terutama dalam sektor-sektor yang membutuhkan keterampilan tinggi dan produktivitas tinggi.
3) Beban Ekonomi bagi Negara
Stunting berpotensi meningkatkan biaya kesehatan nasional di masa depan. Individu yang tumbuh dengan stunting cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan mungkin membutuhkan layanan kesehatan yang lebih intensif. Selain itu, rendahnya produktivitas dan pendapatan mereka dapat memperburuk kemiskinan dan memperlebar kesenjangan ekonomi.
ADVERTISEMENT
4) Penurunan Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Penurunan kualitas SDM menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Menurut beberapa studi, negara dengan prevalensi stunting tinggi dapat mengalami penurunan potensi pertumbuhan ekonomi hingga 10% karena rendahnya produktivitas, rendahnya inovasi, dan tingginya ketergantungan ekonomi.
5) Risiko Meningkatnya Ketimpangan Sosial dan Ekonomi
Anak-anak yang mengalami stunting, terutama dari keluarga miskin, cenderung terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Hal ini dapat memperburuk ketimpangan ekonomi karena mereka kemungkinan
besar akan memiliki keterampilan yang rendah dan peluang ekonomi yang terbatas di masa dewasa.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, tingginya angka stunting lebih banyak menimbulkan dampak negatif yang dapat mengancam kualitas SDM dan memperlambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meski ada beberapa potensi positif yang bisa dimanfaatkan, tantangan besar tetap ada pada penurunan prevalensi stunting untuk membangun SDM yang sehat, cerdas, dan produktif. Tingginya angka stunting di Indonesia merupakan ancaman serius terhadap kualitas SDM dan pertumbuhan ekonomi negara. Mengatasi stunting bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga menjadi tantangan sosial dan ekonomi. Dengan komitmen pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta untuk bersama-sama menurunkan angka stunting, Indonesia dapat menghasilkan generasi yang lebih berkualitas dan mampu menghadapi tantangan global.
ADVERTISEMENT