Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Dinamika Politik Korea Selatan di Bawah Presiden Terpilih, Yoon Suk-Yeol
11 Maret 2022 16:39 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Walda Okvi Juliana Ningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pesta pemilihan presiden Korea Selatan tahun 2022 resmi berakhir dengan terpilihnya Yoon Suk-yeol sebagai pemenang. Dari total perolehan suara yang masuk, diketahui bahwa Yoon memperoleh suara sebesar 48,6 persen yang berhasil membuatnya unggul dari saingan utamanya Lee Jae-myung dari kubu liberal, Partai Demokrat yang memperoleh suara 47,8 persen. Dengan hanya selisih 0,8 persen semakin menunjukkan bahwa periode kali ini merupakan proses pemilihan presiden paling ketat dalam sejarah Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Yoon sendiri berasal dari partai oposisi konservatif yakni Partai Kekuatan Rakyat. Yoon akan memulai masa jabatannya sebagai presiden ke-20 Korea Selatan selama 5 tahun ke depan menggantikan presiden sebelumnya, Moon Jae In. Terpilih sebagai presiden, latar belakang Yoon yang sebelumnya merupakan seorang jaksa penuntut semakin disorot. Hal ini menjadi fenomena menarik bagi rakyat Korea Selatan karena Yoon tidak memiliki pengalaman yang panjang sebagai seorang politisi. Namun, ketegasan selama menjadi jaksa yang kerap menghukum para koruptor menjadikan Yoon dikenal sebagai orang yang sangat anti dengan tindakan korupsi. Hal tersebut membuat Yoon meraih popularitas dan berhasil menarik sebagian besar hati rakyat Korea Selatan.
Kemenangan Yoon yang berasal dari kubu partai oposisi dapat menjadi jawaban bagi rakyat Korea Selatan yang selama ini kontra atau tidak puas dengan pemerintahan sebelumnya baik dalam hal kebijakan maupun lainnya. Salah satu hal yang sejak masa kampanye sudah Yoon janjikan adalah penghapusan Kementerian Gender dan Keluarga. Menurutnya, Kementerian Gender dan Keluarga kurang efektif dan bahkan dianggap menjadi penyebab rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Dengan pergantian presiden Korea Selatan ini, tentu hal lain yang menarik untuk disorot adalah perubahan dinamika politik terkait hubungan Korea Selatan khususnya dengan para negara tetangga seperti Jepang dan China, tidak terkecuali dengan Korea Utara. Kemenangan Yoon disambut dengan baik oleh Jepang. Jepang berharap hal tersebut dapat menjadi angin segar untuk terciptanya hubungan kerja sama yang lebih baik. Melalui Perdana Menterinya, Fumio Kishida, Jepang berharap dapat membangun hubungan kerja sama yang lebih sehat dengan Korea Selatan dalam berbagai bidang.
Berbeda dengan presiden sebelumnya yang liberal dan cenderung mengedepankan cara-cara diplomatik, kepemimpinan Yoon dikhawatirkan dapat meningkatkan ketegangan antara Korea Selatan dengan China, pun dengan Korea Utara. Yoon berencana untuk meningkatkan kedaulatan Korea Selatan dengan semakin mempererat hubungan dengan AS dan memperkuat militer untuk mencegah segala bentuk provokasi terhadap keamanan dan kedaulatan rakyat Korea Selatan, termasuk menghadapi dengan tegas peningkatan aktivitas rudal oleh Korea Utara. Selain itu, melalui kemitraan yang kuat dengan AS juga dapat membantu Korea Selatan menghadapi persaingan dagang dengan China.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, prospek hubungan bilateral Korea Selatan dengan Indonesia di bawah kepemimpinan Yoon adalah kita ketahui bahwa hubungan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan sudah berjalan dengan baik sejak dulu. Harapannya Indonesia dapat menjaga hubungan baik dan memperluas bentuk kerja sama di antara keduanya. Namun, berbagai strategi tetap dibutuhkan mengingat tidak menutup kemungkinan akan terjadi perubahan arah kerja sama pasca kemenangan partai oposisi tersebut. Salah satu contohnya kerja sama pemberdayaan ekonomi perempuan dengan Kementerian Kesetaraan Gender dan Keluarga Republik Korea Selatan, mengingat adanya rencana penghapusan Kementerian Gender dan Keluarga oleh Yoon.