Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab, Dampak, dan Cara Menanggapi Puisi Sukmawati
4 April 2018 9:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Wan Muhammad Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bismillahirahmanirahim..
Belum lama ini beredar video singkat berisi ibu sukmawati sedang membacakan puisi di sebuah acara pergelaran Indonesian Fashion Week, dalam segmen Sekarayu Sriwedari menyambut 29 tahun karya Anne Avantie.
ADVERTISEMENT
Tidak ada yang salah dengan orang yang membaca puisi. Namun, ketika isi puisi tersebut menyinggung Agama tertentu. Di situlah semua permasalahan ini muncul. Lalu, apa sebenarnya penyebab dan dampak yang timbul akibat puisi ini? Dan bagaimana cara kita menanggapinya dengan benar? Berikut saya sajikan beberapa pikiran saya tentang puisi tersebut.
PENYEBAB
Dalam proses terjadinya sesuatu pasti ada pemicunya. Begitu juga dengan puisi ini yang sebelum dibacakan pasti ditulis terlebih dahulu dan dipikirkan matang-matang. Apalagi akan dibacakan di event besar. Lal, apa penyebab adanya puisi kontroversi ini?
Di dalam puisi tersebut ada kalimat "aku tidak tahu syariat islam" kalimat ini secara tidak langsung menggambarkan kepribadian beliau yang tidak tahu Syariat Islam atau tidak dekat dengan kalangan muslim atau tidak ingin dekat dengan kelangan muslim. Ini bisa jadi penyebab awal, kenapa puisi ini jadi kontroversi karena dia menulis puisi yang menyinggung Syariat Islam, sementara dia tidak tahu Syariat Islam. Dia berkata sesuatu yang dia tidak tahu tentang hal tersebut. Ini jadi kesalahan pertama.
ADVERTISEMENT
Di kalimat "Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah" ini menggambarkan kepribadian dan pengetahuan beliau. Lebih dekat dengan kalangan ibu-ibu Indonesia di masa lalu dengan mode gaya busana yang digambarkan dan kepribadian dia yang dekat dengan ibu Indonesia yang moderat atau dia yang mau dekat dengan ibu Indonesia yang moderat.
Jadi, ada yang diketahui dan tidak diketahui.
Dia sekarang berbicara atas nama yang diketahui dan tentang hal yang tidak diketahui. Analoginya begini anda suka makan apel, teman anda suka makan jeruk, Anda berbicara atas nama penyuka apel dan berkata bahwa jeruk itu tidak enak. Tentu penyuka jeruk akan tersinggung.
Dan di puisi tersebut juga terdapat kalimat "Lebih cantik dari cadar dirimu & Lebih merdu dari alunan adzan mu" nah, ini yang sangat berbahaya karena kalimat ini jelas membandingkan satu hal dengan hal yang lainnya. Dan ketika perbandingan itu muncul pasti akan ada yang lebih di "indah" kan oleh sang pembanding, yang jadi masalah adalah yang dibandingkan adalah hal yang sensitif, yaitu agama.
ADVERTISEMENT
Puisi ini bisa disengaja dan tidak disengaja. Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam isi hati sukmawati.
Yang jadi masalah adalah kalau tidak tahu syariat islam kenapa harus berbicara soal itu? Apa tidak ada hal lain?
ADVERTISEMENT
Penyebab dia berpuisi seperti ini adalah karena kepribadiannya dan dia tidak tahu syariat islam. Dan penyebab puisi ini jadi kontroversi adalah dia berbicara menyinggung Syariat Islam.
Setelah puisi ini muncul, tentu saja banyak sekali respon masyarakat yang sangat beragam. Namun, kebanyakan memang kontra dengan puisi ibu sukmawati tersebut. Menurut saya ada beberapa dampak yang timbul atau bisa timbul akibat adanya peristiwa ini.
Saya akan bagi dampak ini menjadi 3 kategori yaitu dampak sosial, dampak budaya, dan dampak politik.
DAMPAK SOSIAL
Beberapa dampak sosial yang bisa terjadi karena puisi ini di antaranya adalah hubungan yang renggang antara muslim dan non muslim. Secara tidak langsung bisa muncul pikiran masyarakat kelas menengah kebawah yang berasumsi, bahwa siapapun yang menyudutkan agama islam adalah berasal dari kalangan non muslim dan bisa memicu terputusnya silaturahmi dan persaudaraan di beberapa elemen masyarakat. Tentu ini tidak baik bagi kehidupan berbangsa dan beragama apalagi kita adalah negara yang beragam.
ADVERTISEMENT
Dampak sosial yang kedua adalah memungkinkan terjadinya kecurigaan di antara masyarakat karena dalam menanggapi puisi ini ada pro kontra, sikap saling curiga ini lebih bahaya dari putus silaturahmi, karena kalau curiga kita tidak tahu pasti kebenarannya. Namun, biasanya respon yang kita lakukan atas kecurigaan tersebut bisa merugikan org lain.
Dampak sosial yang ketiga adalah munculnya pernyataan-pernyataan keras dari kalangan ormas, lembaga, atau tokoh tertentu dalam menanggapi puisi ini, tentu ini akan jadi tontonan yang tidak menarik bagi kita. Karena, isi televisi, radio, dan berita lainnya berisi berita dengan nada negatif yang muncul akibat puisi ini.
DAMPAK BUDAYA
Tidak banyak dampak budaya yang bisa muncul akibat puisi ini. Sebenarnya, ada kemungkinan kecil di antaranya adalah orang yang sedang berkidung alias nyanyi dengan bahasa jawa bisa dipandang negatif oleh kalangan muslim. Karena pernah dibandingkan dengan adzan. Dan orang yang berkonde bisa dipandang negatif oleh yang bercadar. Tentu ini tidak baik dan kita berharap ini jangan sampai terjadi.
ADVERTISEMENT
DAMPAK POLITIK
Nah, ini yang sangat menarik walau hanya sebuah puisi. Namun, dalam prespektif politik puisi ini punya dampak yang cukup besar percaya atau tidaknya puisi ini berbahaya bagi seorang Joko Widodo. Peristiwa ini bisa jadi anggapan bahwa pemerintahan jokowi telah gagal mencegah munculnya isu-isu SARA yang berkembang saat ini. Ini akan menjadi suatu ujian bagi penegakan hukum di indonesia, karena dengan banyaknya elemen masyarakat yang melaporkan kejadian ini ke POLRI, apakah penegakan hukum akan tetap berjalan? walau menyentuh adik dari seorang petinggi negara?
Puisi Sukmawati yang juga adik megawati ini bisa jadi salah satu isu yang bisa di goreng habis habisan oleh lawan politik jokowi, tentu ini bisa berbahaya apalagi mendekati tahun politik seperti sekarang ini
ADVERTISEMENT
setelah melihat banyak sekali dampak yang mungkin timbul tadi saya ingin memberi saran kepada seluruh pembaca artikel ini dengan menanggapi nya dengan cara yang tepat berikut 3 hal yang kita bisa lakukan :
1. Pastikan dalam menyatakan pendapat kita terhadap puisi ini, kita tidak menyudutkan pihak manapun.
2. Beri argumen yang jelas kenapa anda setuju/tidak setuju dengan puisi ini
3. Jika tidak setuju, mintalah ia untuk meminta maaf atas puisi ini.
saya cenderung tidak menyarankan untuk melapor ke kepolisian karwna sesuai adat istiadat negara kita, yaitu ketika salah maka sebaik ya kita meminta maaf. Namun apabila kelak sang pembaca puisi tak juga meminta maaf dan cenderung mempertajam pendapatnya sehingga membuat banyak keresahan maka melaporkan kepolisi adalah tindakan yang paling tepat.
ADVERTISEMENT
Sekian tulisan ini saya buat semata-mata untuk memberi pandangan saya atas kasus ini, semoga kita bisa lebih bijak dalam menanggapi sesuatu dan lebih bijak dalam melakukan sesuatu. Saya Ilham, salam persatuan
terimakasih..