OJEK PANGKALAN, KENAPA MASIH BERTAHAN?

Konten dari Pengguna
18 Juni 2018 5:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wan Muhammad Ilham tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Meningkat nya kebutuhan masyarakat akan pelayanan yg mudah di akses menjadi salah satu faktor utama kenapa bisnis transportasi online tumbuh dengan pesat di negara berkembang seperti indonesia, hal ini menjelaskan bagaimana Go-Jek & Grab bisa tumbuh begitu cepat dan menyerap ratusan ribu tenaga kerja baru di indonesia sejak diluncurkan 2015 lalu. Tentu ini baik bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi indonesia, dengan meningkat nya investasi yg masuk ke perusahaan2 nasional. Namun yg menarik adalah ketika sering timbul beberapa gesekan gesekan sosial, gesekan antar mereka yg masih bertahan sebagai ojek pangkalan dan yg sudah menjadi ojek online. Dalam pikiran saya setidak tidaknya ada 2 segmen driver ojek yg tidak terserap oleh perusahaan ojek online :
ADVERTISEMENT
• Tdk mampu menggunakan teknologi alias aplikasi yg digunakan
• Tidak setuju dengan tarif yg di tetapkan.
2 hal ini menggambarkan beberapa hal, diantaranya adalah bahwa kualitas sumber daya manusia di indonesia masih belum cukup berkembang, atau tidak seimbang perkembangan nya dengan perkembangan teknologi yg ada, sehingga kemudian mau tidak mau harus tertinggal. Jelas, bahwa penyakit tidak tahu teknologi ini kebanyakan menyerang tubuh pada generasi tua. Lalu, Segmen yg kedua ini yg menarik, adalah mereka yang tidak sepakat dengan tarif murah yg di tetapkan perusahaan ojek online, disisi lain ini adalah keunggulan dari pelayanan yang disajikan oleh perusahaan dan tentu saja menguntungkan pengguna tp disisilain pula hal ini dianggap mengurangi pendapatan oleh beberapa kelompok ojek online. Gesekan sosial anatara ojek pangkalan dan ojek online pertama terjadi disini
ADVERTISEMENT
dimana perusahaan ojek online menyediakan pelayanan yg bukan saja lebih cepat, lebih aman, dan lebih mudah diakses tetapi bahkan lebih murah.
Sehingga tidak menyisakan 1 alasan pun bagi masyarakat untuk tidak menggunakan layanan ini .
Disini terjadi dilema, banyak driver ojek online membutuhkan pemasukan untuk menafkahi keluarga dll tapi disisi lain mereka tidak sepakat dengan tarif murah yg di tetapkan..disisi lain pula jika mereka tidak mengerjakan sesuai layanan dan tarif yg ada mereka justru akan semakin sulit..karna pelanggan ojek pangkalan sudah sangat sangat sedikit. Ketidaksepakatan terkait masalah tarif ini di sikapi berbeda oleh ojek yg saat ini masih bertahan sebagai ojek pangkalan.
ADVERTISEMENT
Saya berfikir bahwa mereka saat ini adalah kelompok orang yg sedang membutuhkan lapangan kerja baru karna cepat atau lambat
ojek pangkalan pasti akan tegerus oleh perkembangan ojek online.
Secara umum Faktor utama dari ojek pangkalan yg masih bertahan ini adalah ekonomi. Disini lah pemerintah berperan dalam menyelamatkan nasib hidup seseorang. Dimana ada sekmen yg saat ini sedang terhimpit karna tak bisa ke kanan tetapi juga tak mungkin ke kiri, ada 4 langkah yg memungkin kan untuk dilakukan dan di prioritas kan bagi mereka driver ojek untuk mendapat manfaat dari 4 kebijakan ini.
• Pertama adalah bahwa ketersediaan lapangan pekerjaan harus diciptakan lebih banyak
ADVERTISEMENT
• kedua mempermudah akses kepada pinjaman modal UMKM, ini penting untuk memperbaiki kondisi masyarakat yg membutuhkan lapangan kerja baru dalam waktu singkat.
• ketiga mempermudah masuknya investor di tempat2 strategis. Kenapa tempat strategis? Karna manfaat investasi jg bergantung dari dimana investasi tsb di berikan.
• keempat akses pendidikan yg layak bagi keluarga kurang mampu sebagai program perbaikan kondisi ekonomi jangka panjang
Dengan begitu dalam jangka panjang sangat memungkinkan terjadi peralihan jenis pekerjaan sehingga ojek bukan jd opsi paling mudah bagi mereka yg terlilit urusan ekonomi.
- WAN MUHAMMAD ILHAM 18 Tahun.