Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Jebakan Overthinking: Ayo Lepaskan Diri dari Belenggu Pikiran Berlebihan
26 Februari 2025 14:54 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wan Balqis Tasya Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berpikir merupakan aktivitas alami manusia yang pasti dilakukan setiap hari. Namun, bagaimana jika pikiran tersebut justru menjadi penghalang? Pernahkah kamu memikirkan suatu hal berulang-ulang tanpa menemukan solusi atau jawabannya? Seperti terjebak dalam labirin yang membuat kita kebingungan mencari jalan keluar. Inilah yang sering kita dengar dan sebut dengan istilah overthinking. Sebenarnya, apa sih overthinking itu? Dan bagaimana cara kita mengatasinya?

Menurut Nick Trenton dalam bukunya yang berjudul The Overthinking Cure: How to Stay in the Present Moment, overthinking terjadi ketika seseorang terus-menerus memikirkan berbagai kemungkinan yang ada, baik itu masa lalu atau masa depan, tanpa mengambil tindakan konkret. Trenton juga menyebutkan bahwa overthinking berhubungan dengan ketidakmampuan seseorang untuk berhenti berpikir atau menerima ketidakpastian, yang pada gilirannya menyebabkan perasaan terjebak dan cemas.
ADVERTISEMENT
Sebagai manusia, wajar bagi kita untuk mengalami overthinking pada suatu saat tertentu karena banyaknya peristiwa yang terjadi, mulai dari masalah kecil hingga masalah besar. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Susan Nolen-Hoeksema (2003), ia menemukan bahwa perempuan cenderung lebih sering terjebak dalam pola berpikir berlebihan dibandingkan laki-laki, karena mereka lebih cenderung untuk merenung dan memikirkan perasaan mereka secara mendalam. Hal ini membuat kebiasaan overthinking lebih umum terjadi pada perempuan, yang bisa meningkatkan risiko depresi dan kecemasan. Namun, penting untuk diingat bahwa overthinking, baik pada perempuan maupun laki-laki, dapat membuat kita terjebak dalam lingkaran pemikiran yang tidak produktif.
Overthinking dapat terjadi pada siapa saja dan dalam berbagai situasi. Misalnya, bayangkan saat kamu sedang mempersiapkan sebuah presentasi. Meskipun kamu merasa sudah melakukan persiapan secara matang, kekhawatiran tetap menghampiri. Kamu mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana jika penampilanku tidak sesuai harapan?" atau "Apa yang akan dipikirkan orang tentangku?" Pikiran-pikiran seperti ini sering kali berputar dalam benak, meskipun kamu sebenarnya telah mempersiapkan diri dengan baik.
ADVERTISEMENT
Overthinking dapat menimbulkan dampak negatif bagi kesejahteraan mental dan fisik, baik yang bisa terasa langsung maupun berkembang seiring waktu. Menurut Filia Dina Anggaraeni & Adhelia Frisca Tambunan (2022), beberapa hal yang berdampak akibat overthinking, yaitu:
1. Kesulitan untuk tidur.
Pikiran-pikiran yang terus-menerus berputar di kepala dapat mengganggu proses tidur dan dapat menyebabkan kecemasan apabila terjadi setiap hari.
2. Tubuh sering merasa lelah.
Sering merasa lelah sangat berkaitan dengan overthinking, karena berpikir tanpa henti dapat memicu stres. Stres ini kemudian memicu peningkatan produksi hormon kortisol, yang pada akhirnya membuat tubuh merasa kelelahan.
3. Menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Stres mental yang berkepanjangan dapat berdampak pada kesehatan fisik kita. Meskipun sering kali kita menganggap rasa sakit sebagai masalah fisik semata, kenyataannya pikiran dan perasaan kita juga berperan penting dalam mempengaruhi kondisi tubuh.
ADVERTISEMENT
4. Merasa takut gagal dan masa depan.
Ketika seseorang merasa cemas dan khawatir akan kegagalan, pikiran mereka penuh dengan hal-hal negatif, menciptakan kecemasan yang semakin mendalam. Padahal, apa yang mereka pikirkan tersebut belum tentu terjadi.
5. Merasa ragu pada penilaian diri sendiri.
Keraguan yang timbul akibat overthinking sering kali membuat kita terjebak dalam analisis yang berlebihan terhadap setiap tindakan, kata-kata, atau keputusan yang telah kita ambil. Hal ini mengakibatkan kita merasa perlu mendapatkan keyakinan dari orang lain untuk memperkuat penilaian diri kita.
Berdasarkan dampak di atas, pastinya kamu sudah menyadari betapa mengganggunya apabila kita terus-menerus overthinking. Menurut Morin (2020), berikut ini ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengurangi frekuensi overthinking, yaitu:
ADVERTISEMENT
1. Mengalihkan perhatian pada kegiatan positif.
Daripada terjebak dalam pemikiran yang berkepanjangan, berikan dirimu kesempatan untuk beristirahat dengan beralih ke aktivitas lain. Kamu bisa mencoba berolahraga, mendengarkan musik, membaca, atau sekadar berjalan-jalan. Aktivitas ini tidak hanya dapat mengalihkan pikiran, tetapi juga membantu mengatur ulang emosi dan memperbaiki suasana hati.
2. Melawan pikiran negatif.
Saat mengalami overthinking, penting untuk diingat bahwa pikiran kita bukanlah kebenaran. Hindari terperangkap dalam kekhawatiran negatif. Sebaiknya, bayangkan skenario yang lebih positif atau alternatif yang lebih baik.
3. Meditasi.
Meditasi adalah cara efektif untuk mengarahkan pikiran ke hal yang lebih positif. Fokuskan perhatian pada pernapasan, bukan untuk mengosongkan pikiran, melainkan untuk melatih diri agar tetap fokus pada hal positif dan mengalihkan pikiran saat mulai mengembara.
ADVERTISEMENT
4. Self-Acceptance.
Overthinking sering disebabkan oleh kecenderungan untuk merenungkan kesalahan di masa lalu atau merasa cemas mengenai hal-hal yang tidak dapat kita ubah. Daripada menyalahkan diri sendiri, cobalah untuk menerima dirimu dengan kasih dan pengertian. Berikan kelembutan kepada diri sendiri.
5. Melakukan terapi.
Jika overthinking terus berlanjut, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Kebiasaan ini bisa menjadi gejala depresi atau kecemasan, dan meningkatkan risiko masalah kesehatan mental di masa depan.
Overthinking adalah kebiasaan berpikir yang berlebihan, yang dapat mengganggu kesejahteraan mental dan fisik. Meskipun wajar terjadi, apabila dibiarkan berlarut-larut, overthinking dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti kecemasan, stres, dan gangguan tidur. Namun, kita dapat mengurangi frekuensi overthinking dan meningkatkan kualitas hidup dengan cara mengalihkan perhatian pada kegiatan positif, melawan pikiran negatif, berlatih meditasi, serta belajar menerima diri sendiri. Jika permasalahan ini terus berlanjut, mencari bantuan profesional bisa menjadi langkah yang bijak untuk diambil.
ADVERTISEMENT
Referensi
Anggaraeni, F. D., & Tambunan, A. F. (2022, March 26). Mengenal overthinking. Buletin K-Pin. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/1003-mengenal-overthinking
Morin, A. (2020, August 27). How to know when you're overthinking. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/how-to-know-when-youre-overthinking-5077069
Nolen-Hoeksema, S. (2003). Women Who Think Too Much: How to Break Free of Overthinking and Reclaim Your Life. Henry Holt and Co.
Trenton, N. (2021). The Overthinking Cure: How to Stay in the Present Moment. Pkcs Media, Inc.