Konten dari Pengguna

Efektifitas Model Pembelajaran Di Pesantren Dan Peran Manajemen Pendidikan

Waode Rabiah Nazwa Ali
Mahasiswa STITMADANI YOGYAKARTA
30 Oktober 2024 10:51 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Waode Rabiah Nazwa Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
gambar ini diambil dari galeri
zoom-in-whitePerbesar
gambar ini diambil dari galeri
ADVERTISEMENT
ABSTRACT
This article discusses the pesantren learning model and the role of educational management in creating an ideal learning environment. Pesantren is an educational institution that combines religious and academic aspects, and pesantren often face difficulties in adapting learning methods to meet the needs of modern education. According to several journals or scientific papers that I have read, it is said that in several pesantren in Indonesia, it was found that the success of the learning model does not only depend on what method is used, but also on how effective the education management is. Therefore, to support the teaching and learning process, good management can help create a curriculum, teacher training, and proper resource management. With the aim of improving the quality of education and making the learning model relevant to the demands of the times, pesantren managers must be trained in management.
ADVERTISEMENT
Keywords: learning model, pesantren, education management
ABSTRAK
Artikel ini membahas mengenai model pembelajaran pesantren dan peran manajemen pendidikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang ideal. Pesantren merupakan institusi pendidikan yang menggabungkan aspek religius dan akademis, dan pesantren sering kali menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan metode pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan pendidikan modern. Menurut beberapa jurnal atau tulisan tulisan ilmiah yang saya baca mengatakan di beberapa pesantren di Indonesia, ditemukan bahwa keberhasilan model pembelajaran tidak hanya bergantung pada metode apa yang digunakan, tetapi juga pada seberapa efektif manajemen pendidikan. Oleh karena itu untuk mendukung proses belajar mengajar, manajemen yang baik dapat membantu pembuatan kurikulum, pelatihan guru, dan pengelolaan sumber daya yang tepat. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membuat model pembelajaran relevan dengan tuntutan zaman, pengelola pesantren harus dilatih dalam manajemen.
ADVERTISEMENT
Kata Kunci: model pembelajaran, pesantren, manajemen pendidikan
PENDAHULUAN
Sebagai institusi pendidikan tertua di Indonesia, pesantren memainkan peran penting dalam pembentukan generasi Muslim yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas. Pesantren juga mempunyai tuntutan yang berat yang dimana pesantren harus mengubah metode pembelajaran mereka untuk memenuhi kebutuhan saat ini sambil mempertahankan identitas tradisional mereka. Pondok pesantren menggunakan berbagai model pembelajaran, mulai dari metode salafiyah tradisional hingga kurikulum modern yang berbasis teknologi. Dalam hal ini, manajemen pendidikan pesantren sangat penting untuk menjamin bahwa model pembelajaran yang diterapkan berfungsi dengan baik.
Seperti yang kita ketahui bahwa Pondok Pesantren mempunyai berbagai jenis, yang dimana lembaga atau organisasi pendidikan pesantren sangat unik. Salah satunya adalah karena di pondok pesantren memiliki Kiyai yang mempunyai peran dan otoritas yang luar biasa, sehingga dalam pandangan manajemen seringkali terjadi hal-hal yang bertentangan atau tidak sesuai dengan standarisasi mereka. Dalam bahasa Latin, manajemen berasal dari kata "manus" yang berarti "tangan", dan "agere" yang berarti "melakukan." Jika digabungkan dengan kata "managere", yang berarti "menangani" dalam bahasa Inggris, "manajemen" berarti "mengatur atau mengelola." kata manajemen memiliki arti yang banyak. Para pakar telah memberikan beberapa definisi untuk istilah ini. Salah satunya adalah bahwa manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Definisi lain adalah bahwa manajemen adalah setiap proses administrasi dalam setiap upaya kerja sama kelompok untuk mencapai tujuan yang ingin dituju.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks pengelolaan pendidikan, istilah "manajemen pendidikan" dapat digunakan untuk mendefinisikan proses mengorganisasikan sumber daya pendidikan sehingga fokusnya terpusat pada mencapai tujuan akademik. Oleh karena itu, manajemen pendidikan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikan. Manajemen pendidikan juga dapat didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penyiapan tenaga kerja serta pembagian tugasnya, penggerakan, dan pengendalian sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Model pembelajaran pesantren
Dua model pembelajaran utama biasanya digunakan oleh pesantren, yaitu model tradisional (salafiyah) dan model modern (khalafiyah). Model salafiyah berfokus pada pengajaran kitab-kitab klasik (kitab kuning) dengan metode sorogan dan bandongan, yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama. Sebaliknya, santri di pesantren kontemporer diajarkan tentang fikih dan tauhid serta ilmu pengetahuan modern seperti matematika, sains, dan teknologi. Kurikulum pesantren modern menggabungkan kedua ilmu agama dan umum. Kedua model ini memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Model salafiyah berfungsi dengan baik untuk mempertahankan tradisi keilmuan Islam, sementara model khalafiyah dianggap lebih sesuai dengan tuntutan zaman sekarang. Namun, kedua model ini sangat bergantung pada bagaimana manajemen pesantren mengelola sumber dayanya dan bagaimana strategi pembelajaran digunakan.
ADVERTISEMENT
Pada pasal 5 ayat (1) UU No. 18 Tahun 2019 tentang pengelolaan pesantren membagi pesantren menjadi dua jenis, yaitu: 1) pesantren yang menyelenggarakan pendidikan pesantren dalam bentuk pengkajian kitab kuning dapat disebut sebagai pesantren salaf; dan 2) pesantren yang menyelenggarakan pendidikan pesantren dalam bentuk dirasah Islamiah dengan pola pendidikan Muallimin dapat disebut sebagai pesantren salaf. Ini terkait erat dengan kelembagaan pesantren ini. Pesantren-pesantren ini juga memiliki corak tradisi yang berbeda-beda yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pesantren Salaf, menurut Ramayulis, adalah jenis pesantren model tradisional yang mengutamakan pendidikan kitab klasik. Tidak ada mata pelajaran umum yang diajarkan di pesantren ini. Sistem madrasah hanya digunakan untuk memudahkan sistem sorogan, seperti yang dilakukan di institusi pendidikan lama. Banyak pesantren di Jawa yang masih menggunakan metode ini, yang tampaknya menjadi pilar utama dalam mempertahankan tradisi.
ADVERTISEMENT
2. Pesantren modern, Jenis pesantren modern terbuka untuk umum, dipesantren modern telah mengalami perubahan yang signifikan baik dalam sistem pendidikan maupun komponen kelembagaannya. Sistem pembelajaran dan materi pelajaran sudah menggunakan sistem klasik dan modern. Pesantren tersebut menawarkan berbagai jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar paud dan taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Selain itu, pesantren modern sangat memperhatikan pengembangan bakat dan minat siswa sehingga siswa dapat mengekplor diri sesuai dengan bakat dan minat mereka sendiri. Pengembangan ekstrakurikuler, seperti pramuka dan bela diri, serta penguasaan bahasa asing internasional seperti Inggris dan Arab. Di pesantren modern di mana tradisi Salaf belum ditinggalkan sepenuhnya, Pengajaran kitab-kitab Islam klasik ada yang diselenggarakan dan ada yang tidak diselenggarakan. Di pesantren modern ini bahasa Arab diajarkan, namun penguasaanya tidak semua diarahkan untuk memahami bahasa Arab yang terdapat dalam kitab-kitab klasik. Penguasaan bahasa Arab dan Inggris cenderung ditujukan untuk kepentingan-kepentingan praktis.
ADVERTISEMENT
B. Peran Manajemen Pendidikan di Pesantren
Manajemen pendidikan di pesantren berperan sebagai motor penggerak dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengevaluasi model pembelajaran yang diterapkan. Ada beberapa aspek manajemen pendidikan yang berperan penting, yaitu:
1. Perencanaan Kurikulum: Manajemen pesantren harus merancang kurikulum yang sesuai dengan visi dan misi pesantren. Kurikulum harus mengintegrasikan ilmu agama dan umum dan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam. Selain itu, kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat modern.
2. Pengelolaan Sumber Daya: Pesantren membutuhkan manajemen yang baik untuk sumber daya manusia (pengajar dan tenaga pendidik), fasilitas, dan teknologi. Karena Manajemen yang baik akan membantu proses pembelajaran berjalan lebih baik.
3. Pengawasan dan Evaluasi: Manajemen pesantren juga harus melakukan evaluasi berkala terhadap model pembelajaran yang digunakan, Seperti Evaluasi yang dimana hal ini sangat penting untuk mengetahui apakah model pembelajaran telah mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan telah memenuhi kebutuhan santri.
ADVERTISEMENT
4. Inovasi Pembelajaran: Manajemen pesantren harus terus berinovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Ini dapat dicapai dengan memperbarui metode pengajaran agar lebih interaktif dan menarik bagi siswa atau dengan menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.
Ada sejumlah cara yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas model pembelajaran di pesantren. Ini termasuk hasil belajar santri, kemampuan mereka untuk menerapkan agama dalam kehidupan sehari-hari, dan kesiapan mereka untuk menghadapi tantangan zaman sekarang. Salah satu model pembelajaran yang efektif di pesantren adalah yang dapat mengimbangi pertumbuhan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Namun , dalam praktiknya efektivitas model pembelajaran sering kali dipengaruhi oleh kualitas manajemen pendidikan di pesantren yang dimana mereka bertanggung jawab atas keberhasilan model pembelajaran. Pesantren yang dikelola dengan baik cenderung menerapkan model pembelajaran yang lebih efektif. Sebaliknya, pesantren yang kurang dikelola dengan baik sering menghadapi masalah dalam proses pembelajaran, seperti fasilitas yang tidak memadai, metode pembelajaran yang monoton, atau kurangnya inovasi.
ADVERTISEMENT
KESIMPULAN
Bahwa pesantren memiliki dua model pembelajaran utama yaitu model tradisional (salafiyah) yang berfokus pada pengajaran kitab klasik, dan model modern (khalafiyah) yang menggabungkan ilmu agama dan pengetahuan umum. Kedua model memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan masing-masing berfungsi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda. Keberhasilan penerapan model pembelajaran di pesantren sangat bergantung pada kualitas manajemen pendidikan. Sehingga peran manajemen pendidikan sangat memengaruhi efektivitas model pembelajaran di pesantren. Pesantren yang memiliki manajemen yang baik dalam hal perencanaan, pengelolaan sumber daya, pengawasan, dan inovasi akan lebih mampu menerapkan model pembelajaran yang efektif dan relevan dengan kebutuhan zaman. Oleh karena itu, penting bagi pesantren untuk terus meningkatkan kualitas manajemen pendidikan mereka agar mereka dapat mencetak santri yang unggul dalam agama dan ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Referensi
Asifudin, Ahmad Janan. “Manajemen Pendidikan untuk Pondok Pesantren.” Manageria: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam 1, no. 2 (2016): 355–66.
Darmawan, Reza. “Efektivitas Manajemen Pembelajaran di Pondok Pesantren Al Basyariyah 2 Kabupaten Bandung.” Jurnal Tata Kelola Pendidikan 4, no. 2 (2023).
Hidayatussaliki, H, M Marno, “Model Pelaksanaan Pendidikan Pesantren Modern Di Indonesia.”: Jurnal Ilmu Pendidikan 19, no. September (2023): 291–306.
Supriyadi, Yayat, Tihami Tihami, dan Agus Gunawan. “Implementasi Manajemen Pendidikan Islam di Pondok Pesantren.” SAINTIFIKA ISLAMICA: Jurnal Kajian Keislaman 10, no. 2 (2023): 120–51.