news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Elpiji 3 Kilogram Langka di Probolinggo

Konten Media Partner
18 Juni 2018 16:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elpiji 3 Kilogram Langka di Probolinggo
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Warga mencari stok elpiji bersubsidi 3 kg dengan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Sejak dua hari terakhir, warga Probolinggo diresahkan dengan kelangkaan elpiji bersubsidi ukuran 3 kg. Untuk mendapatkannya, warga terpaksa mencari hingga ke luar daerah.
Dari beberapa unggahan warganet di Facebook, kelangkaan elpiji bersubsidi 3 kg itu terjadi di Kota dan Kabupaten Probolinggo. Untuk wilayah Kota Probolinggo, kelangkaan itu terjadi di daerah Kelurahan Kebon Sari Wetan, Kecamatan Wonoasih, dan sekitarnya.
Sementara di Kabupaten Probolinggo, kelangkaan lebih meluas. Kelangkaan terjadi di Kecamatan Kraksaan, Kecamatan Besuk, Kecamatan Dringu, dan Kecamatan Leces. Warga mengaku tak menemukan isi ulang gas dalam tabung berwarna hijau itu. Baik di toko kelontong maupun di SPBU Pertamina yang biasa menjualnya.
Warga mengaku terpaksa mencari gas elpiji ke lain kecamatan agar dapurnya bisa mengebul. Seperti yang diungkapkan oleh Misnari (55), warga Desa Asem Bakor, Kecamatan Kraksaan. Dengan menggunakan sepeda motor, ia membawa satu tabung kosong elpiji 3 kg untuk mencari stok elpiji.
ADVERTISEMENT
“Sudah keliling cari gas gak nemu-nemu. Tadi juga ke pom Kebon Agung ternyata juga kosong. Gak tahu mau cari kemana lagi, susahnya minta ampun. Ini hanya satu saja buat menanak nasi saja,” keluhnya saat dijumpai wartabromo.com tengah mencari toko yang menjual elpiji bersubsidi di Desa Alas Sumur Lor, Kecamatan Besuk, Senin (18/6).
Hal yang sama juga dirasakan oleh Nuriyah (35), warga Desa Alas Kandang, Kecamatan Besuk. Ia baru mendapatkan elpiji bersubsidi setelah mencarinya ke Desa Bocor Kulon, Kecamatan Pakuniran. Namun harganya lebih mahal di banding harga normalnya. Untuk satu unit tabung, ia membayar Rp 21.500, padahal biasanya ia cukup merogoh Rp 18.000 saja.
“Katanya karena bukan pelanggannya. Jadi elpiji itu hanya dijual untuk pelanggan saja, kalau dari luar harganya lebih mahal. Tapi gak apa-apa yang penting bisa masak buat keluarga nanti,” tutur Nuriah.
ADVERTISEMENT
Warga berharap Pemerintah daerah melalukan tindakan nyata agar kelangkaan ini segera teratasi. Terkait kelangkaan ini, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Kabupaten Probolinggo maupun Kota Probolinggo.