Harga Sayur di Probolinggo Terkerek Natal

Konten Media Partner
5 Desember 2018 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harga Sayur di Probolinggo Terkerek Natal
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Salah satu warga di lapak sayur mayur Pasar Baru Kota Probolinggo. Meski Natal dan Tahun Baru masih lama, namun harga sayur mayur mulai terkerek.
ADVERTISEMENT
Tak hanya harga daging ayam potong yang merangkak naik jelang Natal dan Tahun Baru, sayur mayur pun terkerek. Komiditi kebutuhan dapur itu, naik minimal Rp 4 ribu per kilogram (kg), hingga pedagang enggan menyetok dalam jumlah banyak.
Dari pantauan wartabromo.com di Pasar Baru Kota Probolinggo, kenaikan sayur-mayur itu terjadi sejak sepekan terakhir. Sayur yang mengalami kenaikan yakni Wortel yang saat ini harganya mencapai Rp 18 ribu per kg, padahal sebelumnya berkisar Rp 8 ribu – Rp 10 ribu per kg. Kubis kini dijual Rp 15 per kg, dari sebelumnya Rp 10 ribu per kg. Sementara untuk tomat yang awalnya sekitar Rp 2 ribu, kini menjadi Rp 6 ribu per kg.
ADVERTISEMENT
Kenaikan juga terjadi pada bawang prei mencapai Rp 12 ribu per kg, padahal sebelumnya Rp 8 ribu. Kentang dari Rp 10 ribu menjadi Rp 12 ribu per kg. Sedangkan harga telur ayam juga ikutan naik, semula Rp20 ribu menjadi Rp24 ribu per kg.
Kondisi itu, menurut pedagang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Sehingga pedagang enggan menyediakan barang dalam jumlah banyak. Mengingat mahalnya sayuran dan takut membusuk bila terlalu lama.
“Akibat melonjaknya harga sayuran ini, saya tidak berani kulakan banyak, karena disamping pembeli berkurang akibat naiknya sayuran tersebut dan bila terlalu lama takut sampai membusuk,” kata Hariyah, salah satu pedagang, Rabu (5/12/2018).
Sementara itu Joko, salah satu konsumen menuturkan, dengan kenaikan harga beberapa komoditi tersebut cukup memberatkan dirinya.
ADVERTISEMENT
“Ya cukup berat sih, meski cuma sayur, namun saya dan keluarga sudah terbiasa tiap hari konsumsi sayur-mayur untuk memenuhi gizi anak juga, jadi meski harganya melonjak saya tetap membelinya,” keluhnya.