Hujan Abu Gunung Bromo, 19 Desa Terinfeksi ISPA

Konten Media Partner
26 Maret 2019 9:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hujan abu di Gunung Bromo. Dok Warta Bromo
zoom-in-whitePerbesar
Hujan abu di Gunung Bromo. Dok Warta Bromo
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hujan abu vulkanik yang berasal dari Bromo terus mengguyur. Sedikitnya 19 desa di dua kecamatan di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, diselimuti abu vulkanik. Akibatnya, warga mulai terinfeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
ADVERTISEMENT
ISPA bahkan sudah menyerang warga yang tinggal di Desa Ngadirejo, desa yang hanya berjarak enam kilometer dari pusat kawah Bromo.
Informasi dari bidan Desa Ngadirejo, penderita ISPA mengalami lonjakan sampai 50 persen. Tindakan yang diambil oleh petugas kesehatan adalah dengan memberikan obat-obatan. Selain itu, bagi warga yang mengalami keluhan dan terdeteksi menderita ISPA, langsung diberi masker.
“Penderitanya campuran, mulai dari orang tua hingga anak-anak. Tindakan khusus masih belum ada. Penanganan khusus baru dilakukan jika keadaan pasien memburuk, maka diberikan rujukan ke puskesmas atau rumah sakit terdekat,” tutur Bidan Desa Ngadirejo, Luluk Nur Khamidah, Selasa (26/3).
Dari data Pemerintah Kabupaten Probolinggo, 19 desa yang terdampak abu vulkanik bromo, terletak di dua kecamatan, yakni Sumber dan Sukapura. Di Kecamatan Sumber, tujuh desa diguyur abu vulkanik Bromo. Empat desa, yakni Sumberanom, Ledok Ombo, Pandansari dan Monokerso, mendapat guyuran abu vulkanik terparah. Sementara Desa Gemito, Cempoko dan Tukul, diguyur abu vulkanik tipis.
ADVERTISEMENT
Sementara di Kecamatan Sukapura, ada enam desa terparah karena dampak abu vulkanik ini. Antara lain Desa Ngadisari, Ngadas, Ngadirejo, Jetak, Wonotoro dan Wonokerto. Enam desa lainnya, seperti Sapikerep, Sariwani, Sukapura, Pakel, Kedasih dan Ngepung, masih ringan.
“Untuk masker persediaan kami sudah cukup. Selain itu masyarakat terdampak sudah paham dan menggunakan penutup muka dengan sarung. Selain menghalau dingin, sarung juga berfungsi melindungi dari guyuran hujan abu,” ujar Camat Sukapura, Yulius Christian.
Hingga saat ini masyarakat masih terus beraktifitas seperti biasa. Walaupun abu vulkanik mengguyur pemukiman. Semburan abu vulkanik dari Bromo sendiri meninggi antara 400 meter hingga 800 meter dari puncak kawah. Sementara jarak aman bagi wisatawan maupun warga, tetap di radius satu kilometer dari pusat kawah.
ADVERTISEMENT