Konten dari Pengguna

Politik sebagai Upaya Mendistribusikan Keadilan Berdasarkan Akal Sehat

Polinus Waruwu
Penulis Merupakan Alumni Universitas Darma Agung Medan
4 Juni 2024 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Polinus Waruwu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Politik Sebagai Upaya Untuk Mendistribusikan Keadilan (Pixaby.com/Mohamed_hasan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Politik Sebagai Upaya Untuk Mendistribusikan Keadilan (Pixaby.com/Mohamed_hasan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia dan politik pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan sehingga disimpulkan bahwa manusia itu sebagai binatang politik. Ibarat dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan sebagai bentuk kelengkapan strukturnya. Begitu juga eksistensi manusia dalam kehidupan bernegara menjadikan politik sebagai peralatan untuk mendistribusikan keadilan.
ADVERTISEMENT
Dalam scope politik pertukaran argumentasi harus dibudayakan sebagai penanda bahwa adanya pertengkaran pikiran demi sebuah keadilan. Pertengkaran pikiran tersebut kita inginkan sebagai pertanggungjawaban penguasa terhadap kepentingan semua orang.
Keadilan merupakan suatu takaran yang sepantasnya individu terima dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain daripada itu keadilan tidak berhenti pada teori tetapi harus berwujud nyata dalam kehidupan kita bersama.
Pertanyaannya, kenapa politik menjadi alat untuk mendistribusikan keadilan? Singkatnya karena hanya melalui politik keadilan itu dapat dilahirkan dalam kehidupan bernegara!
Melalui sistem demokrasi yang basisnya politik seseorang dapat diberi mandat oleh rakyat untuk berkuasa. Mulai dari situlah bibit politik berlangsung lewat pertukaran suara rakyat dengan menitipkan harapan terhadap penguasa ke depan.
ADVERTISEMENT
Manifesto kekuasaan tentunya untuk melahirkan sebuah kebijakan yang menjadi jembatan penghubung terhadap kepentingan rakyat. Di sinilah letak hakikat kebijakan publik sebagai upaya mendasar bagi pemerintah untuk menangani dan menyelesaikan masalah-masalah rakyat secara politik dengan efektif dan efisien.
Para penguasa yang kita percaya untuk menahkodai Indonesia yang begitu besar, diharapkan mampu melabuhkan kita ke dermaga keadilan. Karena di dalamnya terdapat banyak kepentingan yang dititipkan oleh banyak orang.
Seyogyanya penguasa berhati-hati dan menggunakan hati nurani dalam mengelola kepentingan itu. Sehingga bisa melahirkan kebijakan yang pro rakyat.
Politik menjadi pedang tajam membelah kebijakan supaya menghasilkan keadilan tanpa perbedaan. Sebuah kebijakan harus bersumber dari berbagai aspek kepentingan rakyat lewat pergulatan pikiran yang dibungkus melalui politik.
ADVERTISEMENT
Itulah pentingnya penguasa harus mempunyai kecukupan akal dan pikiran. Sebab bangsa ini dilahirkan oleh para pejuang yang berpikir tajam untuk mewujudkan kemerdekaan.
Mendistribusikan keadilan lewat politik membutuhkan kemampuan untuk bertengkar secara pikiran. Penguasa yang lahir lewat kecurangan tentunya disinyalir dengan kekurangan kemampuan secara intelektual.
Setelah menduduki kursi kekuasaan tidak mampu merumuskan kebijakan yang adil. Sehingga pada akhirnya melakukan tindakan yang mencederai esensi keadilan tersebut.
Ada juga faktor lain yang menyebabkan krisisnya keadilan lewat politik yang berlangsung. Di mana, para penguasa yang haus kekuasaan menggunakan sistem politik sebagai alat untuk mewujudkan kepentingannya. Terlepas dari res privata, seorang penguasa menggunakan pikirannya untuk mengelabui rakyat lewat berbagai kebijakan yang ujungnya ditolak oleh rakyat.
ADVERTISEMENT
Dapat kita amati lewat perwujudan politik saat ini, yang acap kali melahirkan ketidakadilan. Kebijakan yang dibuat konsepnya membenturkan kepentingan rakyat.
Penderitaan dan rintihan hati wong cilik tidak lagi menjadi prioritas dalam sebuah kebijakan. Pada akhirnya pun keadilan menjadi barang langka yang sulit didapatkan di negeri ini.
Akhirnya, rakyat pragmatis terhadap politik penguasa yang melenceng dari idealismenya. Politik tidak lagi sebagai idealisme untuk memperjuangkan kepentingan rakyat demi keadilan.
Bahkan keadaan terkini banyak orang yang ikut dalam pertarungan meraih kursi kekuasaan dengan mengandalkan kekuasaan keluarga, relasi bandar politik dan bahkan menjadi bandit politik dengan melakukan segala bentuk kecurangan. Bukankah itu sebagai pertanda bahwa konsekuensi dari semua perhelatan itu mengabaikan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia pada akhirnya
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, hidupkan kembali politik yang bernuansa argumentasi positif supaya keadilan dapat kita nikmati kembali. Karena hanya dengan keadilan kita bisa hidup tentram dan harmoni.