Konten dari Pengguna

Fenomena Psikologis Dunning-Kruger Effect: Merasa Lebih Superior Dari Yang Lain

Warzugni
Mahasiswi Psikologi Universitas Syiah Kuala
10 Maret 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Warzugni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dua orang dengan simbol tanda tanya dan bola lampu yang keluar dari kepala mereka, melambangkan kebingungan dan pengetahuan. source: https://pixabay.com/vectors/questions-man-head-success-lamp-2519654/
zoom-in-whitePerbesar
Dua orang dengan simbol tanda tanya dan bola lampu yang keluar dari kepala mereka, melambangkan kebingungan dan pengetahuan. source: https://pixabay.com/vectors/questions-man-head-success-lamp-2519654/
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang gemar melebih-lebihkan atau berpikir bahwa mereka lebih pintar daripada orang lain? Mereka juga kerap merasa lebih baik, lebih hebat dan superior dari orang lain. Di saat bersamaan, mereka juga menganggap orang lain lebih buruk, lebih rendah dan lebih bodoh dari diri mereka namun faktanya, kemampuan yang mereka miliki tidak sebaik itu. Nah, hal tersebut merupakan fenomena psikologis yang sering disebut dengan Dunning-Kruger effect atau efek Dunning-Kruger loh!
ADVERTISEMENT
Anda mungkin pernah mengalami fenomena ini dalam kehidupan nyata, saat berada di pertemuan keluarga sepanjang makan bersama ada seorang anggota keluarga yang mulai berdebat panjang tentang suatu topik. Dia dengan tegas menyatakan bahwa dia benar dan bahwa pendapat orang lain bodoh, tidak jelas, dan salah. Hal itu tentu terlihat jelas oleh semua orang di ruangan itu bahwa orang tersebut tidak mengetahui apa yang sedang dia bicarakan, namun ia tetap mengoceh dengan senang hati tanpa menyadari ketidaktahuannya sendiri.
Dunning-Kruger effect atau efek Dunning-Kruger ialah fenomena di mana seseorang yang berkinerja buruk dalam suatu hal cenderung melebih-lebihkan kinerja mereka sementara yang berkinerja tinggi dalam suatu hal cenderung menganggap buruk kinerja mereka. Diungkapkan juga bahwa ilusi metakognitif ini bersifat dua arah, sehingga individu yang paling kompeten yang berkinerja paling tinggi cenderung juga meremehkan kemampuan mereka.
ADVERTISEMENT
Efek ini dinamai sesuai dengan nama penelitinya, yaitu David Dunning dan Justin Kruger, dua psikolog sosial dari Universitas Cornell yang menyumbangkan teori efek Dunning-Kruger. Pada tahun 1999 mereka melakukan empat penelitian di bidang humor, penalaran logis, dan tata bahasa Inggris, di mana peserta diminta untuk mengevaluasi kemampuan mereka sendiri dan menunjukkan kemampuan mereka. Studi tersebut menemukan bahwa peserta dengan kinerja terendah melebih-lebihkan kemampuan mereka dan merasa mereka lebih baik dari rata-rata. Di sisi lain, peserta dengan kinerja tertinggi meremehkan kemampuan mereka. Selain itu, ditemukan bahwa orang yang tidak kompeten cenderung tidak mengakui kemampuan atau keahlian orang lain. Maka dari itu, Dunning-kruger effect adalah fenomena psikologis di mana ada ketidaksesuaian antara kemampuan seseorang dan persentil kinerja pada suatu hal.
ADVERTISEMENT
Ada dua masalah yang dihadapi oleh orang yang mengalami efek Dunning-Kruger, yaitu kekeliruan informasi dan ketidaksadaran akan kekeliruan. Misalnya ketika mereka mulai mempelajari sesuatu atau kemampuan baru, sering kali hal yang mereka ketahui baru sebagian kecil dari informasi yang aktual. Hal ini kadang-kadang menyebabkan mereka salah memahami informasi yang mereka terima. Lantas, karena mereka merasa percaya dengan segelintir informasi itu dan memandang informasi itu benar, mereka kemudian menyebarluaskan informasi itu ke mana-mana maka secara tidak langsung dan tidak sadar mereka telah menyebarkan informasi yang keliru. Mereka tidak menyadari bahwa mereka salah memahami sesuatu karena kemampuan mereka yang terbatas, sehingga mereka merasa benar dan tidak mencoba untuk memeriksa kebenaran dan mempelajari informasi yang mereka terima. Ketidakmampuan mereka menyebabkan mereka tidak menyadari bahwa mereka salah dalam memahami sesuatu, akhirnya mereka merasa benar dan tidak mencoba untuk mengecek kebenaran akan informasi yang mereka punya. Inilah mengapa orang yang mengalami efek Dunning-Kruger tampak bodoh. Hal itu terlihat dari mereka ngelantur saat berbicara, menunjukkan kebodohan mereka dengan percaya diri dan bangga juga ketika dikoreksi mereka tetap teguh pada pendirian mereka. Tingginya tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh individu yang mengalami efek Dunning-Kruger mengakibatkan mereka sulit untuk menerima koreksi dari orang lain. Mereka juga tidak dapat mengakui kehebatan orang lain, karena efek Dunning-Kruger membuat orang-orang yang mengalaminya merasa lebih hebat, lebih cerdas, dan lebih mahir daripada orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurut Dunning dan Kruger, "beban ganda" adalah sumber fenomena ini. Orang yang tidak kompeten cenderung:
Sebenarnya, semua orang rentan terhadap fenomena ini dan sebagian besar dari kita mungkin mengalaminya dengan cara yang mengejutkan. Kesalahan persepsi atas keyakinan yang tidak akurat terhadap kemampuan diri sendiri adalah fenomena kognitif yang umum yang dapat terjadi pada siapa saja. Ini karena setiap orang memiliki area di mana mereka kurang informasi atau tidak kompeten, tidak peduli seberapa banyak pengalaman atau informasi yang kita miliki. Anda mungkin pintar dan terampil dalam banyak hal, tetapi tidak ada satu pun orang yang benar-benar ahli dalam semua hal.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari fenomena psikologis ini, yaitu:
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari efek Dunning-Kruger, seseorang dapat dengan jujur dan rutin mempertanyakan pengetahuannya sendiri dan kesimpulan yang dapat diambil darinya, daripada menerima pengetahuan begitu saja tanpa pembelajaran lebih lanjut.
Sumber:
Dunning, D. (2011). The Dunning–Kruger Effect. Advances in Experimental Social Psychology, 44(44), 247–296. https://doi.org/10.1016/b978-0-12-385522-0.00005-6
Muller, A., Sirianni, L. A., & Addante, R. J. (2020). Neural correlates of the Dunning–Kruger effect. European Journal of Neuroscience, 53(2), 460–484. https://doi.org/10.1111/ejn.14935
Pennycook, G., Ross, R. M., Koehler, D. J., & Fugelsang, J. A. (2017). Dunning–Kruger effects in reasoning: Theoretical implications of the failure to recognize incompetence. Psychonomic Bulletin & Review, 24(6), 1774–1784. https://doi.org/10.3758/s13423-017-1242-7
Mahmood, K. (2016). Do People Overestimate Their Information Literacy Skills? A Systematic Review of Empirical Evidence on the Dunning-Kruger Effect. Communications in Information Literacy, 10 (2), 199-213. https://doi.org/10.15760/comminfolit.2016.10.2.24
ADVERTISEMENT
Plohl, N., & Musil, B. (2018). Psihološka obzorja / Horizons of Psychology. 27, 20–30. https://doi.org/10.20419/2018.27.481
Lacko, D. (2018). Dunning–Kruger Effect–Why Once a Fool, Always a Fool. Psychlogon, Masarykovy university.
Cherry, K. (2019). Dunning-Kruger Effect: Why Incompetent People Think They Are Superior. Verywell Mind. https://www.verywellmind.com/an-overview-of-the-dunning-kruger-effect-4160740
Wahyudi, Akhyar, F., Pratama, A., & Asbari, M. (2023). Dunning Kruger Effect: Argumen Individu Mewujudkan Percaya Diri. Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(02), 89–91. https://doi.org/10.1111/literaksi.v1i02.91