Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Cerita Warga Dibalik Kunjungan Puti ke Desa Kemiren Banyuwangi
30 Januari 2018 15:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Wawan Nike tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyuwangi, Selasa (30/01/2017) Kunjungan safari politik selama dua hari Puti Guntur Sokarno, memiliki makna tersendiri bagi warga Desa Adat Osing Kemiren, Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Kedatangan rombongan Mbak Puti, didampingi DPD PDI Perjuangan Jawa Timur Sonny T dan DPC PDI Perjuangan Banyuwangi I Made Cahyana Negara, serta perwakilan partai pendukung PKB, Gerindra, dan PKS, di rumah budaya osing pada Sabtu (27/01) lalu mengungkap cerita lain tentang sejarah yang turut serta mengiringi moment langka ini.
"Selamat Datang Mbak Puti Cucu Sang Proklamator," begitu bunyi spanduk yang melintang di gang menuju lokasi, Mbak Puti dan rombongan memilih makan siang, dengan suguhan adat dan budaya Desa Kemiren, Tumpeng Pecel Pitik, yang terbuat dari Ayam Panggang dan bumbu pedas kelapa merupakan masakan yang biasanya dibuat khusus untuk sebuah ritual, dan ini suguhan istimewa bagi warga Kemiren, dimana masakan ini biasanya dibuat untuk mereka yang memiliki hajat tertentu dihidangkan pada saat acara selametan.
ADVERTISEMENT
Cuaca cerah, di Rumah Budaya Osing Kemiren, sanggar milik Kang Pur membuat Mbak Puti cukup banyak tersenyum, ia disambut tari jejer gandrung sebelum akhirnya ia diberikan waktu untuk berorasi tentang Jawa Timur kedepan, dalam orasinya beliaupun teringat pesan Sang Kakek Bung Karno, bahwa desa adalah kekuatan negara, jika ingin kuat sebuah negara maka bangunlah desanya. Dengan kesederhanaan kalimat Mbak Puti menjelaskan bahwa kemajuan pembangunan negara harus diperkuat dari Desanya.
Obrolan gayeng terjadi saat penulis bertemu dengan salah satu warga Mbah Sae (81), beliaupun mengungkap ada sejarah erat antara Soekarno dengan Warga Adat Osing.
Kemiren ternyata adalah basis dimana Soekarno membangun gerakan, sebelum ia membuat partai di kemudian hari. Menurut penuturan Mbah Sae, ia melihat kedatangan Soekarno ke rumah salah satu warga, kunjungan yang sering oleh Soekarno dilakukan sebelum beliau menjabat sebagai Presiden. Warga tersebut adalah Mbah Sutrani, ia merupakan salah satu petani, yang pencetus ide dan gagasan tentang penguatan massa , ide ini muncul untuk menyiasati situasi penjajahan Jepang yang semakin menyengsarakan nasib marhaen.
ADVERTISEMENT
Menurut Mbah Sae ia sering melihat Soekarno berkunjung sore hari, dan ngobrol saat malam hingga pagi hari, lalu kemudian subuh berangkat melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Pertemuan mereka cukup rutin di tahun 1935 - 1940 -an ketika Soekarno muda melakukan perjalanan dari Bali ke Surabaya, dimana beliau singgah dirumah teman petaninya di Desa Kemiren untuk beristirahat.
"Dulu Soekarno sering saat masih muda datang ke Kemiren, bahkan ide menyatukan petani menjadi satu barisan tani terjadi di Kemiren, saya umur 10 tahun, bapak selalu bercerita mereka berdiskusi,"ujarnya.
Rumah Mbah Sutrani, berada di dusun timur, Desa Kemiren. Kini rumah yang dulunya sebagai basis gerakan ini dihuni oleh anak cucu beliau. Bung Karno pun turut berpesan bahwa, Jangan Sekali Sekali Melupakan Sejarah. (Slamet Kurniawan)
ADVERTISEMENT