Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Bagaimana Koperasi Mahasiswa Tetap Relevan dengan Zaman?
2 November 2021 16:47 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Wawan Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan memberikan dampak perubahan keterampilan dan pengetahuan yang mulai tidak relevan dengan zaman. Hal tersebut ditambah dengan disrupsi yang hadir. Ambil saja contoh bagaimana kemudian ojek pangkalan mulai ditinggalkan ketika ojek berbasis aplikasi mulai menjamur di Indonesia karena dianggap lebih relevan dan memudahkan.
ADVERTISEMENT
Koperasi Mahasiswa (KOPMA) sebagai laboratorium anak muda tentu perlu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman jika tidak ingin tertinggal. Tirulah Bapak Koperasi, Bung Hatta, dengan semangat belajarnya yang tinggi serta daya jelajah pikirnya yang visioner. Artinya Koperasi Mahasiswa perlu menjadi relevan dan adaptif.
Presiden Jokowi dalam Konferensi Forum Rektor Indonesia, 27 Juli 2021 menyampaikan pidato:
Sebelum membawa KOPMA berlayar ke "lautan digital", anak muda perlu menjadi relevan dengan zaman. Artinya kita perlu sadar bahwa untuk menciptakan sesuatu yang baru perlu menggunakan cara yang berbeda dibandingkan cara "masa lalu". Perspektif masa depan hadir beberapa tahun lagi harus digeser bahwa masa depan sudah hadir hari ini.
ADVERTISEMENT
Saya ikut mengurus KOPMA selama rentang 3. Selama itu pula saya mengurusnya dengan pendekatan "masa lalu" daripada menghadirkan "masa depan". Berikut beberapa cara bagaimana kemudian KOPMA tetap relevan dengan perkembangan zaman.
1. Menyadari Sunk Cost Trap dan Success Trap
Psikolog Hammond, Keeney dan Raiffa (2011) menyebut sunk cost trap sebagai biaya tenggelam. Perangkap yang dimaksud adalah ketika kita maupun organisasi membiarkan aset-aset yang tidak bergerak atau dalam konteks program kerja mengerjakan hal-hal yang itu saja karena warisan para senior. Padahal sebenarnya program tersebut bisa jadi sudah tidak menguntungkan tetapi tetap dijalankan dengan alasan sudah terlanjur direncanakan. Padahal, sebagai mahasiswa yang bergelar agent of change sudah seharusnya menciptakan 1001 cara agar menemukan alternatif yang lebih menguntungkan.
ADVERTISEMENT
Yang kedua adalah success trap atau perangkap kesuksesan. Hal ini biasanya terjadi karena merasa selalu berhasil menggunakan cara, metode dan pendekatan lama. Misalnya di KOPMA dalam proses perekrutan anggota selalu meraup jumlah banyak karena ada agent yang turun langsung door to door. Namun, dengan kondisi serba-berjarak masa kini, tentu pendekatannya harus lebih adaptif dan relevan. Misalnya memproduksi konten TikTok mulai dari membuat promosi yang sedang happening ala-ala Squid Game atau menggunakan sound yang sedang digemari seperti "langit bisakah kau turunkan…"
Jangan sampai kemudian KOPMA "memperkosa" anggota dengan melaksanakan sesuatu yang sudah ditinggalkan.
2. Willingness to Learn
Rhenald Kasali (2017) dalam bukunya berjudul The Great Shifting menyebut zaman sekarang sebagai abad informasi. Kita selalu dibanjiri informasi mulai dari menyapa pagi hingga berpisah dengan malam. Bahwa kemudian dengan hal tersebut tentu kita diberikan pilihan apakah ingin belajar atau melewatkannya, memilih informasi yang kaya akan gizi atau terperangkap dengan informasi yang hanya penuh sensasi tanpa esensi.
ADVERTISEMENT
KOPMA dalam hal ini perlu menciptakan semacam knowledge management agar pengurusnya mau belajar dan menyesuaikan wawasan perkoperasian yang lebih youthful agar diterima anak muda. Jangan sampai suguhan yang diberikan hanya berputar dilingkup yang itu-itu saja, carikan dan pelajari referensi-referensi bacaan koperasi yang relevan dengan perkembangan zaman.
Wildhansah (2021) menegaskan, "Koperasi yang eksis hari ini kebanyakan tidak berusaha menyegarkan semangatnya. Mereka menjadikan tradisi, kebiasaan, pengalaman masa lalu dan pola kerja lama sebagai obat generik untuk berbagai macam penyakit yang menjangkiti koperasi". Artinya, kita tidak mau belajar dengan pola dan metode baru yang lebih sesuai dengan zaman.
Kita harus mau belajar sepanjang waktu karena Steve Jobs pernah berkata "stay foolish, stay hungry".
ADVERTISEMENT
3. Istiqomah Berjejaring
Baru-baru ini disebutkan bahwa Communication & Collaboration termasuk dalam 21st Century Skills atau keterampilan abad 21. Keterampilan itu pula yang erat kaitannya dengan "berjejaring". Bagaimana kemudian kita dapat berjejaring dengan efektif dan berkelanjutan.
Mulailah dari sikap rendah hati. Caranya sederhana: ikuti webinar tokoh koperasi yang kekinian, berkirim pesan Instagram dengan KOPMA lain yang programnya lebih segar, berkoneksi dengan orang lain di LinkedIn, dan rajin membaca buku.
Berjejaring adalah bentuk pengakuan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang dan organisasi lain. Dengan pengakuan seperti itu justru kita dapat berkolaborasi dan menggabungkan sumber daya dengan KOPMA lain agar mampu menciptakan program dan terobosan yang lebih segar dan kekinian.
ADVERTISEMENT
Tidak sama halnya dengan mi instan, berjejaring ini butuh waktu bulan ke bulan hingga tahun ke tahun. Perlu meninggalkan sesuatu yang dikenang dan menjadi investasi bagi calon kolaborator seperti membangun silaturahmi yang menyenangkan, menanamkan attitude yang berkesan, serta menjadi pendengar yang baik nan solutif. Agar kemudian selaras dengan prinsip "usaha tidak akan mengkhianati hasil" dan "apa yang kita tanam itulah yang kita tuai".
Insan muda Hatta hari ini adalah pemegang masa depan koperasi Indonesia. Satu-satunya badan usaha berbasis ekonomi kerakyatan yang paling ramah dan sesuai dengan cita-cita bangsa. Mudah-mudahan kita adalah anak muda yang senantiasa "mengosongkan gelas" dan siap belajar. Kapan kesempatan untuk memajukan KOPMA itu datang?
Jawabannya: kesempatan akan datang kepada orang-orang yang siap. Karena keberhasilan adalah pertemuan antara kesempatan dan keberuntungan.
ADVERTISEMENT
Salam Pemuda Indonesia! Bravo Koperasi Mahasiswa!