Koperasi dan Anak Muda Indonesia

Wawan Prasetyo
Koordinator lembaga pelatihan di Yayasan Hasnur Centre. Guru Ekonomi di SMA Global Islamic Boarding School dan pegiat inkubator bisnis UMKM dan Koperasi di Wetland Box Incubator. Menulis di beberapa platform.
Konten dari Pengguna
6 November 2021 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wawan Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: https://unsplash.com/photos/bq31L0jQAjU?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: https://unsplash.com/photos/bq31L0jQAjU?utm_source=unsplash&utm_medium=referral&utm_content=creditShareLink
ADVERTISEMENT
Pasal 33 UUD 1945 tertulis bahwa koperasi adalah soko guru perekonomian dengan asas kebersamaan dan kekeluargaan. Koperasi merupakan gerakan ekonomi kerakyatan yang dianggap paling relevan dengan cita-cita bangsa. Cita-cita itu akan terwujud melalui semangat anak muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Indonesia berada dalam momentum bonus demografi mulai tahun 2030 hingga 2040 dengan komposisi penduduk usia produktif diprediksi mencapai 64% dari total proyeksi penduduk sebesar 297 juta jiwa (Bappenas). Momentum tersebut merupakan anugerah bagi anak muda untuk mengoptimalkan energinya menjadi lebih produktif dan kontributif.
Anak muda Indonesia punya jejak positif dalam mengubah sesuatu yang dianggap usang menjadi sebuah kebaruan. Tengoklah Gojek yang mengubah lanskap transportasi ojek pangkalan menjadi super app penyedia segala fasilitas layanan sehari-hari. Ada pula Binar Academy yang berhasil mendirikan sekolah coding pertama di Indonesia untuk "memproduksi" ahli teknologi Indonesia masa mendatang. Keduanya dibangun dan diprakarsai oleh anak muda.
Koperasi merupakan salah satu "benda usang" yang jarang disentuh oleh anak muda. Koperasi lekat dengan golongan orang yang sudah tua, usahanya sangat tradisional seperti simpan pinjam, produksi dan konsumsi. Ditambah lagi konotasi negatif koperasi yang kerap disamakan dengan investasi bodong.
ADVERTISEMENT
Koperasi yang dianggap "benda usang" tersebut akhirnya mendapat angin segar setelah pembentukan lembaga inovasi koperasi pertama di Indonesia, yaitu Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation. Kehadiran lembaga ini menjadi starting point munculnya ekosistem koperasi kreatif yang lebih relevan dengan zaman. Kemudian diiringi penggagasan InnoCircle Initiative di Purwokerto dan Siger Innovation Hub di Lampung sebagai inkubator bisnis bagi pelaku koperasi maupun ekonomi kreatif.
Hidup di abundance era membuka akses kepada sumber daya pengetahuan dan jejaring yang hampir tidak terbatas. Akses yang dulunya dianggap sukar dijangkau, hari ini justru berada dalam genggaman tangan kita. Anak muda punya aksesibilitas untuk memulai proses pendekatan dengan model koperasi kekinian. Hal tersebut dapat dimulai dengan memperkaya pengetahuan yang hari ini sudah tersedia di berbagai website penyedia pengetahuan perkoperasian yang segar dan kekinian.
ADVERTISEMENT
Model koperasi yang ditawarkan hari ini untuk anak muda adalah Startup Coop dan Platform Coop. Model tersebut diyakini sesuai karakteristik anak muda dengan tetap mempertahankan nilai dan prinsip koperasi. Kementerian Koperasi dan UKM memberikan dukungan berupa kemudahan mendirikan koperasi yang awalnya minimal berjumlah 20 orang menjadi hanya 9 orang. Sehingga hal tersebut memberikan keleluasaan bagi anak dengan struktur pengelolaan yang lebih ramping.
Ekosistem koperasi mulai hidup dan didukung untuk terus berkelanjutan oleh pemangku kebijakan, lembaga inovasi koperasi, praktisi koperasi hingga akademisi. Startup Coop dan Platform Coop mulai bermunculan di Kota Jakarta, Bandung, Lampung, Tuban, hingga Banjarmasin.
Ekosistem tersebut harus terus "dibuahi" agar terciptanya embrio-embrio koperasi kreatif. Tentu kerja sama dan kolaborasi berbagai pihak menjadi kunci sebagaimana semangat Bung Hatta (1971) dalam bukunya yang mengemukakan bahwa koperasi adalah satu-satunya organisasi ekonomi yang dapat berhasil meletakkan sendi yang kuat untuk membangun ekonomi bangsa.
ADVERTISEMENT
Energi dan keberanian adalah bahan bakar utama untuk memulai perjalanan panjang. Pada tangan-tangan anak muda mengalir harapan dan energi untuk menciptakan berbagai kebaruan dan kemajuan.
Anak muda Indonesia dan koperasi adalah perpaduan solid untuk menyukseskan bonus demografi. Tidak perlu menunggu masa depan hadir di depan mata karena cara terbaik untuk memprediksinya adalah dengan cara menciptakannya.
Anak muda yang notabene merupakan generasi paling dekat dengan teknologi harus memadukannya dengan koperasi agar menghidupkan kembali cita-cita ekonomi kerakyatan yang dinamis dan relevan. Jangan sampai koperasi seperti Asgard dalam film The Avengers. Tinggal nama dan kenangan.
Anak muda Indonesia, berkoperasilah!