Konten dari Pengguna

Membangun Daya Inovasi Anggota Koperasi Mahasiswa

Wawan Prasetyo
Koordinator lembaga pelatihan di Yayasan Hasnur Centre. Guru Ekonomi di SMA Global Islamic Boarding School dan pegiat inkubator bisnis UMKM dan Koperasi di Wetland Box Incubator. Menulis di beberapa platform.
5 Januari 2022 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wawan Prasetyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Koperasi mahasiswa (KOPMA) hidup di tengah-tengah pesatnya pembangunan ekosistem zaman. Arus digitalisasi yang mengalir di berbagai tempat, tuntutan memproduksi inovasi secara massal hingga dorongan untuk selalu mengikuti arah angin yang sering berubah haluan. Daya inovasi anggota KOPMA merupakan syarat untuk turut meramaikan kemajuan zaman.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kemudian KOPMA tetap lestari dan relevan dengan zaman. Kuncinya adalah daya inovasi anggota.
Photo by Javid Naderi on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Javid Naderi on Unsplash
Innovator koperasi Indonesia, Firdaus Putra menyampaikan bahwa inovasi akan lestari ketika ada innovator. Innovator yang dimaksud adalah anggota-anggota KOPMA yang notabene generasi paling dekat dan melek dengan kemajuan teknologi. Generasi ini pula yang dianggap paling cepat belajar ketika ada hal-hal yang bersifat kebaruan.
Bagaimana KOPMA membangun daya inovasi anggotanya?
Pengurus sebagai penyedia layanan KOPMA perlu memberikan wadah bagi anggotanya untuk merefleksikan kembali definisi-definisi koperasi yang relevan dengan zaman mulai dari:
ADVERTISEMENT
Sebuah klub sepakbola dalam mencapai kesuksesannya dimulai dari keharmonisan ruang ganti pemain, efektivitas manajemen hingga kerja keras staf pelatih dan pemain. KOPMA juga perlu menjaga kedalaman dalam rangka meraih kemenangan-kemenangan di tiap tujuan jangka pendek dan jangka panjangnya. Perlu adanya figur yang bersahabat dengan para anggota, karyawan dan pengurus dalam rangka menjaga kekeluargaan. Selain itu tentu diperlukan figur-figur yang berperan sebagai agen yang konsisten berjejaring membangun relasi dan koneksi.
Setiap anggota memiliki cara pandang yang berbeda, sehingga perlu "menjodohkan" persepsi satu sama lain. Mengubah situasi dimulai dari mengubah diri sendiri, sebagaimana Pygmalion Effect yang merupakan teori pikiran menjadi kenyataan. Formulanya adalah persepsi mempengaruhi cara kita memandang dan cara kita memandang mempengaruhi cara kita berperilaku. Kesamaan persepsi terhadap visi dapat mempengaruhi perilaku kita dalam upaya memajukan KOPMA.
ADVERTISEMENT
Kebaruan tidak akan tercipta tanpa adanya riset dan upaya memproduksi pengetahuan. Sehingga penting untuk kemudian menciptakan wadah yang ideal bagi anggota untuk membudayakan inovasi dan memberikan nilai lebih bagi mereka yang memikirkan pentingnya kebaruan dalam organisasi.
Empat langkah tersebut tidak menjadi masalah jika dilakukan secara acak. Mulailah dari hal yang paling memungkinkan.
Stephen R. Covey dalam bukunya menerangkan bahwa karakter maupun kepribadian sebagai fondasi kesuksesan. Kesuksesan merupakan fungsi kepribadian yang digambarkan melalui perilaku dan keterampilan.
Daya inovasi akan tercipta ketika setiap anggota memiliki perilaku dan keterampilan yang berorientasi pada kesuksesan organisasi. Semoga KOPMA mampu menjadi ekosistem yang tetap hidup dan relevan di zaman yang serba cepat.
ADVERTISEMENT